PART I (BAG.3)

8.2K 375 0
                                    

@Yogyakarta, Indonesia

"Nanti Abang jemput ya Dek!" kata Iel sebelum Ify membuka pintu mobilnya. Sedangkan Ify hanya mengangguk pelan.

"Selamat pagi Kak Iel!" sapa 2 orang gadis yang tiba-tiba sudah berdiri disamping jendela mobil Iel. Iel mengalihkan pandangannya pada kedua gadis itu lalu tersenyum hangat.

"Selamat pagi Via dan Shilla!" jawab Iel masih dengan senyum hangatntya. Ify yang sudah ada diluar dan kini berdiri disamping Via mengernyit heran melihat Kakaknya, tapi tak mau memikirkannya dia segera melangkah masuk kedalam Restoran yang masih sepi karena memang baru akan buka jam 9 nanti. Iel yang menyadari adiknya sudah masuk kedalam tanpa mengucapkan selamat jalan padanya hanya tersenyum lirih tapi tipis sehingga dua gadis yang masih memperhatikannya tak melihatnya. Lalu kembali mengalihkan pandangannya pada dua gadis yang masih tersenyum menatapnya.

"Kalo gitu Kakak duluan ya! Ada pekerjaan menunggu dikantor." Pamit Iel pada dua gadis cantik itu. Gabriel Alifyko Umari, seorang Pengacara Muda yang hebat. Banyak kasus yang sudah dia selesaikan dengan sukses. Mulai dari kasus yang ringan seperti perceraian sampai kasus besar seperti pembunuhan dan korupsi. Selain itu juga dia bekerja sebagai Tim Kuasa Hukum untuk Umari Corp, perusahaan keluarganya yang kini dipegang oleh Ayahnya yang berpusat di UK, lalu Haling Corp cabang Indonesia, perusahaan milik Rio sahabatnya, dan juga Sindunata Hospital, Rumah Sakit milik Alvin sahabatnya.

"Hati-hati Kak!" ucap Via dan Shilla bersamaan membuat Iel terkekeh pelan. Menyadari mereka menucapkan kata yang sama membuat Via dan Shilla saling pandang lalu terkekeh menertawakan kekonyolan mereka.

"Kalo gitu titip Ify ya! Tolong bantu dia kalo dia butuh bantuan!" kata Iel.

"Siap Kak!" jawab Via cepat sambil posisi hormat.

"Iya Kak. Kita pasti jagain Ify! Kakak tenang ajha!" kata Shilla tak kalah bersemangat membuat Iel mau tak mau tersenyum, dia sangat bersyukur karena adiknya memiliki sahabat-sahabat yang baik dan setia.

_____

"Fy" panggil Shilla sambil menghampiri Ify yang sedang mengecek persediaan dapur.

"Hm" jawab Ify tanpa mengalihkan fokusnya pada list paper yang dipegangnya dan bahan makanan yang ada dikulkas.

"Siang ini gue ada pemotretan buat majalah fashion Fy" kata Shilla pelan menatap Ify dengan was-was menantikan jawaban yang akan diberikan oleh gadis cantik itu. Ify sama sekali tak bergeming.

"Terserah lo!" kata Ify singkat sambil masih terus fokus pada pekerjaannya.

"Via juga ada meeting sama model-model buat acara Fashion shownya bulan depan." Kata Shilla masih memandang Ify dengan tatapan yang menyiratkan kekhawatiran. Shilla dan Via memang memiliki kesibukan lain selain mengurusi Restoran. Sebenarnya Restoran ini adalah milik Ify, sedangkan Via dan Shilla ikut membantu karena memang pekerjaan mereka tidak terikat waktu, sekaligus untuk menjaga Ify, sahabat yang sangat mereka sayangi. Ify memang memiliki minat yang besar terhadap kuliner, dan dia juga hobi memasak, meskipun di Restoran dia memiliki Chef Adrian yang bertugas menghandle dapur dan memasak namun tak jarang Ify ikut turun ke dapur atau sekedar memberikan ide menu special yang selalu berubah setiap hari. Sebenarnya Ify ingin bermain piano dan bernyanyi, namun dia tak punya cukup keberanian untuk melakukan dua pekerjaan itu. Itu sebabnya Ify memilih untuk membuka Restoran ini.

"Kalo gitu pergi ajha!" kata Ify tanpa mengalihkan pandangannya pada Shilla. Shilla menatap ragu Ify.

"Lo nggak papa kita tinggal sendiri?" tanya Shilla yang masih tak yakin dengan jawaban Ify.

"Kan adha Kak Adrian, ada karyawan yang lain juga." Jawab Ify masih tanpa menatap Shilla dan fokus pada pekerjaannya.

"Tapi Fy...." ucap Shilla yang langsung dipotong oleh Ify yang kini menatapnya dengan tatapan sayunya.

"Please Shil! Gue bisa! Percaya sama gue! Okk!!" kata Ify pelan namun tegas. Shilla masih mengamati Ify berusaha meyakinkan dirinya. Bukan apa-apa, hanya saja dia memang tak ingin meninggalkan sahabat ini sendirian. Dia takut sahabatnya ini akan melakukan hal-hal yang tak terduga kalau ditinggal sendirian, apalagi kata orang-orang yang bekerja dengan makanan dapur itu udah kayak medan perang. Benda-benda tajam yang kapanpun bisa melukai kalian tersebar disetiap sudut. Shilla menggelengkan kuat kepalanya berusaha mengusir pikiran-pikiran aneh tentang Ify. ify mengernyit heran melihat Shilla yang tiba-tiba menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memejamkan mata. Dia yakin pasti sahabatnya sedang berpikir yang bukan-bukan.

"Udah lo pergi ajha! Nggak usah khawatir! Gue nggak sebodoh itu buat bunuh diri!" kata ify membuyarkan kegiatan Shilla. Shilla langsung membuka matanya kaget dan memandang Ify dengan tatapan tak percaya bahwa Ify bisa tahu apa yang sedang dipikirkannya. Apa Ify memiliki indera keenam? Seperti itulah isi kepala Shilla kini.

"Kok lo tau yang gue pikirin sih Fy?" tanya Shilla heran.

"Ekspresi muka lo gampang ditebak!" kata Ify yang kini kembali hanyut dalam pekerjaannya. Shilla mendengus kesal karena kembali diacuhkan oleh Ify.

_____

LOVE GREET Seri 1 : When Love Say Hello #W.L.S.HWhere stories live. Discover now