Interview

2.9K 143 2
                                    

Pukul 8 am.
"Lantai tujuuuhhh.. Ke ruang meeting sekaraaaang. Big Boooossss" teriak Nae.
"Big Boss?" Ucap Jan.
Nae mengangguk. Mereka semua merapihkan meja.
"Bawa catatan!" Ucap Nae.
Setelah siap, mereka naik lift ke ruang meeting.
"Apaan? Mendadak gini?" Ucap Darin
"Lo mau nikah, Ne?" Ucap Aom
Nae menggeleng "gw juga gatau, lagi maen game, beliau telepon lantai 7 ke ruang meeting. Beliau udah disana" ucap Nae.
"Perasaan gw ga enak" ucap Nut
"Asma lo kambuh kali" ucap Aom asal.
Nae memukul lengan Aom.
"Bukan karna chat kita kemaren kan? Kok gw serem ya" Ucap Bossui.
"Sereman muka lo" ucap Nae.
"Sereman percintaan lo sih, Ne" ucap Aom.
Semua tertawa tapi ga dengan Nae. Ia menarik Aom hendak mencium pipinya. "Ampun, Ne.. Ampun.." *ting* "sampe jugaaa" ucap Aom lari dari kejaran Nae.
Mereka merapihkan diri begitu sampai di depan pintu ruang meeting.

"Maaf, Bu kami terlambat" ucap Nae.
Saat masuk ruang meeting, Mamah Nae merupakan Ibu Negara. Mereka memanggil Ibu sebagai bentuk hormat ke atasan.
"Silahkan duduk" ucap Mamah.
"Di depan kalian, sudah ada berkas. Silahkan dibuka" ucap Mamah.
Mereka membuka berkas masing-masing. Membacanya seksama dan mengangguk.

"Seperti yang kalian lihat. Kalian tinggal melakukan di tempat yang sudah ditentukan. Silahkan improvisasi, jangan berlebihan. Soal pekerjaan kalian, sudah Ibu handle. Baik. Rapat selesai. Ada pertanyaan?" ucap Mamah.
Semua menggeleng.
"Bagus. Mamah percaya kalian bisa. Semangat!" ucap Mamah.

"Gilak! Mamah bener-bener ga bisa ditebak" ucap Darin.
"Gw yakin, yang disebut handle adalah menutup lantai kita. Cuma dispensasi bukan dibantu kerjain" ucap Nae.
"Seperti biasa" ucap Nut.
"Pekerjaan baru yaa.. Lo udah punya pacar baru, Ne?" ucap Aom.
"Astagaaaa.. Adaaaa aja lo ini" ucap Jan tertawa.
Mereka semua tertawa.
"Kok lo diem aja?" ucap Nae ke Bossui. "Gw butuh toilet" *ting* "duluaaaannn" ucap Bossui lari ke toilet. "😒😒😒😒" dan mereka berlalu mengerjakan perintah sesuai isi berkas dari Big Boss.

Di lain tempat.
"Batz" panggil HRD.
"Ya, saya" ucap Batz.
"silahkan ke lantai 5, di depan lift, langsung masuk" ucap HRD.
"Baik. Terima kasih" ucap Batz sambil melihat name tag "HRD? Kok gw bukan interview sama dia?" batin Batz.
Ia mengikuti pentunjuk. Lalu mengetuk pintu.
"Permisi" ucap Batz.
"Silahkan masuk" ucap seseorang tersenyum ramah.
"Silahkan duduk. Dan perkenalkan dirimu" ucap orang itu lagi.
Batz mulai mempresentasikan dirinya. Dan menjawab beberapa pertanyaan dasar interview.
"Baiklah. Sekarang, ceritakan keluargamu" ucap orang itu.
Batz bercerita dengan lancar tanpa ada yang ditutupi. Interview tersebut berjalan sangat santai. Orang tersebut seperti mengajak Batz berbincang dan curhat bukan seperti interview kerja pada umumnya. Batz juga semakin mengalir mengikuti jalannya interview tersebut. Bahkan saat orang tersebut bercerita, Batz tidak segan untuk bertanya. Setelah dua jam kurang, interview selesai.
"Senang bertemu denganmu. Kamu orang yang menyenangkan. Selalu sukses buat kamu. Keputusannya bisa kamu cek di web kami nanti malam. Kalau kamu diterima, besok kamu kesini lagi, ada interview lanjutan. Kalau tidak, kami mohon maaf. Mungkin bukan disini tempatmu" ucap orang itu.
"Baiklah. Saya mengerti. Terima kasih. Senang bertemu dengan, Anda. Interview tadi sangat menyenangkan" ucap Batz tersenyum ramag, berjabat tangan dan mengangguk sopan.
"Sama-sama. Hati-hati dijalan" ucap orang itu mengangguk dan tersenyum.

Batz melihat ke arah jam. "Hah?? Hampir dua jam? Interview apaan itu? Tapi kenapa ga kerasa ya? Karna beliau orang yang menyenangkan" ucap Batz lalu pulang.

Save My Love!Where stories live. Discover now