X: Last Time

91 13 0
                                    

Kau lebih dari indah

Dan melihatmu dari jauh

Sudah lebih dari cukup



Aku membaca satu persatu kata-kata yang tertulis di sana. Tak pernah aku sangka bahwa Cameron adalah seorang laki-laki yang puitis. Yang aku tahu ia adalah anak dingin yang tak peduli dengan dunia. Namun nyatanya beda. Ia romantis.

Untukmu yang selalu diam di seberang sana. Aku merindu. Aku memicingkan mataku. Lalu membalikkan kertasnya. 'RACHEL HILLS' tertulis jelas dengan tinta berwarna biru. Aku segera meletakkan semuanya di laci yang berada di kamarnya. Padahal aku senang membaca-baca tulisan indah miliknya. Namun ketika aku membaca nama itu, semuanya langsung jadi hambar. Tak ada lagi keinginan untuk menguak lebih dalam atas tulisan-tulisan puitisnya.

x x x

Aku mengemasi barang-barangku tepat sebelum Cameron datang ke kamarku dengan senyum yang paling lebar yang pernah aku lihat darinya. Ia cekikikan dan langsung merebahkan dirinya di kasur yang baru saja aku bereskan. "Kenapa kau?" Tanyaku. Ia menatapku dalam, masih dengan senyumnya--yang tak bisa aku pungkiri--amat manis hingga membuat hatiku rasanya mau meleleh. "Aku senang sekali, Jas! Sangat senang!" Ia teriak kegirangan sembari berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil.

"Hey! Hey! Tenang, Cam! Kasur itu baru aku bereskan!" Aku mencoba membuatnya diam. Namun itu rasanya sia-sia saja.

"Jasmine, aku adalah orang paling bahagia di dunia ini!" Serunya sembari tertawa kembali. Aku tersenyum kecil. Melihatnya tersenyum manis seperti itu membuatku senang. "Kenapa, Cam? Kau bercinta dengan Rachel?" Tanyaku sarkas.

Ia langsung bungkam. Bahkan membuatku sedikit tersontak dengan mimik wajahnya yang langsung berubah begitu saja. "Ada apa, Cam?" Aku sedikit tak nyaman karena ia menatapku tajam.

"Kenapa kau, Jasmine?"

Aku terpaku. Kenapa aku? "Aku?"

Ia berdiri sembari menghempaskan tas berisi baju-bajuku ke lantai. "Aku kira kau sahabat, yang akan mendengarkan cerita-ceritaku. Ternyata tidak. Enyahlah! Aku membencimu." Cam segera meninggalkan kamarnya lengkap dengan bantingan keras di pintunya. Aku terdiam, tak bisa berkutik.

Satu yang ku sadari, ponsel Cam yang tertinggal di kasur. Aku melihatnya.

Cameron Dallas on Vine: 3k followers?

Aku terdiam lagi. Vine? Bukankah itu sosial media yang sedang ngetrend sekarang? Dan.. dan, Cam? Ia punya banyak pengikut di sana? Ada apa sebenarnya?

Cam tiba-tiba masuk lagi ke kamar. "Kembalikan ponselku." Katanya. Aku berbalik, ia diam di daun pintu tanpa masuk ke kamar.

"Cam, kau.. kau terkenal?"

Ia memutar bola matanya. "Cepat kembalikan!" Kini ia melangkah mendekatiku yang sedang duduk di tepi kasur. "Tidak, Cam! Kau tidak pernah bilang padaku bahwa kau jadi terkenal!" Seruku. "Apa pedulimu, Jasmine? Aku benci kau!" Dengan cepat ia merebut ponselnya yang ada di tanganku dan kemudian pergi tanpa bilang apa-apa.

Dan, itu terakhir kalinya aku berbicara dengan Cam.


x x x

Hey fellas maaf ya short chappy.. gue bakal bikin chapter selanjutnya menjadi mencengangkan:3

love you fellas


QOTD: Apa makanan kesukaan kalian?

Me: Ayam goreng pls pls pls


x ara x

Tear In My Heart // cameron dallasWhere stories live. Discover now