I: The Day I First Met You

596 37 10
                                    

Jasmine's PoV

Hey guys! Greetings, namaku Jasmine van den Bogearde, such a long name, just call me Jas by the way. So, ya, ini tahun 2011 dan aku akan menceritakan cerita 3 tahun yang lalu. Mengapa? Karena hal yang menyenangkan, dimulai dari 3 tahun yang lalu..

I was just a girl, 14 years old ordinary girl. I live in Chino hills, CA. With my Dad, oh, information, my Mother just passed away 4 years ago because she fought for a cancer, sad story, and I will not retelling it again.

Chino Hills, daerah paling terkenal di CA aku rasa, setelah L.A. dan Beverly Hills. Aku lahir di London, but, saat umurku 10, Dad membawa aku, Mom dan Kakakku (yang kini tinggal dengan ayah tirinya) ke California. Such a big difference, but, yes I love California!

Rasanya satu Amerika dirangkum di California. Semua bisa kau dapatkan di California. Suasana di Chino Hills hampir sama dengan di London, namun lebih sedikit orang dan bangunan kantor. Intinya, aku merasa sangat beruntung tinggal di sini, karena di London, aku tidak punya kehidupan. Oh, just forget about my life in London.

Biar ku beritahu bagaimana wujudku di dunia nyata. Aku memiliki rambut cokelat amber, mata hijau pekat (lebih sering menggunakan kontak lensa), berkulit sangat putih (bahkan banyak orang yang memanggilku mayat hidup), dan tidak populer. Aku tidak terlalu suka orang-orang yang berbicara, kerjaanku hanya main piano, baca buku, membantu Ayah di bengkel, dan hanya itu. Karena di Chino pun banyak orang yang tak aku sukai, satu-satunya orang, yaitu kakakku, tinggal dengan Mom (sebelum ia meninggal) dan Suami keduanya di..entah dimana. Maksudku, ya, aku tak tahu dimana kakakku tinggal sekarang. Nevermind.

×××××

Pagi ini cukup cerah untuk bermain layangan sendirian di atap rumahku. Namun banyak keganjilan yang aku temui pagi ini. Pertama, Dad tidak pergi ke bengkel. Dan kedua, rumah di depan rumahku, yang pasalnya 'di jual', sudah ramai oleh orang-orang yang bahkan aku tak mengenalinya. Aku hanya mengeker dari atap rumahku.

Siapa mereka? Sangat asing.

Oh! Mengejutkan! Ternyata, Dad juga ada di sana! Dad terlihat menyambut mereka dengan hangat.

Dua orang wanita, dan.. Satu anak laki-laki seumuranku. Aku memperhatikan wajah anak laki-laki itu, siapa tau aku mengenalinya. Dan, bang! Ia melihat ke arahku. Aku sontak langsung melepaskan layanganku dan turun ke bawah. Jangan sampai ia melihatku terus menerus. Aku tak suka diperhatikan.

"Dad! Dad!" Aku setengah berteriak, ku kira suaraku cukup terdengar sampai luar, karena Dad langsung berpamitan dengan keluarga asing itu. Dad berjalan tergopoh ke arahku. "Ada apa, Jas?" Tanyanya dengan sedikit senyum terulas di bibirnya.

"Who are they?" Tanyaku.

Dad tertawa kecil. "Mereka keluarga Dallas, dari Colorado, mereka baru saja pindah ke sini." Jawab Dad detail. Aku mengangguk pelan.

"Kau sebaiknya mengunjungi mereka, Nyonya Dallas punya anak laki-laki seumuran kau." Lanjut Dad. "Really?" Tanyaku. Dad menjawabnya dengan anggukan mantap. "Oke, aku akan berjalan-jalan." Kataku yakin.

"Eh, eh, eh, you better not!" Kecam Dad. Aku langsung menatap Dad kebingungan. "Mereka akan makan siang di sini, dengan kita. Satu jam lagi mereka sampai." Lanjut Dad.

What? Have Grandma and Granpa teach Dad to not get too close with a stranger?! He must be insane!

"Dad! Mereka itu orang asing! Kau tak boleh langsung mengajak mereka makan siang di sini!" Kecamku. Dad mendeham. "Gina Dallas adalah teman satu kuliahku di UCLA, tau? Sudah, berdandanlah. Biar Dad yang menyiapkan makan siangnya." Kata Dad yang sedikit membuatku bingung.

Tear In My Heart // cameron dallasWo Geschichten leben. Entdecke jetzt