7:36

4.9K 642 33
                                    

Jimin


" Ini ke rumah Chae? " aku menyoalnya dengan mulut yang sedikit ternganga. Halaman rumahnya dipenuhi dengan tumbuh-tumbuhan hijau yang cantik dan menyejukkan kawasan rumah tersebut.

Jaehee mengangguk. " Jom lah mas--- " aku menggelengkan kepala sebelum dia sempat menghabiskan ayat.

" Chim kena balik. Nanti ibu dengan ayah risau pula. Lain kali je Chim singgah rumah Chae. " aku menggosok kepalanya. Risau jika dia terkecil hati kerana aku menolak.

" Eung. " jawab Jaehee sambil tersenyum. Cair k hati aku. " Chim balik dulu tau? Jaga diri. " ucapku lalu melambai ke arahnya.

Aku ingin berjalan pergi tetapi Jaehee masih tidak melepaskan tangan aku. Aku menoleh ke belakang dan memandangnya dengan pandangan kenapa?

Jaehee berlari anak untuk mendapatkan aku yang tidak jauh darinya. Dia menjongketkan sedikit kakinya dan mendekatkan bibirnya ditelinga.

" Hargai peluang yang aku bagi, tau? "

Chup!!

Jaehee mencium bibir aku sekilas dan terus berlari masuk ke dalam rumah.

Wajah aku terus merona merah.

D-dia balas cinta aku?...

IYAY!!!!!!!! 🐒🎉🎉🎉

Jaehee

Aku berlari masuk ke dalam rumah dan segera menutup rapat pintu rumah. Dada aku berdegup kencang. Jari-jemari aku menyentuh bibir.

A...aku kissed dia.... ヽ(✿>////////<)ノ

Fuh. Dear jantung, sila bertenang.

Aku mengangkat muka aku memandang hadapan. Riak wajahku terus bertukar tegang.

Papa, perampas dan anak dia. Aku berdecit halus. Mereka memandang aku dengan pandangan yang inginkan penjelasan.

Aku menggulingkan mata aku dan berjalan menaiki anak tangga. Namun langkah aku terhenti apabila lengan aku dipegang seseorang.

Aku menoleh ke arahnya dan terus merentap tangan aku. Terasa jijik bila tangan Im Junhyeok menyentuh tangan aku.

" Apa yang kau nak? " soalku dengan nada suara mendatar.

Junhyeok mengeluh kecil. " Ke mana Jae pergi sampai balik lewat? Oppa tunggu Jae lama dekat sekolah. Tapi Jae langsung tak keluar. Mana motor Jae? Jae keluar dengan siapa? " soalnya dengan nada risau.

" Bukan urusan kau. " jawabku ringkas tanpa memandang wajahnya. Aku benci. Terlampau benci!

" Bukan urusan oppa? Jaehee ni adik opp--- "

" Adik? " aku memotong kata-katanya dan merenung matanya dengan tajam.

Aku tertawa sinis. " Adik apa yang kau maksudkan ni? Aku, Park Jaehee. Seorang anak tunggal! Dan kau, Im Junhyeok. Anak perempuan yang rampas papa aku dari mendiang mama aku! Nak pandang muka kau pun aku jijik apatah lagi mengaku yang kau tu aba--- "

PAKK!!

Kepala aku terteleng ke kiri akibat ditampar. Sakit. Pedih. Tapi lagi sakit hati aku sebab yang tampar aku tu, papa aku sendiri!

Aku tersenyum sinis. Bibir aku yang berdarah akibat tamparan itu aku sentuh. " Nice shot, pa. " ucapku pada papa dengan senyuman yang penuh benci.

" Tapi lagi sakit mendiang mama waktu papa pukul dia semata-mata nak pertahankan perempuan murah ni!! " aku menghamburkan kata-kata pada papa.

Aku mengetap gigi. Menahan airmata aku dari tertumpah. Tak ada guna menangis disebabkan dia.

" Kau!!!--- "

" Abang jangan! Anak kita tu! " jerit perampas itu, Kang Myunji. Dia berlari anak ke arah Papa dan menghalang papa dari terus menampar aku.

" Pa tenang. B-bukan salah Jaehee. Salah Junhyeok. Jae, pergi naik atas. " Junhyeok menolak aku pergi menaiki tangga.

Papa menikam anak mata aku dengan pandangan tajamnya.

" Pa, I just want you to know that my hate for you is more deeper than my love. " aku terus menaiki tangga dan masuk ke dalam bilik dengan perasaan yang bercampur baur.

Aku mencampak beg sekolah aku dan terus merebahkan diri aku diatas katil. Satu perasaan yang aku benci kini datang bertamu lagi.

Uljima. Kau kuat, Park Jaehee.

Menangis tu hanya akan melemahkan semangat kau.

Aku memeluk lutut aku dalam posisi berbaring. Aku memejamkan mataku.

[C] Chat » Park Jimin «Where stories live. Discover now