9. Kembalinya masa lalu

10.3K 420 10
                                    

Gitta keluar dengan menyeret koper berwarna merahnya dan Ia masih menangis atas kejadian tadi .

Gitta pov :

Kata kata yang terucap dari mulut Dika masih terbayang . Apa benar ia sudah benar benar melupakan ku ? , apa benar ia sudah tidak mempunyai perasaan lagi padaku ? .

Aku berjalan menuju lobby dan keluar dari apartement tersebut , tiba tiba aku melihat secercah cahaya , sepertinya sebentar lagi aku akan mati, entah kenapa tiba-tiba tubuhku melayang dan terhempas begitu saja di aspal. Aku tersenyum ketika melihat malaikat maut yang menghampiriku, bodohnya dalam kondisi seperti ini aku hanya mengatakan "Malaikat ganteng" gumamku dan dalam sekejap pandanganku menjadi kabur dan lama lama menjadi gelap .

Prov Al

Dengan terburu-buru aku bergegas menuju apartement Dika karena ada urusan yang sangat penting , aku harus segera membicarakan hal ini padanya . Aku menancapkan Gas ku ke arah apartement Dika ,setiba di area parkiran , tiba tiba ada seseorang melintas didepan mobilku begitu saja.

Aku langsung menginjakkan rem dan sesaat seorang wanita melayang diudara dan terhempas ketanah begitu saja, tanpa pikir panjang lagi aku bergegas menghampiri wanita yang sudah berlumuran darah itu.

"Mbak mbak! " panggilku kepada perempuan itu

"Malaikat ganteng" gumamnya lalu ia tidak sadarkan diri begitu saja.

Dibantu dengan satpam dan beberapa orang asing lainnya yang juga menolongku untuk menggendong wanita asing yang tidak sengaja kutabrak dan memasukkan kopernya kedalam mobilku.

Mau tidak mau kubatalkan niat ku untuk menemui Dika , kenapa aku harus mendapatkan musibah ya Allah ? Gerutu Al didalam hati .

####

Dika masih terdiam, April melihat raut muka Dika yang masih terlihat sedih .

"Kamu masak apa sayang ? " ia berusaha tersenyum menyakinkan bahwa ia tidak papa .

April masih memikirkan sesuatu didalam lamunanya.

"Sayang ? " ucapnya yang membuyarkan lamunanku .

"Ehh iya" ucapku ragu .

"Kamu masak apa sayang ? " tanya Dika mengulangi pertanyaan kembali.

"Oh ini masak sup jagung" jawab ku.

Setelah menghidangkan makanan di meja makan , kami pun makan tanpa ada yang memulai percakapan .

"Dik" April membuka percakapan.

"Iya" ucapnya tanpa menoleh kearah April dan masih sibuk menguyah makanannya itu.

"cewek tadi siapa ?" tanyaku dengan ragu.

Dika seketika tersedak dan langsung meminum segelas air putih disampingnya .

"cewek tadi itu ....."
Ia diam sejenak dan tidak melanjutkan omongannya .

"Kalau kamu belum mau ceritain siapa dia gak papa kok" aku berusaha tersenyum .

"Namanya Gitta , Gitta pernah menjadi orang yang sangat berarti dalam hidupku sampai suatu saat ia menghancurkannya , dengan sebuah alasan yang membuat hidupku berantakan" jelasnya.

Dika tiba tiba berdiri dan berjalan ke arahku , ia menggeser kursiku dan sekarang ia sedang berjongkok di hadapanku tanpa kusadari ia memegang tanganku .

"Gitta adalah orang yang sangat membuatku berarti , ia memberiku harapan , Harapan itu adalah sebuah kata bernama Cinta , sampai ia menghancurkan sebuah kata bernama Cinta . saat kelulusan SMA , ia memutuskanku , ia bilang padaku ,

aku telah melalukan kesalahan besar padamu , seharusnya aku sanggup untuk tidak bersamamu , dan seharusnya aku tidak memberimu Harapan yang kamu sebut dengan kata Cinta , aku sudah memutuskan siapa yang terbaik buat masa depanku , jika kita terus bersama itu akan MENJADI BURUK UNTUK MASA DEPANKU , aku memilih Kevin, ia adalah masa depan terbaikku .

Saat itu adalah puncak dari malam prom kelulusan SMA , saat itu aku berniat untuk meneruskan hubungan kami ke jenjang yang lebih baik , aku ingin melamarnya, aku sudah menyiapkan semua termasuk cincin , tetapi semua sudah terlambat , ia sudah memutuskan untuk meninggalkanku, ia lebih memilih Kevin dan meneruskan kuliahnya di Amerika bersama Kevin, Kevin dan Gitta ternyata mereka sudah bertunangan dan akan segera menikah di Amerika, tentu saja saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa karna yang menjodohkan mereka adalah orang tua Gitta sendiri, dan aku bukanlah siapa-siapa bagi mereka. Semenjak Gitta meninggalkanku , aku sering memimpikan kehadirannya , aku menjadi frustasi memikirkannya sepanjang hari , aku sengaja meminum obat penenang agar aku bisa tidur tanpa harus memikirkannya , tapi saat aku bertemu denganmu, akutidak lagi memikirkannya . "

April terdiam mendengar penjelasan Dika , pantas saja Dika sangat terluka saat melihat kehadiran Gitta , Gitta adalah masa lalunya yang menyakitkan.

"Kamu sudah tau kan siapa Dia ? " ucap Dika yang berusaha menahan kesedihannya dan berusaha untuk tersenyum .

April mengangguk pelan .

"Kita kerumah mama , sama Dhella ya , aku kangen sama mereka , oh ya dan jangan lupa bawa dress putih kemarin ya " ucap Dika lalu ia berdiri.

"kita mau ngapain ? " tanyaku .

"udah kamu beres beres dulu ya , aku mau mandi dulu , habis itu kamu mandi juga , oh ya apa mau mandi bareng nih " Dika mengeluarkan senyuman liciknya itu.

"Ihh kamu ini , aku bisa mandi sendiri tau !!!" Ucapku dengan kesal , ia mencoba menggodaku .

Aku pun membereskan meja makan setelah rapi , aku pun bergegas menuju kamar mandi . Setelah 20 menit aku langsung memakai pakaianku dan menuju ruang tamu , ya Dika telah menunggu ku disana .

Dika tertidur di sofa dan tv ia biarkan menyalaa sungguh keterlaluan . Saat aku ingin mengambil remote dari tangannya ia menarik tanganku sehingga tubuhku sekarang menimpa tubuhnya .

Dika tersenyum .....

"Aaaaa oom lepaskan aku " Teriakku sambil berusaha melepaskan genggamannya yang begitu erat .

"Apa kamu memanggilku oom om ? " ia masih memejamkan matanya .

"ya habisnya kamu seenak nya aja menarikku " ucapku dengan kesal .

"Sebagai hukuman karena kamu panggil aku dengan sebutan om om , kamu harus ...."
Sebelum ia melanjutkan Omongannya aku sudah memotong omongannya .

"Kan gak ada perjanjian aku gak boleh manggil kamu om ?" Ucapku dengan protes .

"Kamu inget kan perjanjian kita, kamu harus nurutin apa kata aku " ia membuka matanya dan tersenyum .

"Iya aku tau tapi kan gak ada hubungannya aku manggil kamu itu om " ucapku dengan kesal .

Saat aku ingin melanjutkan omonganku ia menciumku , ia memejamkan matanya kembali , aku tidak bisa berbuat apa apa .

Setelah kurang lebih 10 menit , aku merasakan ada sesuatu dibawah . Dan ia melepaskan bibirnya dari bibirku .

"sebaiknya kamu segera berdiri , kurasa akan berbahaya jika posisi kita masih begini " ia tersenyum lagi .

Aku segera berdiri .....

"Gak bisa gitu kamu tidak bisa bersikap normal jika didekatku ? "Tanyaku , aku yakin mukaku pasti sudah memerah akibat kelakuannya padaku.

"Kelakuanku ini normal , justru jika aku tidak ingin ada rasa ingin menciummu jika didekatmu mungkin kamu bisa katakan aku tidak normal, aku ini juga laki-laki" ia membela dirinya .

"Ok ok sudah la itu tidak penting , jadi atau tidak ? Perginya " ucapku .

"Jadi sayang , kamu ini cerewet banget ya " ucapnya , ia mencubit kedua pipiku .

Ihhh dasar om om ucapku dalam hati .

Kami pun pergi meninggalkan apartement , Dika menggandeng tanganku seakan akan aku anak kecil yang sedang berjalan dengan ayahnya.

Kami pun langsung menaiki mobil , dan setelah 7 menit berkendara kami terjebak macet untungnya kami sampai tujuan tidak memakan waktu banyak .

I Love You, Mr Police Where stories live. Discover now