Nine

13 2 1
                                    

"Tidak apa-apa?"

"Kalau apa-apa, takkan kuulurkan tangan ini." Balas Tetsuya. "Ayo cepat."

Lainne menarik tangan itu dan ia berdiri. Ia menyadari sesuatu saat berjalan naik. Ah, ternyata benar. Aku merasa aneh saat dipanggil 'Lainne' tadi olehnya. "Hayashi."

"Hmm?"

"Panggil aku seperti biasa saja."

"Ah? Bukannya kau tidak suka?" Tanya Tetsuya heran.

Lainne terdiam. "Sudah terbiasa."

Tetsuya tidak percaya itu alasannya, tapi ia mengangguk. "Baiklah kalau itu maumu."

Lainne tersenyum. "Thank you."

Mereka mendaki sisa anak tangga itu dalam diam, karena bicara hanya akan menghabiskan napas mereka. Sesampainya di puncak, Lainne segera jatuh terduduk di bangku batu terdekat. "Aah, enaknya duduk!"

Tetsuya sudah sibuk sendiri melihat pemandangan sekelilingnya dan mengambil foto. Pepohonan rimbun dan dekorasi batu kuil mengelilingi mereka.

Lainne memperhatikan gerak-gerik Tetsuya, ayunan rambutnya yang tertiup angin dan ekspresi wajahnya. Ia tersenyum dan tanpa sadar berkata, "Kau tahu, Hayashi, kalau sikapmu sedikit lebih baik saja selama 10 tahun ini, kurasa hubungan kita juga bisa lebih baik."

Tetsuya menoleh, "Maksudmu hubungan yang lebih baik?"

"Seperti hari ini?" Sahut Lainne.

Tetsuya mengedikkan bahunya. "Oh, ngomong-ngomong, kalau kau memintaku memanggilmu Akage, kau juga harus memanggilku Tetsuya."

"Akage kan bukan namaku. Kenapa aku harus memanggil namamu?" Sahut Lainne heran.

"Kan terserah permintaanku." Balas Tetsuya seenaknya sendiri.

Lainne mengernyit kesal. "Kalau begitu Tetsu-chan saja."

"Kok -chan?"

"Lalu mau apa?"

"Tetsuya."

"Oke, fix, Tetsu-kun." Sahut Lainne nyengir.

Tetsuya menghela napas. "Lebih baik." Lalu ia duduk di sebelah Lainne. "Aku sudah foto banyak. Cukup kan?"

Lainne melihat koleksi foto di kamera Tetsuya. "Cukup kok."

Setelah mengantongi kamera itu, Tetsuya mengeluarkan ponselnya. "Kurang."

"Hah?" Lainne menoleh, tepat saat Tetsuya mengangkat ponselnya ke depan mereka berdua.

"Say cheese!"

Cekrek!

Satu foto terambil tepat saat Lainne menoleh kembali ke arah ponsel. Ia mengerjap terkejut. "Eh? Tunggu tunggu! Ulang!"

Ganti Tetsuya yang terkejut. "Ulang?" Dia mau foto denganku?

"Iya! Ayo!" Sahut Lainne.

Foto kedua terambil. "Lebih baik." Ujar Lainne mengangguk puas. "Kirimkan padaku."

Tetsuya tersenyum gembira. "Oke."

* * *

"Rei-chan!" Lainne berjalan sambil melambaikan tangan pada Rei di kejauhan.

"Lainne, kau tidak naik sampai ke puncak?" Tanya Rei heran.

"Naik. Memang kenapa?"

Don't Call Me 'Akage'!Where stories live. Discover now