Three

16 3 3
                                    

"Lainne."

"Hm?"

"Pikiranmu sedang ke mana?" Tanya Rei.

Lainne menoleh, "Eh? Maksudmu?"

"Oh tidak usah main rahasia-rahasiaan begitu. Aku tahu pikiranmu tidak sedang ke reuni ini." Balas Rei ketus.

Lainne mengerjap lalu tertawa, "Oh baiklah, baiklah. Lalu, menurutmu apa yang harus aku perhatikan?"

"Cowok mungkin?"

Lainne langsung menjawab cepat, "Tidak selama dia di sana."

Rei hanya tersenyum kecil, "Ia mungkin tidak seburuk yang kau pikirkan."

Lainne tidak mengubah cemberutnya dan malah memalingkan wajahnya.

"Hanya dengan provokasi ejekannya yang seperti anak kecil kau langsung menyambar. Tidakkah itu membuatmu anak kecil juga?" Ujar Rei.

Lainne tidak menjawab. Ia tahu hal itu dan ia sudah mencoba berhenti berkali-kali. Tapi entah kenapa setiap mendengar suaranya, kata-kata yang keluar dari mulutnya, tawanya, selalu membuat Lainne melakukan hal yang sama, reaksi yang sama. Kenapa?

Rei seolah bisa mendengar suara hati Lainne menjawab. "Ini hanya tebakanku dan aku tak tahu ini benar atau tidak. Mungkin, kau takut ia berhenti mengejekmu karena itu kau terus mengeluarkan reaksi yang sama? Walau tanpa sadar."

* * *

"Kamu kelihatan berbeda hari ini." Ujar Igarashii-sensei.

"Oh ya?" Sahut Lainne di sela mengerjakan soal Kimia. "Sensei, sensei memberiku pelajaran tambahan benar karena aku bisa? Bukan untuk menghindari fans-fans itu?"

"Kenapa kamu pikir begitu?" Balas Igarashii-sensei.

Lainne meletakkan pensilnya. "Yah, banyak yang terjadi, akhirnya kusimpulkan begitu."

"Kamu tidak salah, tapi tidak benar juga." Ujar Igarashii-sensei. "Potensimu untuk beasiswa ke luar negeri, itu benar ada. Lalu soal alasanku itu, memang separuhnya untuk menghindari mereka."

Lainne hanya tersenyum saja dan melanjutkan mengerjakan soalnya kembali.

"Mereka mengatakan sesuatu padamu? Apa langkahmu selanjutnya?" Tanya Igarashii-sensei.

"Tidak ada langkah apapun. Akan kuteruskan saja semua ini." Balas Lainne.

"Walau mereka takkan tinggal diam?"

Lainne tertawa. "Bukannya sudah kubilang? Aku suka mengambil resiko. Kalau memang mereka akan melakukan sesuatu, akan kupikirkan saat itu. Sekarang aku harus fokus pada soal-soal ini, kan?"

Igarashii-sensei tertegun lalu tertawa. "Cara pikirmu bagus. Aku suka itu. Berharap saja mereka tidak melewati batas."

* * *

"Lainne, pagi." Sapa Rei sambil menepuk bahu Lainne.

"Oh, pagi, Rei-chan." Sahut Lainne sambil membuka loker dan mengambil uwabakinya. "Nanti lihat PR Fisika ya."

"Boleh saja sih. Apa itu?" Balas Rei, menunjuk secarik kertas terlipat tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Lainne memungutnya dan membaca tulisan rapi di atasnya.

To Eguchi Lainne,

Ada yang mau kubicarakan denganmu. Kutunggu di basement gedung C sepulang sekolah. Aku takkan pulang sebelum kau datang.

Don't Call Me 'Akage'!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang