SWEET

737 35 5
                                    

RAGIL POV

"Sayangnya aku tidak berbicara dengan mu" ia berkata sambil menempelkan sebuah bor di telinga rara.

"KIRI ATAU KANAN?" Tanyanya dengan senyum manis.

"HENTIKAN!!!!!!!" Teriakku

"Tidak bisa!" Jawabnya tegas

"Aku akan berikan apapun yang kau inginkan angel. Tapi ku mohon! Lepaskan adikku!" Aku berkata seraya menangis.

"Apa yang aku inginkan?" Tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya

"Ya!! Ya! Cepat katakan apa yang kau ingin kan! Aku akan lakukan apapun! Apapun!"

"Yang aku inginkan ialah.... membuatmu menderita!" Bor yang di pegangnya langsung menembus telinga kiri adikku.

Dia benar. Dengan menyiksa adikku seperti ini, ia dapat melihatku menderita. Hanya rara yang selama ini menyayangiku, hanya dia yang selalu membuatku tersenyum. Bahkan disaat ibu menceraikan ayahku dan membawa paksa kami, ia dengan tabah menenangkanku, kehilangan ayah tidak sesulit kehilangan rara. Melihatnya tersakiti, aku jadi ingin membunuh semua orang!

Merasa tidak puas, angel berpindah tempat ke sisi kanan rara dan kembali menorehkan besi itu ke dalam telinga rara.

Ya! DIA BERHASIL! Dia berhasil membuatku begitu menderita!
Darah mengucur deras. Aku berharap adikku sudah mati sekarang. Aku tidak kuat lagi! Matanya, pipinya, telinganya.. sudah hancur! Aku ingin dia mati! MATI!!!

"Dasar gadis lemah! BANGUN!" Iblis itu berteriak

"Jangan pernah bangun lagi dik!" Bisikku sangat pelan. Mungkin hanya aku yang mendengarnya

"Bagus. Kau lumayan kuat bocah"  ternyata rara masih hidup. Dia menangis! Ya! Lagi-lagi aku harus melihat penderitaan ini. Aku akan sangat lega jika ia menghembuskan nafas terakhirnya.

"Kau tau cantik? Kakakmu sangat menginginkan kematianmu saat ini. Bukankah ia sangat kejam?" Bisiknya di telinga rara

Tapi rara tidak bergerak. Ia terus saja menangis. Matanya nya memancarkan kesakitan. Begitu perih! Matanya... hanya mata kanannya. Hanya satu...

"Ckckck. Aku lupa! Aku baru saja merusak telinganya. Mengapa aku berbicara dengannya? Seperti orang bodoh" angel menggeleng-gelengkan kepalanya . Ia lalu menatapku, tatapan elangnya. Ia seperti binatang buas yang siap mencabik-cabik dagingku kapan saja.

"Aku lupa mengatakan sesuatu. Sebenarnya aku juga ingin adikmu mendengarnya. Tapi adikmu sudah tuli duluan, mau bagaimana lagi.. aku terlalu bernafsu menyiksanya.. ah.. aku jadi menyesal sekarang!. Tapi tidak apa-apa.. toh dia tetap akan mati juga nantinya" ia kemudian tertawa. aku menggertakkan gigiku. Jika ia memang ingin membunuh, mengapa tidak ia bunuh saja langsung! Dasar psikopat gila"

"Tapi sebelum itu, aku ingin tau pendapatmu tentang sup yang aku buat tadi. Jadi bagaimana?" Tanya si iblis sangat lembut. Aku hanya diam menatap matanya. Seluruh dendamku berkumpul menjadi satu. Otakku kini merekam dengan jelas bagaimana ia menyiksa adikku. Aku akan membalasnya!

"Kau tidak mau bicara sayang?"

"CUIHHH!" aku meludah ke arahnya. Sayangnya, ia terlalu jauh.

"Ooo... jadi ini maumu?" Ia kembali mendekati adikku. Memegang tangan adikku yang mulus , lalu...

"KREESH KRESH KRES" ia mengikis lengan adikku dengan pisau yang tadi ia gunakan untuk merobek pipi adikku. Daging adikku yang awalnya putih berubah menjadi merah. Ia melakukannya dengan cepat, seperti memisahkan daging sapi dari tulangnya. Lengan Rara dikikis saat ia masih bernyawa! Iblis itu melakukannya berulang-ulang hingga sampai ke tulang.

Snow White PsikopatWhere stories live. Discover now