BTS (republished)

2.7K 297 254
                                    

Aku menatap Aresh yang sedari tadi hanya terdiam memandang smartphone-nya. Kemudian dilemparkannya smartphone itu di sofa, di sebelahnya.

"Argh!" Seru Aresh kesal.

"Kenapa?" tanya Aku.

Aresh menatapku tajam, "Ini gara-gara Kakak! Menurut Kakak, harus diapakan es itu biar meleleh dan mencair?" tanya Aresh geram.

Kedua alisku terangkat, "Dipanaskan." Jawabku.

"Jawaban Kakak nggak mutu!" Sergah Aresh kesal.

"Wah! Kata dipanaskan itu mengandung arti luas, khusus dan dalam. Cinta emang bikin IQ-mu jongkok, Aresh!" Sahutku.

"Oh!!! Kakak ngajak berantem sekarang?!" Sungut Aresh kesal.

"Panas banget disini!" Seru Alif yang baru saja datang.

"Bagaimana kalau kita minum yang dingin-dingin saja, Kakak?" sahut Orion yang berada di belakang Alif.

"Yang panas, yang dingin!" Seru Komang menambahkan, membuat Aresh semakin kesal.

"Bah! Macam mana itu panas dan dingin?" timpal Alex.

"Aresh dan Reshi, panas dingin kalau dicampur!" Timpal Rikas.

Aresh menatap kelima lelaki yang tiba-tiba datang, "Kalian!!!" Sungut Aresh.

Semuanya menoleh ke arah pintu masuk, saat pintu terbuka. Reshi memandang semua orang yang berada di ruanganku satu persatu dengan tatapan tajam menyelisik. Seakan sedang menerka-nerka apa yang sedang terjadi. Semuanya terdiam, memandang ketenangan Reshi yang sangat dingin. Aresh yang sedang kesal kepada Reshi segera mengambil dan melempar smartphone-nya ke arah Reshi. Dengan cepat, Reshi menangkap smartphone itu. Ekspresinya tak berubah sama sekali. Membuat Aresh semakin kesal.

"Abang, tahu nggak fungsinya HP?!" Pekik Aresh geram.

Sedari tadi, dia menelpon dan mengirimkan pesan kepada Reshi namun tak pernah diangkat dan dibalas. Reshi mengangkat salah satu alisnya ke atas. Kemudian memasukkan smartphone Aresh ke dalam saku celana seragam dorengnya.

"Ya salam, ini toh yang bikin panas!" Seruku.

"Dingin kali ini!" Seru Alex menimpali dengan logat khas Medan, menyindir Reshi.

Reshi berjalan menghampiri Aresh sembari menatapnya lurus dan lekat, "Ikut!" Titah Reshi keras.

Reshi menarik tangan Aresh dengan paksa hingga berdiri. Kemudian menggandengnya keluar tanpa berkata apapun. Sedangkan Aresh, bagaikan unta menyerahkan diri. Sangat patuh menuruti perintah Reshi.

"Bah! Sudah selesai dramanya?" tanya Alex kecewa.

"Kakak, kau kira ini drama apa?!" sahut Orion.

"Ini itu dramanya Aresh dan Reshi, Amboina!" Tandas Alif.

Aku menghela napasku, "Bubar!" Perintahku.

"Siap!" Seru tim Alpha serempak.

Aku merasakan panas dingin kala semua cast masuk ke dalam ruanganku. Tatapan mereka benar-benar seakan mendapatkan musuh yang dicarinya, dan siap untuk dibantai. Sial!

Kedua mataku kembali memerhatikan foto-foto cast di layar datar laptopku. Cast yang berada di imajinya. Tanpa sadar, mulutku sedikit maju ke depan saat menatap foto Reshi yang tak mau menampilkan wajah full face-nya.

"Reshi, sue!!!" Pekikku kesal.

"Reshi, sue!!!" Pekikku kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semoga suka! Abaikan yang tidak suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Semoga suka! Abaikan yang tidak suka. Berkhayallah yang liar sodara-sodara tercinta. Bye!" Ujarku sebelum menutup laptop dan pergi.

AreshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang