Chapter 26

351 21 4
                                    

selamat malam minggu readers, happy reading yaa^^

jangan lupa vote coment nya, ini author bela-belain next cerita ini loh walaupun laptopku lg sakit:'D maaf kalau banyak kekurangannya dan typo bertebaran dimana-mana :v

jadi tolong hargai author yaa hehe

***

Author POV

Minho mengembudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia ingin segera menemui Yurin sekarang, mengatakan bahwa semuanya salah, semuanya tidak seperti yang ia pikirkan.

Mata Minho menangkap sebuah ponsel yang sangat ia kenali, ponselnya kini berada di dashboard mobil. Benda yang seminggu terakhir ini diambil oleh appa nya dan kini tergeletak begitu saja di dalam mobil seolah sengaja membiarkan Minho untuk menemukannya. Dengan cepat tangan Minho meraih ponsel itu dan mencari nama "Yurin" di dalam kontaknya.

Tuttt Tutt Tuttt

Nada menyambungkan telefon mulai terdengar begitu Minho mengklik opsi "calling" di layar ponselnya. Ia menyetir dengan menajamkan telinganya menunggu jawaban dari Yurin. Namun yang ia dengar justru suara operator wanita yang mengatakan bahwa nomor Yurin tidak bisa dihubungi saat ini.

Minho mengumpat kesal. Ia meletakkan kembali ponselnya dan kembali fokus melajukan mobilnya menuju rumah Yurin.

Hospital

Jonghyun menatap nanar sebuah ponsel putih yang ada di tangan kanannya. Layar di ponsel itu baru saja redup setelah beberapa panggilan telefon ia abaikan.

"Jonghyun-ah, waeyo?" tanya Hyunji yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"eh? Ani eomma, gwenchana" jawab Jonghyun. Ia bangkit dari duduknya lalu keluar untuk menjernihkan pikirannya. Sementara ponsel itu ia masukkan ke dalam saku jaketnya.

Langkah kakinya berhenti di sebuah taman di samping rumah sakit tempat yeodongsaengnya di rawat. Ia duduk di sebuah bangku panjang bercat putih di depan air mancur kecil di tengah taman. Lagi-lagi ia merasa ponsel yang di saku jaketnya bergetar tanda ada panggilan masuk. Ia mengambilnya dan melihat siapa yang menelfon. Masih orang yang sama.

Choi Minho

Begitulah nama yang tertera di layar ponsel itu.

"maaf Minho, aku tidak bisa mengatakannya" gumam Jonghyun. Ponsel itu memang bukan miliknya, melainkan milik Yurin. Ia ingat pesan terakhir Yurin sebelum ia koma. Yurin meminta Jonghyun untuk tidak memberitahukan keadaannya saat itu pada siapapun, tak terkecuali Minho. Bahkan jika sesuatu buruk terjadi pun Yurin ingin Jonghyun tetap merahasiakannya.

Sementara itu Minho telah sampai di depan gerbang rumah Yurin. Ia turun dari mobilnya dan menekan bel yang ada di sisi pagar. Lama ia menunggu tapi tak ada tanda-tanda seseorang keluar dari dalam rumah. Rumah itu terlihat begitu kosong meski lampu terlihat menyala dari luar.

Minho berdecak kesal dan menendang udara di sekitarnya.

"kemana kau Yurin? Apa aku sudah terlambat?" tanya Minho entah pada siapa. Dengan kasar, ia membuka pintu mobil lalu menutupnya dengan keras. Ia kembali menyalakan mobilnya dan beranjak dari rumah Yurin.

Minho memutuskan untuk pulang sekarang juga karena hari sudah semakin larut dan hujan mulai turun dengan lebatnya. Sesampainya di rumah ia mendapati kedua orangtuanya sudah duduk manis di ruang keluarga tapi masih dengan pakaian yang tadi saat makan malam dengan keluarga Park.

"eomma appa" panggil Minho membuat kedua orangtuanya menoleh secara bersamaan. Siwon tersenyum simpul melihat Minho kini berdiri di depannya.

"eottae? Kau sudah menemui Yurin?" tanya Tiffany. Minho menggeleng lemah dengan raut wajah lesu membuat hati Siwon mencelos melihatnya. Ia merasa menjadi ayah yang gagal, bukannya membuat Minho bahagia ia justru menjauhkan Minho dengan kebahagiaanya.

Love On RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang