Chapter 15

444 36 13
                                    

author sedih deh yang ngevote sedikit :( tapi author tetep next ceritanya kan? ayo dong vote coment nya jangan pelit^^

happy reading~

***

Kim Yurin POV

Aku merasa badanku sangat lemas bahkan aku mengeluarkan keringat dingin sekarang. Dadaku juga terasa sesak dan sakit. Aku tau Minho sedang memperhatikanku sekarang, melihatku dengan tatapan cemasnya. Tapi aku tak menghiraukannya.

"Yurin-ah, gwenchana?" tanya Minho dengan berbisik, takut Lee Saem yang sedang mengajar mendengarnya.

"hmmm" jawabku bergumam. Aku benar-benar tidak mempunyai tenaga sekarang, untuk berbicara pun aku kesulitan.

"tapi kau tidak terlihat baik, apa kau sakit?" tanya Minho lagi.

"aniyo, nan gwenchana" jawabku bohong. Aku tidak mau membuat Minho lebih cemas, sebisa mungkin aku menahan rasa sakitku namun sia-sia. Ku rasakan badanku melemas dan pandanganku gelap seketika.

Choi Minho POV

BRUK! Tiba-tiba tubuh Yurin limbung ke arahku, dengan cepat aku menangkap tubuhnya dan menahan tubuhnya dengan kedua tanganku.

"Yurin-ah, ireona! Yurin-ah!!" aku berteriak dan membuat seisi kelas mengalihkan pandang ke arahku termasuk Lee Saem yang sedari tadi fokus menerangkan pelajarannya. Tanpa menunggu lagi, aku langsung membopong tubuh Yurin dengan bridal style lalu membawanya menuju ruang kesehatan.

"jwesonghamnida Saem, saya harus membawa Yurin ke ruang kesehatan" kataku langsung beranjak pergi tanpa menunggu jawabannya.

"Yurin-ah ireona!!" aku terus berusaha membangunkannya di tengah perjalanan menuju ruang kesehatan.

Sampai di ruang kesehatan aku langsung membaringkannya ke salah satu tempat tidur yang tersedia. Untung saja dokter di sekolahku masih berjaga dan belum pulang, jadi aku tidak perlu membawanya ke rumah sakit. Ya, sekolahku memang mempunyai dokter pribadi khusus untuk menangani siswa yang sakit sehingga tidak perlu repot ke Rumah Sakit.

"apa yang terjadi dengannya?" tanya dokter yeoja yang ku tau bermarga Kim

"saya juga kurang tau dok, hanya saja sedari tadi wajahnya sangat pucat dan tubuhnya sangat lemas. Ia juga seperti menahan sakit di dadanya, dan tiba-tiba saja dia jatuh pingsan" jawabku. Dokter Kim langsung mengambil tindakan cepat menangani Yurin. ia menggunakan stetoschopnya untuk memeriksa Yurin kemudian mengukur tensi darahnya.

"tekanan darahnya sangat rendah, dan sepertinya dia terlalu kelelahan dan terlalu stress maka dari itu dia pingsan" jelas dokter Kim setelah selesai melakukan pemeriksaan.

"apa dia akan baik-baik saja dok? Tidak perlu dibawa ke rumah sakit, kan?" tanyaku

"tidak, dia hanya butuh istirahat saja. Saya akan memberinya obat agar dia tidak lemas lagi" kata dokter Kim lalu mengambil sebuah suntikan yang sudah diisi obat terlebih dahulu. Ia menyuntikkannya pada lengan kanan Yurin.

"sebentar lagi dia akan siuman, tolong beri dia air mineral ketika sudah sadar, itu akan membuatnya cepat pulih" kata dokter Kim.

"lalu bagaimana dengan sakit di dadanya dok? Sepertinya dia menahan sakit dari tadi" kataku. Aku ingat bagaimana Yurin menahan sakit di dadanya tadi sebelum pingsan.

"untuk masalah itu saya belum bisa memastikan, karena terbatasnya alat kesehatan yang kita miliki saya belum bisa memastikannya secara jelas. Tapi sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, seperti yang saya katakan tadi dia hanya kelelahan dan terlalu stres" jelas dokter Kim lagi dan aku hanya mengangguk menanggapinya.

Love On RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang