Chapter 18

348 36 12
                                    


hai haii author balik lagi, jangan lupa vote dulu sebelum baca hehehee

Happy Reading^^

***

Kim Yurin POV

Aku masih terus menangis dan terdiam di tepi pantai. Bahkan pakaian dan rambutku sudah kering saat ini. Aku bangkit berdiri dan membalikkan badanku hendak kembali ke pantai awal. Namun baru saja aku membalikkan badanku, aku justru terpatung di tempat. Mataku menatap lekat sesosok namja yang baru saja ku tangisi.

"M-Minho?" lirihku nyaris tak bersuara. Namja itu justru tersenyum manis melihatku. Wajahnya sangat tampan bahkan tidak pucat sama sekali seperti beberapa waktu yang lalu. dan... sejak kapan ia ganti baju? memakai kemeja putih dan celana hitam? Wait, sepertinya ada yang salah disini. Tadi dia baru saja tenggelam, lalu pingsan tak berdaya di tepi pantai lalu setelah itu ia hilang dan sekarang...(?)

Oh ayolah jangan membuatku bingung seperti ini! Perlahan aku mendekat ke arahnya dan terus menatapnya lekat. Kalau sekarang dia ada di depanku dengan pakaian yang sangat rapi seperti ini berarti dia....

"Yurin-ah...."

"kau membohongiku?" tanyaku mengabaikan panggilannya.

"mianhae, aku ti-"

PLAKK!

Satu tamparan keras berhasil mendarat mulus di pipi kirinya. Ia terlihat kaget dan memegangi pipinya yang saat ini memerah. Sementara aku, tentu saja aku menangis! Aku kesal karena dia membohongiku!

"kau membohongiku?" tanyaku lagi dengan suara yang meninggi

"Yurin-ah, mianhae.. aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya-"

"hanya apa? Bercanda? Iya? Kau fikir ini lucu, huh? Kau tau bagaimana khawatirnya aku melihatmu tenggelam dan pingsan begitu saja di tepi pantai? Menghilang tanpa ada jejak? Aku bahkan menaruhkan nyawaku untuk menyelamatkanmu, Minho!!?" teriakku tepat di depan wajahnya. Ku lihat Minho yang kini kelabakan karena kaget dengan reaksiku yang tidak ia duga. Minho mencoba menenangkanku dengan meraih kedua tanganku.

"mianhae jeongmal mianhae, sungguh aku tidak bermaksud membohongimu, aku hanya-" aku menghempaskan tangannya kasar dan kembali menyela.

"cukup! Aku tidak mau lagi mendengar penjelasanmu. Kau sudah jelas-jelas membohongiku Minho!! aku kecewa padamu" kataku lalu beranjak pergi. Ku dengar Minho meneriaki namaku berkali-kali bahkan ia mengejarku sekarang.

"Yurin-ah, jebal dengarkan aku dulu" kata Minho dengan terus menarik tanganku. Aku berhenti dan kembali menatapnya nanar.

"apa lagi yang ingin kau katakan? Kau fikir enak dibohongi seperti ini, huh? Mencari kesana kemari dengan perasaan khawatir yang teramat sangat tapi kau justru datang dengan tampang tak bersalahmu?" kataku lagi. Minho semakin terlihat bingung dan bersalah padaku, bahkan ku lihat matanya yang kini mulai merebak merah.

"jangan mengikutiku! Aku akan pulang sendiri ke Seoul" kataku lalu kembali meninggalkan Minho yang kini terpatung. Aku terus berjalan dan berjalan, aku tidak peduli dengan tatapan aneh orang-orang di sekitarku. Aku terlalu kesal dengan kejadian tadi. Bagaimana bisa dia membohongiku? gumamku. Aku berhenti sejenak dan menghapus air mataku menggunakan punggung tanganku. Lagi-lagi aku merasakan nyeri di dadaku dan terasa semakin sesak. Aku memukulnya pelan berusaha meredam emosi yang mungkin menjadi sebab dadaku terasa sesak.

"ahh... neomu appo!" gumamku pelan. Aku hendak kembali melangkah namun tiba-tiba badanku goyah dan pandanganku menggelap. Samar-samar aku masih bisa mendengar suara seseorang memanggil namaku sebelum aku benar-benar tidak sadarkan diri.

Love On RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang