>>>

"Coba yang ini deh kamu pindahin." Kata Chiko.
Aku mengangguk.
Hari ini aku dan Chiko mengerjakan tugas di Viper's.
Ini adalah kali ketiga kami mengerjakan tugas bersama.

Makin lama, aku makin suka dengan kepribadiannya.
Dia baik sekali.
Dan aku selalu suka ber-karaoke bersama Chiko di mobilnya.
Aku menatapnya.

Chiko membalas tatapanku.
Aku sudah tidak terlalu gugup saat menatapnya sekarang.
Kami beradu tatap selama beberapa saat.
"Ada apa?" Tanya Chiko.
"Aku cuma mau bilang terima kasih. Kamu selalu bantuin aku. Dan aku seneng banget jadi temen ka-"
"No.. no.. kamu bukan temanku. Kamu sahabatku."

Mataku agak membulat.
"K-kamu serius?" Tanyaku.
"Seriuslah. Kamu orangnya asyik. Nggak ada salahnya kamu kumasukan sebagai sahabatku." Jawab Chiko.
Aku tersenyum.

Aku mengalihkan pandanganku dan kembali mengerjakan tugasku.
Tangan kananku sudah mulai pegal karena terus mengetik, sehingga aku meletakannya diatas meja.
Mataku fokus menatap layar laptopku, berusaha menyunting tugas baruku.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang menggenggam tanganku.
Aku melihat tanganku dan melihat tangan Chiko yang menggenggamnya dengan erat.
Aku menatap Chiko yang masih fokus menatap layar laptopnya.

Aku tersenyum kecil dan kembali menatap laptopku.
Aku merasa tenang dan merasa spesial saat berada di dekat Chiko, apalagi kalau dia menggenggam tanganku seperti ini.
Apakah Chiko benar-benar cinta sejatiku?

>>>

"Bagus sekali! Tugasmu sempurna!" Kata Pak Roby.
Hari ini aku mengumpulkan tugasku.
"Terima kasih, Pak." Kataku.
Memang batas pengerjaan tugas masih besok, namun tugasku sudah rampung dari kemarin, berkat Chiko.

Tok-tok..
Tiba-tiba pintu diketuk.
Rasanya tidak mungkin ada orang karena kelas terakhir sudah berakhir setengah jam yang lalu.
"Masuk." Kata Pak Roby.

Pintu dibuka dan kepala dengan wajah familiar menyembul dari balik pintu.
Itu Chiko.

"Ada apa Chiko?" Tanya Pak Roby.
"Nggak ada apa-apa kok Pak. Saya kesini mau jemput Nadine." Jawab Chiko.
Aku agak terkejut saat Chiko mengatakan itu karena kami tidak punya janji bertemu sebelumnya.

"Oh, ya sudah. Silakan kalau sudah mau pulang." Kata Pak Roby.
Aku mengangguk.
"Baik, Pak. Saya pulang dulu ya.. permisi." Kataku.
Pak Roby mengangguk.

Aku keluar dari ruangan dan langsung menemui Chiko.
"Ayo ikut aku.." katanya.
"Kita mau kemana?" Tanyaku.
"Ke Viper's. Ada yang mau aku omongin." Jawab Chiko.

Ia menarik tanganku dan aku dibawa ke mobilnya.
Setelah memasang sabuk pengaman, Chiko langsung menyalakan mobilnya.
Sepanjang perjalanan, aku bisa merasakan detak jantungku yang bertambah tiap detiknya.

Chiko juga hanya diam selama perjalanan.
Rasanya canggung sekali diam-diaman dengan Chiko seperti ini.

Akhirnya, setelah perjalanan yang lumayan lama kami sampai di Viper's Cafe.
Kami langsung duduk di tempat favorit kami, di sebelah wall garden.

"Um, kamu mau ngomongin apa?" Tanyaku.
"Nggak sih.. cuma mau tukeran nomor telepon aja." Kata Chiko, "Kamu kasih aku handphone-mu, aku kasih kamu handphone-ku. Terus kita sama-sama tulis nomor telepon kita."

Aku mengangguk, meskipun metode pertukaran nomor telepon ini agak aneh.
Aku menyerahkan handphone-ku sementara Chiko menyerahkan handphone-nya padaku.

Aku menuliskan nomor teleponku dan menaruhnya di atas meja.
Anehnya, Chiko masih belum mengembalikan handphone-ku.
Setelah agak lama, ia baru mengembalikan handphone-ku.

Apa Itu Cinta? [COMPLETED✔]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum