18. Cahaya

11.2K 585 135
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

Song Fic
Don't Forget Me By Suzy

Perban penutup mata itu terbuka. Perlahan cahaya mulai memenuhi pandangannya. Hinata melakukan operasi cangkok kornea mata setelah operasi caesar untuk membawa buah hatinya kedunia.

Kornea mata orang tercintanya kini tertanam di matanya. Pelindung mata sebiru safir itu, kini melindungi mutiara lavendernya. Hinata mengerjap, menyesuaikan matanya dengan kornea pembawa cahaya yang dihadiahkan belahan jiwanya.

Pandangannya kini beralih ke wanita bersurai permen kapas yang menggendong bayi mungil berambut pirang .

"Ini putra kalian," Ujar Sakura lembut sambil menyerahkan buntalan kecil berisi bayi mungil itu.

"Ini putra kalian," Ujar Sakura lembut sambil menyerahkan buntalan kecil berisi bayi mungil itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sangat hati-hati Hinata menerima buntalan kecil itu. Tangis haru dan pilu bercampur jadi satu dalam isakannya. Putra mungilnya itu benar-benar mewarisi semua yang dimiliki sang ayah.

Rambutnya yang secerah bunga matahari, dua goresan tanda lahir dimasing-masing pipinya. Dan Hinata semakin takjub saat bayi mungil itu mengerjapkan matanya. Hinata dapat melihat birunya safir sang suami yang diwariskan pada putranya.

Seolah bayi mungil itu terlahir untuk mengobati rindu sang ibu pada sang ayah.

"Okaerinasai, Uzumaki Boruto..." Lirih Hinata sambil menggesekkan pipi susunya kepipi bayi mungilnya.

"Dia seorang Namikaze...," Sasuke yang juga berada di ruangan itu menjelaskan pada Hinata. "Identitas Naruto sudah di ketahui, dia memang putra Minato-sama."

Hinata menggeleng pelan, lalu mengecup lembut kening putranya. "Aku tidak akan mengganti marga Naruto-kun ataupun Boruto. Karena Naruto-kun menyandang marga itu hingga saat terakhirnya."

...

Suara dentingan piano itu berakhir. Diiringi dengan tepuk tangan bocah pirang yang sedari tadi menikmati alunan musik mengaggumkan itu.

"Sugoiiii..., Kaa-chan, ini benar-benar bagus ttebasa." Bocah pirang itu langsung berlari kepangkauan sang ibu.

"Kau belum berangkat sekolah sayang...?" Tanya Hinata lembut sambil menggendong sang putra lalu berjalan menuju sofa.

"Kaa-chan juga kenapa belum mengajar...?" Bocah pirang yang akan genap berusia lima tahun itu malah bertanya balik, saat sang ibu sudah terduduk di sofa.

Wind BlowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang