10. Ikatan Benang Merah

5.1K 456 101
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
***


Dia menggeliat kecil dalam pelukanku. Cukup lama gadis ini terlelap dalam dekapanku.

Untung saja tangan sebelah kiriku yang di jadikan bantalannya, bukan tangan kanan ku yang patah ini.

Aku sampai harus melewati pemeriksaan dengan dia yang tertidur dalam dekapanku.

Bahkan dokter tulang yang memeriksa tangan patahku ini tersenyum usil ketika memeriksa ku yang sedang mendekapnya.

Perlahan kelopak mata putih itu berkedut dan mengerjap. Aku elus kepala indigonya, dan menyamankan sandarannya di lengan ku. Hingga dia benar-benar menampakan netra ungu mudanya dihadapanku.

...

Hinata mengerjapkan kelopak matanya. Cukup lama dia tertidur dalam pelukan Naruto.

Ia menggeliat kecil ketika matanya terbuka. Dan menyadari bahwa dia tertidur di lengan seorang pria, buru-buru dia bangkit dari sandarannya di tubuh kekar yang terduduk di sofa itu.

"Jika masih mengantuk tidur saja lagi..., atau mau tidur di ranjang pasien...?" Tawar Naruto sambil mengelus pucuk kepala Hinata.

Hinata menggeleng pelan dia tertunduk malu, mengingat satu jam yang lalu dia baru saja mengakui perasaannya pada pria yang duduk di sebelahnya ini.

"Arigatou, Naruto-kun." Gumamnya lirih. Pelan. Tapi jangan sangka pria kuning disampingnya ini tak mendengar.

"A..a..a..arigatou... Namikaze-san." Hinata mengulang gumamannya. Tapi dia mengganti panggilan untuk Naruto.

"Kau tidak memanggil ku seperti itu tadi.." Tuntut Naruto dengan lembut.

"Maksudmu?" Tanya Hinata pura-pura tak mengerti.

Naruto menyelipkan rambut Hinata, mendekatkan bibirnya di dekat di telinga yang sudah memerah itu.

"Aku tak suka kau memanggilku Namikaze-san..." Bisik Naruto tepat di telinga Hinata.

Hinata kian menundukan kepalanya mendengar ucapan Naruto. Pipinya sekarang semakin menunjukan rona kemerahan.

Tangan kiri Naruto terulur. Meraih dagu lancip gadis buta itu. Dengan sangat perlahan dia angkat kepala yang tertuduk itu.

"Panggil aku seperti kau memanggilku saat aku hampir tertabrak." Desah Naruto lembut di hadapan wajahnya.

Pipi seputih susu itu kian merona bagai tomat. "Na...Na..Na...ruto..-kun..." Ucapnya dengan malu-malu dan terbata.

Seulas senyuman tipis tersungging dari bibir merah nan kecoklatan milik Naruto.

Ia gesekan hidungnya lembut dengan hidung Hinata. Sangat dekat, wajah mereka sangat dekat kali ini. Hanya tinggal beberapa centi lagi bibir mereka beradu.

Cklekkk.

Pintu kamar VIP itu terbuka dan menampakan sepasang kekasih dengan rambut yang sangat kontras.

"Ehem.." Batuk disengaja dari pria berambut raven ini membuat Naruto mengalihkan pandangannya dari wajah putih Hinata.

Dan Hinata, dia sontak menjauhkan tubuhnya dari Naruto setelah sadar ada orang selain mereka berdua di ruangan itu.

Wind BlowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang