13. Kehangatan

5.3K 420 80
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

17 +

Tubuh mungil dalam dekapannya bergetar hebat. Safir biru itu terbuka dengan cepat. Dan melirik pemilik kepala indigo yang berada dalam dekapannya.

Hinata, gadis itu mengigil hebat. Diluar badai salju semakin menjadi. Sementara daya tahan tubuh gadis ini kian melemah.

Wajahnya benar-benar pucat. Bibirnya yang biasa berwarna peach itu bahkan pucat dan membiru. Jemarinya yang mencengkram erat kaos putih sang kekasih menampakkan kuku yang sudah memutih akibat cuaca yang sangat dingin.

"Hime...?" Naruto memanggil Hinata, menepuk lembut pipi tembam milik kekasihnya. Ia tersentak. Tubuh Hinata dingin bagaikan es.

Tak ada jawaban dari Hinata. Hanya terdengar gemertak aduan gigi-giginya yang menandakan dia kedinginan. Tubuh kekar itu memeluk erat Hinata, berharap kehangatan tubuhnya dapat di bagikan kepada kekasih tercintanya itu.

Hinata mengalami hipotermia, sebuah kondisi dimana mekanisme tubuh mengalami drop dan kesulitan saat upaya pengaturan suhu tubuh dalam mengatasi tekanan suhu dingin disekitarnya.

Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh inti manusia jatuh jauh dibawah suhu tubuh normalnya. Hal ini dapat dengan mudah menimpa orang yang bila terkena angin dingin atau dalam keadaan basah yang terlalu lama.

Naruto bangkit dari posisi berbaringnya. Mendekap erat tubuh Hinata yang sudah kehilangan kesadarannya akibat hipotermia. Berkali-kali dia menepuk pelan pipi mungil Hinata, mencoba mengembalikan kesadaran sang kekasih yang kedinginan hebat.

Ia tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk pada kekasihnya, karena kebodohannya yang terlelap nyenyak di tengah udara dingin, tanpa memeriksa Hinata yang berada dalam dekapannya.

"Gomenasai Hime...." Kata-kata maaf itu berulang kali terucap dengan bergetar dari bibir pria ini.

Menggosok-gosok tangan Hinata, memeluk, hingga mendekap, tak juga kunjung mengembalikan suhu normal tubuh Hinata. Membawa Hinata kerumah sakit? Tidak, itu tidak mungkin. Rumah sakit terdekat berada di Shinjuku, yang sekarang jalur keretanya di tutup.

Membawa ke klinik terdekat? Hinata bisa kehilangan nyawanya jika dia membawa gadis itu berjalan di tengah badai salju. Taxi, dan kendaraan umum semacamnya tak ada yang beroperasi di tengah malam dan badai salju seperti ini.

Hanya satu pilihan Naruto membagi kehangatan alaminya pada Hinata. Memeluk gadis itu tanpa sehelai pakaianpun. Mempertemukan kulit mereka di bawah satu selimut yang sama.

Tangan kekar Naruto mengusap surai keunguan gadis yang berada dalam dekapannya ini. Ia kecupi lembut kening kekasinya. "Gommenasai Hime..."

Terpaksa. Dengan terpaksa Naruto melepaskan pakaiannya sendiri. Dari mulai kaos putih sampai celana trainingnya. Hingga hanya menyisakan boxernya.

Dengan sangat hati-hati dan perlahan, dia buka satu persatu piyama yang di kenakan oleh Hinata hingga menyisakan penti dan branya.

Tangan kekar sewarna madu itu melingkar di pinggang tubuh mungil Hinata, mendekap hangat tubuh mungil yang bergetar itu. Erat. Semakin erat Naruto memeluk Hinata. Membiarkan dada bidangnya hingga tertempel di dada berisi Hinata.

Wind BlowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang