13

1.9K 195 44
                                    

"Nih, game tembak-tembakan. Aku dapet dari Gracia." ujar Ve tiba-tiba sambil meletakan laptop di depan Naomi. Naomi mengerutkan keningnya bingung sedangkan Ve langsung memberikan senyum hangatnya. "Ya...daripada kamu tawuran? Mending tawuran di game aja, Mi." lanjut Ve lalu duduk di sebelah Naomi sambil membuka buku paket.

Naomi diam sejenak lalu tersenyum. "Gak perlu kali gue game kaya gituan." ucap Naomi sambil menutup layar laptop. Ve mengernyitkan dahinya bingung. "Lagipula, gue lebih suka tawuran sama lo. Disini." Naomi mengangkat bahunya lalu menyandarkan tubuhnya di punggung kursi.

Jawaban dari Naomi ternyata memberi efek buruk pada pipi mochi Ve. Tanpa seizin pemiliknya, pipi itu berubah warna jadi sedikit lebih merah. Ve menggaruk tengkuknya canggung. Dadanya berdebar dua kali lebih cepat.

"By the way, besok ada Try Out. Kamu udah belajar?" tanya Ve setelah terjadi keheningan beberapa saat.

Naomi menggeleng. "Belom. Gue males kalo belajar dirumah. Kalo lagi sama lo aja belajarnya."

Ve tersenyum. "Tapi...masa mentoring aku udah abis Naomi."

Naomi mengangkat kepalanya untukmenatap Ve. "Hah? Kok cepet banget?"

"Iya. Udah sebulan. Berarti udah selesai masa mentoring aku ke kamu. Mulai sekarang kamu harus lebih mandiri lagi, Naomi." gumam Ve pelan. Sebenarnya berat sekali Ve berbicara seperti itu, tapi mau bagaimana lagi?

"Ya tetep lanjut nggak apa-apa, kan? Belajar bareng gitu." Naomi menatap Ve sedikit khawatir. Ve menggeleng.

"Lho? Kok gak bisa? Kenapa? Lo gak suka ya ngajarin gue? Gue nyebelin ya? Gue oon ya? Maafin gue, Ve. Gue janji gue bakal berubah. Please." Naomi menggenggam sebelah tangan Ve di atas meja.

Ve menggeleng. Secara perlahan Ve menarik tangan yang berada di dalam genggaman Naomi. "Nggak. Aku gak bisa Naomi. Aku harus pergi."

"Ve...."

"Ve!!"

"Veranda!!" Naomi memekik ketakutan saat matanya sudah terbuka dengan sempurna. Dengan cepat ia mencari benda kecil persegi itu di nakasnya. Ia mencari kontak seseorang lalu tanpa pikir panjang Naomi langsung menelefonnya.

Naomi langsung menghela nafasnya lega saat mendengar suara parau Ve di seberang sana. Naomi sedikit tersenyum saat Ve menggerutu karena Naomi menelefonnya dini hari. "Ya...maaf, Ve. Gue...gue cuma...ck, udah deh gak penting. Maaf."

"Yaudah aku mau tidur lagi. Ngantuk. Night."

Naomi menghela nafasnya lalu menyandarkan kepalanya di sandaran kasur. "Kenapa gue dapet mimpi macam itu ya?" gumam Naomi sambil menggigit jarinya.

Setelah mendapatkan mimpi yang menurut Naomi adalah mimpi buruk, Naomi tidak dapat menutup matanya kembali. Naomi memutuskan untuk membuka laptopnya sekedar untuk browsing atau mencari video baru di Youtube sampai-sampai matanya lelah dan Naomi tertidur di atas meja belajarnya.

*****

Naomi membuka matanya lebar-lebar saat merasakan sinar mengganggu tidurnya lalu melirik jam yang berada di atas mejanya. Dan lagi-lagi mata Naomi membulat dengan sempurna. Pukul 7 tepat. Artinya apa? Naomi kesiangan.

Dengan gerakan cepat, Naomi berlari menuju kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Setelah itu ia memakai seragam sekolahnya dan menyemprotkan sedikit parfum ke bajunya. Mengambil buku secara acak dan langsung menyampirkan tas di bahunya.

Mengendarai motor ninjanya dengan kecepatan diatas rata-rata. Seharusnya pagi ini Naomi tidak boleh telat karena ada Try Out. Tidak peduli dengan orang-orang yang mengklaksoninya, Naomi tetap dalam kecepatan rata-rata. Namun sesampainya di belakang sekolah tempat biasanya ia memanjat untuk masuk ke dalam kalau terlambat, motor Naomi di hentikan secara paksa oleh beberapa cowok berbadan besar.

When Bad Meet Good [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang