2

2.4K 196 14
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Dengan gerakan cepat, Naomi merapikan buku-buku yang tidak tau apa judulnya dan memasukannya ke dalam tas secara asal. Setelah berpamitan dengan Yona dan Lidya, Naomi langsung menuju mobilnya. Namun langkahnya terhenti saat melihat segerombolan laki-laki yang ia serang tadi pagi sedang berdiri di depan mobilnya. Tentu dengan Keenan berdiri di paling depan sambil bersedekap dada.

Naomi menggeram lalu mendekat ke arah mereka. "Mau apa lo pada? Minggir gak!" Bentak Naomi.

Keenan mengangkat kepalanya lalu tersenyum sinis. "Lo kira lo bakal bisa lepas dari gue gitu aja? Nggak ya!" Jawab Keenan. "Mangkanya jangan main-main sama kita. Nona Shinta Naomi." Ucap Keenan lalu maju selangkah untuk memukul wajah Naomi, namun dengan cepat Naomi menepis tangan Keenan dan memberi Keenan pukulan pada perutnya sehingga ia terjerembab ke belakang.

"Maju, satu-satu. Pengecut!" Ucap Naomi melempar tasnya asal.

Dan seketika keadaan parkiran menjadi ramai karena para siswa dan sisiwi pernasaran apa yang terjadi dengan dua orang yang sangat berpengaruh di sekolah. Keenan, cowok populer yang disegani oleh banyak wanita karena keramahannya. Naomi, cewek populer yang sangat ditakuti oleh seluruh warga sekolah karena kekejamannya.

Naomi menyisingkan lengan bajunya lalu siap menyerang Keenan. Dengan sombongnya, Keenan melayangkan tinjuan ke arah wajah Naomi, namun dengan cepat Naomi menghindar. Ia memelintir tangan Keenan lalu menendang bagian belakang tubuh Keenan sehingga Keenan jatuh ke tanah. Naomi menarik kerah baju Keenan hendak melayangkan pukulan ke wajah Keenan, namun aksinya dihentikan oleh teriakan seseorang yang sangat Naomi kenal. Siapa lagi kalau bukan Bu Melody?

Pengacau semuanya, pikir Naomi.

Naomi mendorong tubuh Keenan yang sudah babak belur di tangannya. Wajahnya sedikit bengap karena pukulan keras dari Naomi tadi. Naomi mengambil tasnya kembali hendak pergi.

"SHINTA NAOMI! SIAPA YANG MEMERINTAHKAN KAMU UNTUK PERGI?!" Teriak Bu Melody menggelegar. Naomi memutar bola matanya malas. "Dan kalian, kenapa masih di sini? Pulang!" Teriak Bu Melody memerintahan orang yang menonton aksi Keenan dan Naomi untuk pulang.

Bu Melody menatap Naomi dan Keenan tajam. "Siapa yang mau jelaskan pertama? Naomi!"

Naomi mendengus malas. "Denger ya Bu, untuk kali ini bukan saya yang cari masalah. Dia yang halangin saya mau pulang. Jadi, saya nggak bersalah. Minggir lo semua, gue mau balik!" Naomi memerintahkan anak buah Keenan untuk menyingkir dari mobilnya.

Naomi menatap Keenan tajam. "Dasar, pengecut! Beraninya keroyokan. Bencong." Naomi mendorong bahu Keenan.

Naomi masuk ke dalam mobilnya lalu segera mengklaksokan mobilnya karena Bu Melody dan yang lain belum menyingkir dari depannya. Naomi membuka kaca mobilnya lalu menyembulkan kepalanya. "Kalian mau minggir atau gue tabrak satu-satu?"

Mereka menyingkir dari depan mobil Naomi. Naomi memacu mobilnya untuk keluar dari sekolah sedangkan Bu Melody menatap Keenan tajam. "Bisa jelaskan apa yang terjadi?"

"Dia Bu yang songong duluan ke saya tadi pagi di kantin. Emang meja kantin punya dia apa." Jawab Keenan sambil melipat tangannya di depan dada.

"Kan kamu tau Keenan siapa Papanya." Jawab Bu Melody sabar.

"Saya tau Bu, bukan berarti dia anak dari donatur terbesar bisa melakukan apa aja sesuka hatinya Bu." Ucap Keenan menatap Bu Melody serius. "Semua berhak duduk di sana. Bukan cuma dia doang." Sambung Keenan lalu memerintahkan anak buahnya untuk pergi dari parkiran.

Naomi memacu mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia melirik ke sisi kanan jalanan. Ia tersenyum saat melihat boneka panda besar. Ingatannya langsung tertuju pada Sinka. Ia menepi sebentar lalu membeli boneka panda berukuran cukup besar itu dan mencari makanan untuk anak-anak jalanan yang setiap harinya Naomi kasih nasi bungkus.

When Bad Meet Good [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang