3

2.2K 197 18
                                    

Pagi hari di belakang sekolah, lebih tepatnya di lapangan luas sedang terjadi batu hantam antara dua sekolah. Mereka semua melempari satu sama lain dengan batu mulai dari batu kecil sampai batu bata. Tidak ada takut-takutnya sama sekali.

Tidak terkecuali untuk gadis bertubuh mungil yang sedang memutar double stick dengan lihai. Ia melangkah maju lalu mengarahkan double stick itu ke arah pemimpin yang ada di depannya yang tidak lain adalah temannya, bukan. Bukan teman. Mereka saling dendam karena kejadian kemarin.

"Maju Mi! Gue bakal cegah yang lain!" Teriak Lidya mengarahkan celuritnya ke arah anak-anak yang hendak menghajar Naomi.

Naomi mengangguk lalu maju kembali untuk menyerang Keenan tentunya. Keenan sedikit kewalahan dengan serangan Naomi. Naomi sungguh lihai berkelahi. Bahkan skill Keenan kalah dengan skill Naomi. Meskipun pasukan yang ia bawa sekitar sepuluh orang lebih, namun Naomi, Yona dan Lidya tetap mendominasi dalam perkelahian kali ini.

Keenan mengeluarkan pisau lipatnya dari saku celananya lalu mengarahkannya ke pipi Naomi. Naomi hendak menghindar namun gerakan Keenan lebih cepat. Keenan menyayat pipi kanan Naomi. Naomi meringis. Double stick-nya jatuh ke tanah. Naomi memegangi pipinya yang tersayat oleh Keenan.

"Naomi!" Teriak Lidya dan Yona bersamaan. "Brengsek!" Umpat Lidya. Lidya hendak mengarahkan celuritnya ke arah Keenan namun suara yang sangat ia kenal terdengar di belakangnya.

"BERHENTI!!!!!!!!!" Teriakan serak menggelegar dari belakang. Lidya menoleh ke belakang lalu mendesah. Lidya membantu Yona memapah Naomi untuk pergi. Namun teriakan itu terdengar lagi. "JANGAN HARAP KALIAN BISA KABUR LIDYA, YONA, NAOMI!"

Lidya memberika isyarat pada Yona untuk berhenti. Naomi masih meringis memegangi pipi kanannya. Yona mengusap bahu Naomi. "You okay, Naomi?" Bisik Yona. Naomi mengangguk.

"Kalian berempat! Ke ruangan saya! Sekarang! Dan yang lain, saya akan melaporkan kalian ke kepala sekolah kalian atas kasus pagi ini." Ucap Bu Melody lalu berbalik untuk kembali ke sekolah.

"Masalah gue sama lo belom selesai!" Ucap Naomi sinis, ia menunjuk Keenan dengan telunjuknya. Sedangkan Keenan hanya mengangkat bahunya acuh.

Lidya dan Yona merangkul bahu Naomi. "Lo gak apa-apa Mi?" Tanya Lidya khawatir.

Naomi mengangguk sambil tersenyum tipis. "Gak apa-apa. Keenan gila! Dia beraninya sama cewek doang. Liat aja, gue bakal kasih pelajaran ke dia." Ucap Naomi sinis.

Yona, Lidya dan Naomi sudah sampai di ruangan Bu Melody yang tidak lain adalah ruang BK. Naomi sudah biasa masuk ke ruangan ini, jadi tidak ada tegang sama sekali saat masuk ke ruangan ini.

"Mana Keenan?" Tanya Bu Melody sambil mencari sesosok orang di belakang tubuh mereka. Mereka hanya mengangkat bahunya acuh.

Bu Melody menghela napasnya. "Kalian bertiga, sudah saya bilang berapa kali jangan tawuran. Lagi, apa gunanya tawuran? Lihat kan Naomi? Kamu terluka. Apa yang akan saya bilang ke Papa kamu tentang pipi kamu itu?"

"Papa saya nggak peduli Bu. Dan Ibu gak usah sok peduli sama saya." jawab Naomi malas.

"SAYA GURU KAMU SHINTA NAOMI!" Bentak Bu Melody sambil menggebrak mejanya. "Keterlaluan. Sungguh keterlaluan!" Umpat Bu Melody.

"Mulai besok, Lidya dan Yona, kalian saya keluarkan." Ucap Bu Melody menatap Lidya dan Yona secara bergantian.

"Apa?!" Pekik keduanya kaget.

"Nggak! Gak bisa. Gak bisa begitu!" Naomi tidak terima. Ia menggebrak meja Bu Melody. "Kenapa temen-temen saya yang dikeluarkan? Keenan tidak? Ibu pilih kasih!"

When Bad Meet Good [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang