6

2.1K 208 41
                                    

Ve POV

Duduk di belakangnya. Merasakan bagaimana rasanya dibonceng oleh sesosok arrogant Shinta Naomi. Astaga mimpi apa aku semalam? Kenapa bisa aku menaklukan Naomi? Mm, dalam maksud kenapa bisa aku membuat Naomi sadar atas tindakan gila yang ia lakukan tadi pagi?

Naomi benar-benar gila! Bukan kelakuannya saja yang seram. Ternyata seleranya juga. Aneh aja, kenapa perempuan malah memilih motor ninja. Hitam pula. Bukannya apa-apa. Kebanyakan wanita itu bakal milih motor matic karena kecil, pendek dan simple. Nggak kaya motor ninja yang kini sedang aku tunggangi ini. Udah tinggi dan aku rasa motor ini sangat berat karena kelihatan sangat besar.

Aku sama sekali tidak tau mau dibawa ke mana oleh Naomi. Yang jelas Naomi sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun padaku. Naomi mengendarai motornya dalam diam. Aku mencengkram pinggang Naomi kuat-kuat karena khawatir aku akan jatuh ke bawah. Jujur saja, ini pertama kalinya aku naik motor untuk perjalanan jauh seperti ini. Biasanya aku dijemput ibuku menggunakan mobil atau pakai kendaraan umum. Pernah sih naik motor, cuma kan itu karena terpaksa juga.

Naomi benar-benar membawaku entah ke mana ini. Aku tidak mengerti. Yang jelas Naomi membawaku seperti ke pedesaan. Seberapa jauhkah kami pergi dari kota? Kenapa udaranya sangat sejuk?

Naomi menghentikan motornya disebuah supermarket. Karena aku takut sendirian, aku memutuskan untuk mengikuti Naomi. Aku mensejajarkan langkahku di samping Naomi sambil sesekali melirik wajah sampingnya. Datar. Tidak ada senyum sama sekali. Huftt.

Naomi mengambil keranjang lalu mulai memilih makanan. Tunggu, kenapa ia membeli sangat banyak makanan? Apakah itu stok untuk di rumahnya? Tapi kenapa banyak sekali dan kenapa lebih dominan ke biskuit? Apa jangan-jangan Naomi pecinta biskuit? Huh, biarlah. Suka-suka dia.

Saat sedang serius menatap wajah Naomi yang sedang sibuk memilih ice cream, ia menatapku. "Mau yang mana?"

Sontak aku kaget. Baru kali ini Naomi berlaku baik padaku. Bukannya aku tidak terima Naomi berlaku baik seperti ini. Cuma aku kaget saja. "E-eh? Kamu nawarin aku?"

Naomi mendengus lalu menutup kembali tempat ice cream itu. "Eh, jangan marah. Ya udah sini balik lagi. Aku pilih deh nih. Ngambekan banget kamu."

Naomi berdiri di sebelahku. Sama sekali tidak memberikanku saran. Huft, kenapa sih Naomi begitu dingin padaku? Memangnya aku pernah berbuat salah ya? Kayanya nggak deh. Yang ada dia yang selalu buat aku sebel.

"Mi? Kamu tawarin aku tapi kok kamu nggak milih?" Tanyaku heran.

"Pilihin aja. Gue nggak tau ice cream mana yang enak. Gue gak pernah makan ice cream." jawab Naomi acuh yang justru membuatku tertawa. "Kenapa ketawa? Ngeledek?" Tanya Naomi sinis.

Aku tertawa semakin keras. Haha, gimana tidak tertawa? Seorang Naomi yang sudah dewasa tidak pernah memakan ice cream? Ya Tuhan, aku saja yang sudah sebesar ini selalu makan ice cream di saat mood-ku sedang jelek. Sedangkan Naomi? Sama sekali tidak pernah makan ice cream? Manusia unik.

"Serius nggak pernah makan ice cream, Mi?" Tanyaku penasaran. Naomi mengangguk singkat.

Aku menggelengkan kepalaku lalu mataku jatuh pada ice cream dengan bergambar Avatar. Aku ambil ice cream itu. "Nih, kamu yang Avatar. Aku Spongebob."

Naomi mengerutkan keningnya namun tetap mengambil satu buah ice cream itu. "Kenapa gue bentuk yang ini bukan yang Spongebob?"

Aku tertawa kecil. "Abis kamu sama kaya Avatar kalo lagi marah. Matanya putih persis kaya digambar. Serem." Jawabku yang justru bukan membuat Naomi marah. Naomi malah menarik bibirnya secara berlawanan sehingga membentuk sebuah senyuman kecil di bibirnya.

When Bad Meet Good [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang