[[ OSPEK ]]

652 38 1
                                    

Pagi ini aku memakai topi yang terbuat dari bola kemudian dipotong menjadi dua bagian. Memakai tas dari karung beras yang dibuat sedemikian menyerupai tas. Kaus kaki yang warnanya berbeda sebelah kanan pink dan sebelah kiri kuning. Memakai name tag yang tertulis namaku. Sial banget harus menggunakan ini semua, tapi apa boleh buat ini peraturan untuk melaksanakan MOS pertama yang tak boleh dilanggar.

Tapi... pagi ini aku senang. Kak Yezky mau mengantarkanku sekolah. Yey!

Motor Kak Yezky pun berhenti di depan gerbang. Aku turun dari motor dengan hati-hati.

Aku panik, "Kak, aku masuk dulu ya. Takut telat nih!"

Kak Yezky tertawa sambil mengacak-acak rambutnya. Aku menganga dibuatnya. Sumpah baru kali ini aku melihat dia tertawa lagi semenjak 4 tahun silam dia memutuskan untuk tidak tertawa, karena insiden pacarnya yang meninggal.

Aku terpaku menatapi wajah Kak Yezky yang sedang tertawa. Kalau aku bukan adiknya, akan aku pacarin dia. Manis banget dibanding wajah datarnya. Pengen meluk deh jadinya. Boleh gak?

Aku ikut tersenyum bahagia, "Aku sayang kakak"

Aku memeluk Kakakku dengan erat, dan tawa Kak Yezky pun berhenti dan lagi-lagi dia menapakki wajah datarnya itu, sudah sadar kali. Aku yang melihat wajahnya kembali seperti semula pun tak suka.

"Kakak harus belajar tersenyum deh, aku kangen tauk sama senyum Kakak barusan. Kagak capek apa?! Muka kok datar-datar banget!"

Aku mencium punggung tangan Kak Yezky dan langsung masuk ke dalam. Aku menghela nafas. Capek deh sama Kak Yezky tuh.

Tin... B * FH, motor begajulan itu. Aku mengumpat kasar di dalam hatiku.

Aku lihat orang yang menaiki motor berplat B * FH itu pun memarkirkan motornya tak jauh dari tempatku berpijak dan alhasil aku tak sempat melihat wajah congong itu.

Congong? Haha, cowo songong maksudku. Dan tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk pundakku.

Aku terperanjat kaget, "Astagfirullah,"

Aku berbalik menatap siapa yang menepukku. Ternyata Kak Arhan.

Aku langsung memeluknya, "Aku kangen tauk Kak!"

Kok, jadi aku yang kesannya manja. Kak Arhan terkekeh lalu mencium puncak kepalaku.

Shit! Aku baru sadar ternyata kami menjadi pusat pertontonan mereka. Ada yang menggerutu, ada yang iri, ada yang marah, ada yang melihatku sinis, ada yang gigit jari, ada yang teriak-teriak, dan banyak lagi.

Aku dengan sigap langsung melepas pelukanku.

"Kenapa dilepas sih?! Kan kangen tauk!"

"Kak, aku masuk dulu ya. Gak enak dilihatin sama semuanya."

Dengan cepat aku berlari meninggalkan Kak Arhan.

SKIP >>

Semua siswa baru kini sedang berbaris di lapangan menurut gugus masing-masing yang telah dibagikan oleh osis.

Aku mendapatkan gugus 1.

Aku berbaris di gugusku. Ternyata aku satu gugus sama Anfa saudaraku dan Cella teman baruku.

Alhamdulillah, setidaknya ada yang kukenal.

"Cek..cek..cek" aku mengadahkan kepalaku untuk melihat siapa orang yang sedang berdiri di depan pendopo.

"Haiii!"

"Perkenalkan nama saya Galang Pangestu, jabatan saya disini sebagai ketos" terlihat seorang ketos memperkenalkan dirinya dan jabatannya itu.

Enemy To Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang