Chapter 18

2.3K 272 3
                                    

Semuanya terasa begitu cepat sampai membuatku mual sendiri.

Berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan begitu cepat. Seperti saat ini; Brian berada di bawah Kevin yang siap memukulnya, lalu Brian menghilang dan tiba-tiba saja sudah berada di belakang Kevin untuk menendangnya.

Astaga! Bagaimana caranya agar mereka berhenti untuk saling bertengkar seperti ini?! Bagaimana jika keributan yang mereka buat dapat membuat orang-orang di istana sialan ini datang kemari?! Apa yang harus aku lakukan jika ayah mereka datang dan mendapati kehadiranku di sini?! Apa belum mau mati hari ini! Aku bahkan baru bekerja satu hari dan satu kali seumur hidupku!

"Berhenti! Kalian sudah sangat tua untuk berkelahi seperti ini!" Jeritku yang tentu saja tidak didengar oleh keduanya.

Mengalihkan pandanganku dari dua pangeran iblis terkutuk tersebut, aku mengedarkan pandanganku ke arah lain dan mendapati sebuah vas kecil yang entah sejak kapan sudah berada di lantai.

Dengan tekad yang kuat, aku setengah berlari menghampiri vas tersebut dan membantingnya dengan kuat. Berhasil membuat kedua pangeran iblis tersebut berhenti dan menatapku dengan malas.

Sebelum mereka melanjutkan untuk berkelahi, dengan cepat aku berkata, "Jika kalian tidak mau berhenti saat ini, aku akan membunuh diriku detik ini juga."

Kevin mendengus dan melepaskan pegangan terhadap Brian. Wajahnya terlihat sedikit memar akibat pukulan yang diberikan oleh Brian. Namun... penampilan Brian terlihat lebih buruk daripada Kevin.

"Kau tidak akan berani untuk membunuh dirimu sendiri Sara. Kau terlalu menyayangi nyawamu. Aku tahu kau masih ingin hidup lebih lama daripada ini." Komentar Kevin.

Aku mengembuskan napasku dengan panjang dan menatap Kevin dengan malas. "Kau benar." Akuku. "Aku masih ingin hidup lebih lama, maka dari itu berhenti berkelahi! Kalian bisa membuat keributan dan membuat semua orang di istana ini menyadari keberadaanku. Dan jika keberadaanku sampai terdengar ke telinga ayah kalian, apa menurut kalian aku akan selamat dan bisa kembali ke duniaku hidup-hidup?!"

Brian mengedikkan bahunya. "Bukan urusanku."

"Tapi kau yang membawanya kemari, brengsek!" Bentak Kevin.

"Sudah cukup!" Kini giliranku yang membentak Kevin ketika melihatnya sudah kembali akan memukul Brian. "Lebih baik bantu aku pergi dari dunia ini sebelum ayahmu sadar jika ada manusia di dalam istananya!"

"Dan untukmu, Brian," kataku seraya menatap kedua bola mata Brian yang perlahan kembali berwarna biru terang. "Aku percaya padamu, dan mulai paham dengan apa yang kau jelaskan tadi."

Ya, tentu saja sekarang aku sangat paham dengan alasan mengapa ayah Kevin akan memburuku jika dia tahu aku adalah matenya. Namun, yang aku tidak paham adalah; mengapa jika aku bersama dengan Kevin semuanya akan menjadi masalah, dan jika aku bersama Brian, ayahnya tidak akan peduli? Apakah Brian anak angkat?

Kevin mengerutkan keningnya dengan raut tidak suka. "Apa yang sudah dijelaskan oleh Brian memangnya?"

"Bukan apa-apa." Balasku. "Apa yang aku bahas dengan Brian sangatlah tidak—"

Ucapanku terpotong oleh sebuah ketukan pintu. Membuat kami bertiga terdiam dan memandangi pintu tersebut bersamaan. Sampai seseorang dari balik pintu berkata,

"Mohon maaf mengganggu waktu Anda bersama Pangeran Brian, namun Raja memanggil Putera Mahkota untuk segera melapor di hadapannya."

Apa?! Putera Mahkota?!

Dengan cepat aku menoleh ke arah Kevin dan bertanya, "Kau seorang Putera Mahkota?!"

Kevin hanya memutar kedua bola matanya. Mengabaikan pertanyaanku, dia menatap ke arah Brian dan berkata, "Kau bawa makhluk tidak berguna ini kembali ke tempat asalnya dan cepat kembali kemari. Aku cukup yakin ayah mengetahui kehadiranmu juga disini."

Marked ✔Where stories live. Discover now