Chapter 15

2.7K 274 5
                                    

Untuk kedua kalinya, aku masih tidak menyangka jika ancaman untuk membunuh diriku sendiri akan berhasil untuk mengancam Kevin dan mendapatkan posisi pekerjaan yang aku mau. Jujur, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika Kevin tidak termakan oleh bualanku. Aku belum terlalu gila untuk membunuh diriku yang masih terlalu muda untuk mati.

"Guys, perkenalkan dia adalah Sara, anggota baru di tim Marketing kita." Callum, Head of Marketing perusahaan ini memperkenalkanku. "Dan Sara, mereka berlima adalah rekan kerjamu. Kau bisa memperkenalkan dirimu secara singkat kepada mereka."

"Hai!" sapaku dengan riang. "Perkenalkan, aku Sara Donovan. Mohon bantuannya dan senang bertemu dengan kalian. Looking forward to working with you and learning from each of you."

Mereka serentak membalas sapaanku dan beberapa dari mereka pun melambaikan tangan ke arahku. Melihat respons mereka yang positif, membuatku bersemangat untuk segera memulai pekerjaanku.

"Ayo Sara, kutunjukkan tempat dudukmu bekerja."

Aku menganggukkan kepalaku dan berjalan mengikuti Callum.

"Tim Marketing kami bisa terbilang sedikit untuk ukuran perusahaan sebesar ini. Tapi kau tidak perlu khawatir, karena pekerjaan mereka dan total orang yang ada di perusahaan ini sudah terbilang cukup efisien dan efektif. Jikalau nantinya kau merasa pekerjaanmu terlalu banyak, kau bisa mendiskusikannya denganku dan kita bisa melakukan evaluasi terhadap pekerjaanmu. Jika memang pekerjaanmu terlalu banyak, kita bisa mencari orang baru untuk membantumu."

Aku hanya menganggukkan kepala mendengar penjelasan Callum.

"Ini dia kursimu." Callum menunjuk kursi yang berada di ujung dekat jendela. "Nanti ada Jemma yang akan membantumu mempelajari segala hal yang berkaitan tentang Marketing di perusahaan ini. Jika Jemma tidak bisa menjawab pertanyaanmu, kau bisa bertanya langsung kepadaku melalui aplikasi chat milik kantor yang aku yakin sudah diinstal di laptopmu oleh tim IT."

Sekali, aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Jemma, tolong bantu Sara mengenai pekerjaannya, ya?" Jemma mengacungkan jempol sebagai jawaban. Callum kembali menatapku dan tiba-tiba saja tatapannya terhenti ke arah leherku. Membuatku secara refleks menutup leherku.

Callum berdeham dan berkata, "Maafkan aku yang terlihat norak. Aku baru tau kalau kau memiliki tato di leher."

Aku tertawa canggung mendengar komentar Callum. Tato sialan ini muncul karena Kevin yang menggigitku tanpa izin! Siapa juga yang ingin memiliki tato di leher seperti ini? Jika aku ingin mentato tubuhku, aku pasti akan melakukannya di daerah tubuhku yang lain. Bukan di leher seperti ini!

"Kenakalan anak muda—aku menatonya ketika aku sedang mabuk." Bohongku. "Apakah di perusahaan ini ada larangan kalau karyawan tidak boleh mentato tubuhnya?"

Callum tersenyum simpul dan menggelengkan kepalanya. "Tidak ada larangan. Hanya saja, jika kau bertemu dengan klien, tolong tutupi tato yang ada di lehermu, oke? Aku hanya tidak ingin perusahaan ini—atau dirimu—memiliki imej jelek hanya karena tampilanmu yang bertato."

"Aku mengerti." Kataku. "Aku akan mengingatnya, sir."

"Oh please," Callum melambaikan tangannya. "Panggil saja aku Callum, oke? Sir membuatku terdengar tua."

"Noted."

"Baiklah kalau begitu!" ujarnya seraya menangkupkan kedua tangannya. "Kau bisa memulai pekerjaanmu bersama Jemma." Callum menoleh ke arah Jemma dan berkata, "Tolong kau bantu Sara untuk beradaptasi di sini, ya."

Jemma menganggukkan kepalanya. "Kau bisa mengandalkan aku."

"Kalau begitu aku tinggal. Sampai jumpa waktu makan siang nanti!"

Marked ✔Where stories live. Discover now