Chapter 17

2.5K 285 2
                                    

"Kau jaga tempat ini sampai aku kembali, oke?" Ujar Brian seraya berjalan ke arah Siska. Dia memegang kepala Siska dan kembali berkata, "Aku mengizinkanmu untuk berkomunikasi melalui pikiran. Jangan pernah kau berani untuk menutup kedua matamu, oke?"

Aku mengerutkan keningku. "Memangnya kenapa kalau dia menutup kedua matanya? Bukankah lebih baik kau membiarkannya beristirahat? Dia pasti lelah harus berdiri kaku seperti itu."

Brian berbalik ke arahku dan menggelengkan kepalanya. Seraya tersenyum kecil dia berkata, "Dia tidak aku izinkan tidur karena kedua matanya sudah terkoneksi denganku. Dia akan berperan seperti... CCTV untuk menjaga apartemen ini selama kita pergi."

"Kevin sudah memasang CCTV, jadi aku pikir rasanya tidak perlu untuk Siska—"

Brian berdecak dan menatapku kesal. "Tidak bisakah kau hanya diam dan mengikuti apa kataku?"

Aku mengembuskan napasku dengan lelah. Aku sudah mulai terbiasa melihat tingkah semaunya dari kakak-beradik tersebut. Benar-benar menyedihkan sekali hidupku. Niat pergi merantau untuk mengejar karir dan membuat ayahku bangga, aku justru terjebak dalam kegilaan Kevin dan Brian.

"Ayo kita berangkat." Brian mengulurkan tangannya ke arahku. Aku memberinya tatapan bertanya. Membuat Brian memutar kedua bola matanya. "Kau bilang ingin pergi ke dunia iblis, bukan? Jadi ayo, pegang tanganku. Kita akan segera berangkat."

Aku menganggukkan kepalaku. Sebelum aku menerima uluran tangan Brian, aku menatap Siska sekali lagi. Aku dapat melihat dengan jelas jika tatapan Siska menyuruhku untuk tidak ikut bersama Brian. Tapi aku ingin tahu dunia lain selain dunia yang kutempati saat ini. Jadi aku memberikan Siska senyuman menenangkan kepadanya. Memberikan tatapan jika aku akan baik-baik saja dan dia tidak perlu khawatir.

"Ayo berangkat." Ucapku kepada Brian dan menerima uluran tangannya.

Brian menarik tubuhku dan merengkuhnya. Membuatku menabrak dada bidangnya yang terasa keras ketika bertemu dengan dahiku. Belum sempat aku memprotes aksinya yang tiba-tiba, saat ini aku sudah berada di tempat lain dalam satu kejapan mata. Sungguh, jika Brian mau berbaik hati mengajarkan aku atau memberikan kekuatannya untuk teleportasi seperti ini, aku akan menerimanya dengan lapang dada. Maksudku, ini sungguh keren! Aku tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk transportasi dan boom—aku sudah berada di tempat tujuanku. Keren, bukan?

Kedua mataku mulai menjelajah dunia yang baru pertama kudatangi. Semuanya terasa sangat... asing. Jika biasanya aku menemukan seorang manusia berjalan menapak tanah, kini aku seperti melihat hantu. Mayoritas warga yang ada di dunia ini tidak menapakkan kakinya di atas tanah! Bahkan ada pula yang sedang berbicara dan dalam kejapan mata, salah satu diantara mereka sudah menghilang di telan bumi.

Ini benar-benar... menakjubkan! Membuat jiwa adrenalinku untuk mengeksplor ke setiap sudut dunia ini.

Walaupun... ya aku berharap beberapa diantara mereka memiliki wajah yang rupawan seperti Brian dan Kevin. Pemandangan yang ada di hadapanku, kebanyakan memiliki penampilan yang aneh; ada yang memiliki tanduk, ada yang memiliki sayap, ada yang memiliki tiga buah mata.

Yah well, iblis tidak beda jauh dengan hantu. Jadi seharusnya aku tidak perlu kaget melihat penampilan mereka yang seperti itu, bukan?

"Selamat datang di duniaku, Tuan Puteri." Sambut Brian dengan riang di sampingku.

Aku menoleh ke arahnya dan berkata, "Duniamu tidak seburuk yang aku kira." Mengalihkan pandanganku darinya, aku kembali bertanya, "Ini dimana?"

"Halaman depan istana." Aku hanya menatapnya dalam diam seraya menaikkan kedua alis. Melihatku yang menunggu penjelasannya lebih lanjut, dia melanjutkan, "Disini memang ramai karena sedang jam istirahat. Aku ingin mengajakmu berkeliling, tapi kita tidak memiliki waktu banyak. Jadi aku akan langsung pada tujuanku untuk membuktikan jika kakakku benar-benar seorang Pangeran Iblis."

Marked ✔Where stories live. Discover now