epilog

1.9K 84 21
                                    

Arga menahan kantuknya sambil tetap berjalan masuk ke dalam gedung berlantai 25 tersebut. Bagaimana tidak? Lelaki itu tidak tidur semalaman. Ia sibuk terjaga dengan pinkirannya yang kalut. bahkan hingga detik ini, pikirannya masih dipenuhi nama itu.

Senja.

Mendapatkan berita dari Disa tentang Senja yang akan menikah menohok hatinya. Disa dan Arga memang menjadi teman dekat kini, berhubung mereka bekerja di satu gedung yang sama. Dan hanya dipisahkan oleh 15 lantai. Secepat lift, berita itu juga sampai ke telinga Arga.

Karyawan-karyawannya sejak tiga hari yang lalu sudah berbisik-bisik:

"Pacarnya si bos mau nikah."

"Si bos ditinggalin."

"Katanya nikahnya sama sahabat bos sendiri."

"Pagi, Pak," melangkah keluar dari lift, Arga menemukan dirinya ditunggu oleh Sari, sekretarisnya selama 3 tahun terakhir. Sari seseorang yang jujur, dan halus. Tidak aneh ia dijuluki 'Putri Solo'.

"Pagi, Sari."

"Mau kopi atau teh, Pak?"

"Seperti biasa."

Arga mulai berjalan dan Sari mengekori. Di setiap kubikel yang ia lewati, Arga menerima sapaan selamat pagi dengan wajah mengasihani yang membuat karyawannya seakan berkata: "Pagi, Pak Arga..... yang mau ditinggal nikah."

"Nanti ada meeting jam 10, Pak."
"Iya."

"Jangan terlambat, Pak. Bapak meeting sama—"

"Sama ayah saya? Iya, saya tahu."

Arga menutup pintu ruangannya dan menghela napas yangberat dan panjang sambil melemparkan diri ke kursinya. Sari sudah membalikkan tubuh, tampaknya ingin segera bergosip dengan Ina, karyawan Arga yang lain.

Arga menjilat bibir bawahnya dan segera membuka email. Bagaimanapun caranya, Senja tidak boleh ada di pikirannya hari ini.

Ayolah, Arga, dia udah mau jadi istri orang.

655 notifikasi email yang belum ia baca dari dua hari yang lalu, yang menangkap atensinya hanya 1. Dengan ragu dan tangan yang sedikit bergetar, ia membuka email tersebut.

From: senjanindita@hotmail.com

To: arga.wijaya@hotmail.com

Subject: Berita Darimana?

Selamat Pagi, Bapak Direktur Argata Wijaya.

Saya harap bapak baca pesan saya ini di waktu pagi, ya. Dengar-dengar dari Disa, mata-mata saya, belakangan ini Bapak seperti mayat hidup. Boleh saya tahu alasannya, Pak?
Tolong jangan bilang Bapak dengar berita bohong dari Disa. Yang mau nikah itu Disa, Pak. Bukan saya. Bapak gimana bisa nggak tahu, sih? Disa mau nikah sama teman Bapak sendiri.

Maaf belum bisa menghubungi Bapak. Saya harus berangkat seminar ke China seminggu yang lalu. Maaf juga, selama 2 tahun ini, saya sama sekali tidak menghubungi Bapak. Saya sibuk sekolah. Sibuk menolong hidup orang. Sibuk merancang masa depan.

Tapi, percaya sama saya, Pak. Nggak ada laki-laki lain yang saya pikirkan atau jadi motivasi saya bangun setiap pagi untuk lihat darah dan organ tubuh. Cuma Bapak satu-satunya.

Jadi, Bapak Argata Wijaya, kapan janjimu mau ditepati? Iya, janji yang di bandara waktu itu.

p.s. hari ini aku pulang, jemput dong? LINE-ku udah aktif lagi.

salam sayang(dan kangen),

Senja Anindita

Tangan Arga secara sigap mengangkat gagang telepon. Menekan nomor 2.

"SARI?"

"Iya, Pak?" Suara Sari di seberang terdengar bergetar. Mungkin ia kaget atasannya yang seperti mayat hidup ini tiba-tiba berteriak di telepon.

"Batalkan semua meeting saya hari ini."

"Tapi, Pak, ada meeting sama—"

"Ayah saya pasti mengizinkan."

"Alasannya apa, Pak? Biar saya bisa hubungi yang lain."

"Saya mau nikah, Sar."
"Ta-tapi, Pak...."

"Hubungi Ibu saya juga. Bilang supaya nggak terima pasien hari ini." Arga tersenyum di antara kata-katanya. "BILANGIN SAYA MAU BAWA CALON ISTRI KE RUMAH."

Seharusnya Arga tidak perlu menggunakan telepon, ia hanya perlu berteriak. Seperti yang terjadi sekarang, semua karyawan yang tadinya sibuk dan tenggelam dalam pekerjaan masing-masing, setelah mendengar kalimat atasannya barusan, segera saja mereka bersorak.

Pernah suatu waktu ketika Arga ditanya mengapa ia tidak mencari hati yang lain saja. Jawaban lelaki itu adalah:

"Because she's the only place I call home."

And she really is. Senja selalu dan akan selalu menjadi rumah bagi Arga.

***

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang