Extra Story #1

5.2K 225 22
                                    

[14 tahun yang lalu...]

"Bryan!!! Ayo buruann" panggil seorang wanita dewasa yang cantik.

Dari balik pintu, muncul seorang bocah berumur 4 tahun yang pendek dengan pipi yang gendut dan berona kemerahan.

"Mama... T-tunggu!" ucap bocah itu.

Wanita itu menunduk dan menjajarkan wajahnya dengan Bryan kecil.
"Ayo Bry. Ini hari pertamamu di TK" kata mama Bryan.

Bryan spontan menangis, "Bryan gamau sekolah. Bryan mau dirumah!" kata Bryan sambil menghapus air matanya.

Mamanya pun memeluk Bryan, "kau tau... Disana ada seorang gadis cilik. Dia anak teman mama" mama lalu menghapus air mata Bryan. "Kau tidak mau berkenalan dengan dia Bryan?".

Bryan menangis tersedak-sedak, "apa dia cantik?" tanya Bryan pelan.

Wanita itu tertawa, "sangat! Dia seperti temanmu Felly" kata mama Bryan.
Untuk informasi, Felly adalah boneka kelinci milik Bryan.

"Mam..." panggil Bryan dongkol, "Felly pasti jauh lebih cantik" kata Bryan.

Wanit itu tertawa, "kita lihat saja nanti. Ayo Bryan!"

💓💓💓

Sementara itu, disisi lain kota Jakarta, seorang bocah perempuan sedari tadi terus berlari mengelilingi ruang makan.

"Ayo maaaa!!!! Ayooo!!! Nina mau ke cekolah" kata anak perempuan girang.

Seorang wanita keluar dengan rambut berantakan, "mama sisir rambut dulu ya".

"Eng...ga maa. Ayoo!!!" teriak anak itu lagi seperti hampir kerasukan.

"Oke-oke sayang" kata mama Nina lalu menggendong Nina masuk mobil.

"Nina bisa calan cendili* kok" kata Nina sambil menarik kedua kunciran rambutnya. (*jalan sendiri)

"Ya yaa..." balas mama Nina lalu menaruh Nina dikursi mobil.

Tak lama kemudian, mobil itu meluncur mulus dan sampai di halaman TK Little Stars itu.

"Ayo Nina!" ajak mama Nina. Nina lalu meloncat dari tempat duduknya.

Buk!
Nina menabrak seseorang.

"Ma-maaf" kata Nina takut.
Ia lalu memandang wajah anak lelaki yang ia tabrak itu. Anak laki-laki itu lalu menangis.

"Huaaa. Mama!!!" tangis anak itu.

"Bryan!" panggil seorang wanita dari belakang.

"Oh! Anjengg! Haloo" sapa mama Nina cepat.

"Halo Lia. Ini anak kamu?" tanya wanita itu yang ternyata adalah mama Bryan.

"Iya. Maaf ya Jeng. Anakku buat anakmu nangis" kata mama Nina seraya meringis.
"Ayo Na. Minta maaf" kata mama Nina.

"Ma-maaf" kata Nina lalu memeluk Bryan.

Bryan lalu berhenti menangis.

"Dia cantikan Bryan?" kata mama Bryan.
Bryan tersenyum lebar lalu mengangguk. Ia lalu menarik tangan Nina dan mengajaknya masuk kedalam kelas.

"Namanya siapa Jeng?" tanya mama Nina.
"Bryan Cornelius Tirtadiningrat" jawab mama Bryan, "anakmu?".

"Nina Candra Winata" jawab mama Nina. "Semoga mereka akrab terus ya" kata mama Nina.

💓💓💓

"Maa. Mama!" panggil Bryan sambil menarik kaos mamanya dari bawah.

"Iya sayang?" tanya mama Bryan.

"Ayo main ke lumah ceman" kata Bryan.

"Siapa? Nina?" tanya mama Bryan. Bryan lalu mengangguk.

"Tapi dia lagi sakit sayang. Dia lagi demam" kata mama Bryan.

Bryan lalu menangis, "gak mau!!! Bryan mau mainn" kata Bryan.

"Yasudah. Ayo-ayo" kata mama Bryan lalu menggendong Bryan memasuki mobil.

Mereka lalu sampai di rumah keluarga Winata.

Tok-tok-tok...
Ajeng- mama Bryan, mengentuk pintu rumah Nina.

Cekrek.
"Ajeng, Bryan! Halo" sapa mama Nina.

Bryan lalu bersembunyi dibalik kaki mamanya.
"Dia mau main sama Nina" kata mama Bryan.

"Nina lagi sakit lho. Kamu ga takut ketularan?" tanya mama Nina.

Bryan menggeleng.

"Ya sudah dibiarkan saja" kata mama Bryan.

Mama Nina lalu menggendong Bryan memasuki kamar Nina.
"Bryan main sendiri ya. Tante mau cerita sama mama kamu" kata mama Nina lalu menutup pintu kamar Nina.

Bryan lalu berdiri melihat Nina yang sedang tidur.
"Felly" panggil Bryan pelan.
Dia mengira anak perempuan berkuncir dua itu sama dengan boneka kelincinya.

Bryan berjalan mendekati Nina yang sedang mengerucutkan bibirnya. "Canas" gumam Nina mengigau. (*panas)

"Apaa??" tanya Bryan sambil mendekati telinganya ke mulut Nina.

"Canass" kata Nina sambil menutup matanya. Ia memajukan mulutnya tanda ia kesal.

Bryan menatap Nina bingung, ia lalu teringat mamanya yang selalu menutup mata dan memajukan bibirnya. Jika mamanya melakukan itu, tandanya berarti Bryan harus mencium mamanya.

Ia lalu mencium bibir Nina yang sejak tadi terus maju.

"Udah?" tanya Bryan.

Nina yang sedari mengerutkan dahi lalu tersenyum.
"Bryan..." gumam Nina.

Bryan memajukan kepalanya berusaha mendengar bisikan Nina, "aapaa???".

"Besok main lagi" kata Nina menginggau.

Bryan lalu memundurkan badannya dan memandang Nina senang.
"Kita main terus ya, sampai selama-lamanya".

The End

Love is On The Air (Completed)Where stories live. Discover now