L'sOTA 4

5.1K 304 2
                                    

Author's Pov

Nina menatap wajah Bryan horor.
"Lo ngapain disini?" teriak Nina kaget.
Bryan tertawa sinis, "suka-suka gue lah! Ini kan kamar gue!" balas Bryan santai.

Nina lalu menatap ruang sekelilingnya frustasi.
Well, satu hal yang Nina tau, yang pasti ini bukan kamarnya.
"Gue lagi gak bercanda Bryan!" kata Nina.

"Lo ga percaya? Tuh lihat foto sono. Muka siapa yang kegantung?" tanya Bryan sombong.

Nina langsung menoleh kearah yang ditunjukan Bryan dan segera menggenggam frame foto itu.

"Gak... Mungkin..." Nina memelas seraya memukul pelan foto yang ada di tangannya.
Foto muka Bryan Tirtadiningrat bersama om Dio, aka bokapnya.

"Lo culik gue?" teriak Nina seraya berusaha memukul Bryan.
"Weitsss" Bryan menjauh dari Nina dengan mulus.
"Gue gak nyulik lo ya. Gue cuman nurutin perintah bokap gue" kata Bryan lalu duduk di kursi santai tepat dipinggir jendela.

"Perintah?" tanya Nina penasaran.
Ia lalu mengatur ulang cara ia duduk.
"Perintah apaan?" tanya Nina cepat.

"Perintah yang nyuruh gue untuk ngebawa lo tinggal dirumah gue" jawab Bryan sambil tersenyum.

Nina menganggukan kepalanya.
"Perintah yang nyuruh gue untuk ngebawa lo tinggal dirumah gue" pikir Nina.
"...ngebawa lo tinggal dirumah gue..." kata-kata itu masih saja terngiang-ngiang di pikiran Nina.
"...tinggal dirumah gue..." dan masih terulang.

"LO GILA?" tanya Nina kaget setelah berhasil mencerna kata-kata itu.
"Otak lo pendingnya lama! 42 detik tau ga lo mencerna kata-kata gue" kata Bryan sombong.

Nina mendesah, "songong banget sih lu!" kata Nina lalu turun dari kasur dan berjalan cepat menuju pintu keluar kamar ini.

"Lo mau kemana?" tanya Bryan saat melihat Nina berjalan kearah sebuah pintu.
"Keluar dari neraka ini" jawab Nina cepat.

Bryan terkekeh.
Nina lalu membuka pintu yang sedari tadi ia tuju dan...
Apa ini?
Bukannya keluar malah ia masuk kedalam sebuah toilet.
Gila!
Ini toilet atau kamar ala-ala American Style?!
Nina menggelengkan kepalanya.
"Bathtub sebesar itu bisa gue alas kain trus gue pake tidur" gumam Nina.

"Kenapa? Lo mau mandi sama gue?" tanya Bryan mesum.
Tiba-tiba saja Bryan udah ada di belakang Nina.

Nina melotot, "ya gak lah. Mending gue mati muda dibanding mandi sama lo. Jijik!" balas Nina kesal.
Ia lalu menghentakan kakinya menjauhi Bryan lalu berjalan kepintu lainnya.
Cekret....
Wuihh.
Pemandangan halaman rumah milik Bryan yang luas terlihat.
Ternyata dibalik rumahnya itu terdapat taman, atau lebih tepatnya labirin yang penuh bunga-bunga.

"Gue pengen kesitu" pikir Nina yang pastinya takan ia beri tau kepada Bryan. Secara ia masih punya gengsi yang cukup tinggi untuk gak minta sesuatu dari Bryan.

"Kamar lo tuh ya, lebih luas dibanding rumah gue tau gak?" desah Nina.
Bryan tersenyum sombong.

Dan tiba-tiba saja hp milik Bryan berdering.

Panggilan masuk dari Yoona

Nina mengernyitkan alisnya. Ia sempat membaca nama penelpon itu sekilas.
Yoona?

Bryan lalu mengangkat telpon itu dan menekan tombol speaker-nya.

"Halo sayang" sapa Yoona.

"Halo cantik"

"Jadikan hari ini?"

"Mm? Kemana?"

"Yaelah Bry! Marriot kamar 1144"

Love is On The Air (Completed)Where stories live. Discover now