L'sOTA 13

4.7K 261 6
                                    

Nina's Pov

Gue melangkahkan kaki gue dengan cepat lalu menghempaskan diri keatas ranjang dengan kasar.

Brukk.

Badan gue membentur kasur yang tidak seberapa empuk dan berhasil membuat punggung-punggung gue sedikit sakit.

Gue lalu menatap langit-langit kamar gue dengan tatapan kosong.
Serius.
Otak gue seakan mau meledak padahal otak gue cuman mikirin satu hal. SATU HAL, saja!

Tanpa sengaja air mata gue mengalir.

What???
Gue nangis?
Gak! Gak! Gak boleh.
Ya ampun Na!!!
Lo ga boleh nangis hanya gara-gara seorang cowok.
Bagus kalo cowok yang lo tangisi itu cowok baik-baik kek papa!
Tapi ini apa coba?!
Lo nangis untuk seorang bajingan busuk kelas kakap yang pergi kesana kesini melahap setiap cewek bodoh yang ada disekitarnya.

Lo bodoh Na!
Ayo buruan! Hapus air mata lo yang sia-sia itu.
Why are you crying for nothing huh?

Gue kembali menarik nafas.

Gue juga gatau. But i have 2 reasons for crying.

Pertama. Karena dia Bryan.
Kedua. Karena Bryan mencium cewek lain.

Yap.
Mungkin kalo gue ngelihat cowok lain yang ciuman gue gak bakal nangis. Sebaliknya gue bakal ketawa mati-matian dan mengejek mereka terus-terusan.
Tapi apa yang terjadi?

Gue ga nyangka.
Ternyata Bryan Tirtadinigrat, si playboy kelas kakap milik SMA Harum Bangsa berhasil buat gue menggila seperti ini.

Dan sekarang satu hal yang harus lo lakuin Na! Hanya satu hal. Lo perlu lupain perasaan lo ke cowok bernama Bryan itu.

💓💓💓

Bryan's Pov

Gue melangkahkan kaki pelan menuju koridor kelas. Diam-diam gue menjulurkan kepala gue dan mengintip apakah Nina sudah datang atau belum.

"Bry?" seseorang memanggil gue tiba-tiba dari belakang.

Mata gue yang hampir copot seketika masuk kembali ke tempatnya saat melihat sosok Raissa yang ternyata memanggil gue.

Yaampun! Gue kira Nina!

"H-hai!" sapa gue kikuk.

"Hai" balas Raissa sambil menatap gue aneh, "lo... Ngapain?" tanya Raissa.

"Gue? Gue ngapain? Mm... Ga ngapa-ngapain tuh" jawab gue sambil menyengir gugup.

"Ooh" balas Raissa singkat lalu berjalan masuk kedalam kelas.

Gue lalu mengikuti Raissa yang sekarang duduk sambil memainkan hp-nya.

Gue melirik jam.
Dikit lagi jam 7 dan Nina belum juga datang.
Masa sih Nina terlambat?

Duh.
Gue sebenarnya berharap Nina datang gak sih?

Dan akhirnya hingga pulang sekolah Nina belum juga datang tanpa izin yang jelas dan berarti Nina mem.bo.los.

"Sa" panggil gue pelan.
"Raissa buruan" kata Roy sambil menarik tangan Raissa.
"Eh sorrii gue buru-buru" kata Raissa lalu berlari keluar mengikuti Roy.

Love is On The Air (Completed)Where stories live. Discover now