L'sOTA 15

4.1K 238 1
                                    

Bryan's Pov

Sret... Srett...
Suara gorden yang diterpa angin menimbulkan bunyi yang terkesan horror di telinga gue. Gue menarik ujung selimut dan menutupi seluruh badan + muka gue. Jaga-jaga. Siapa tau nanti ada yang nongol.

"Na, lo belum tidur?" tanya gue.

Well. Walaupun sekamar, tempat tidur gue terpisah dengan Nina, dan tadi, Nina menarik kasurnya keujung jendela menjauhi kasur gue.

Srett... Srett...

"Astaganaga" desis gue pelan.
Ada makhluk yang bergerak disamping gue. Gue lalu menarik selimut menutupi badan ampe muka gue.

GLUDUK... GLUDUK... CTARRR!!!

Oke. Yang barusan itu suara geluduk + kilat.

Gue menghembuskan nafas lega saat tak ada lagi pergerakan yang timbul disamping gue.

Belum sedetik gue ber-lega-ria, tiba-tiba sebuah tangan menempel di perut gue.

"Anjing! Anjing! Anjing!" gue berteriak kaget. Gak. Lebih tepatnya ketakutan.

Gue menutup mata gue dan berdoa.
Yah.
Mungkin kalian udah tau kalo gue ini seorang yang penakut. Tapi gue punya alasan tersendiri. Waktu kecil gue pernah terkurung di ruangan gelap dan saat itu gue ngelihat bayangan-bayang putih yang ada di deket jendela. So... Wajar kan kalo gue takut sama hantu?

Fokus gue yang sempat teralih kini kembali karena tangan itu mendekap gue lebih kencang saat bunyi halilintar menyambar.

"Nina?" gue mendelik kaget saat melihat sosok badannya yang kecil memeluk badan gue dari belakang.

Buru-buru gue membalikan posisi sehingga bisa menatap Nina kembali dengan baik.

"Lo kenapa disini?" tanya gue pelan.

Nina diam saja.

"Lo uda tidur?" tanya gue lagi.

Nina masih diam saja.

"Gue kira lo hantu" kata gue sambil terkekeh sendiri.

Walau cahaya remang-remang, mata gue masih bisa jelalatan menatap wajah tidur Nina yang manis.

"Lo kok cantik banget sih?" gumam gue pelan. Bulu matanya lentik, alis matanya tebal. Hidungnya kecil dan pipinya sedikit tembem. Dan, anjirrr... Bibirnya! Bibirnya kok bisa warna merah-merah gitu.

"Lo belum hapus lipstick lo ya?" tanya gue. "Gue hapus ya" tambah gue pelan.
But, wait. Caranya gue hapus gimana? Pake tangan atau, pake, mm...

Gak Bry. Gak! Lo ga boleh nyerang dia tengah malam -entah mengapa sebuah pikiran malaikat muncul di otak gue.

Tapi Nina sendiri yang nyerang lo. Masa dia datang ke kasur lo tengah malam gini? -ah! Akhirnya suara hati setan gue kedengeran juga.

Tapi kan...

Gue menelan ludah sewaktu Nina memberikan reaksi dengan menggerakan mulutnya kecil, seperti mengecap sesuatu.

Sret.

Tanpa sadar kepala gue bergerak naik keatas kepalanya Nina.

Sialan. Ternyata bukan lipstick.

💓💓💓

"Lo ngapain di kamar gue?" tanya Nina kaget.

Gue yang masih tidur mengerjapkan mata malas.

Love is On The Air (Completed)Where stories live. Discover now