L'sOTA 1

7.4K 427 5
                                    

(*Gaes....
L'sOTA: Love is On The Air.
Disingkat biar keren. Wkawka =D Maklum authornya juga baru ABG)
-------

Nina's Pov

Suara derapan kaki yang berlari cepat terdengar disekujur koridor kelas, bercampur dengan suara riuh anak-anak cowok yang bermain basket dilapangan.

"Woi-woi-woi!!!" teriak salah seorang teman gue, Raissa.

"Apaan sih lu?! Berisik!" keluh gue. Mataku masih tetap melotot pada Line Get Rich yang sudah kumainkan selama 2 jam non-stop dari pagi.

"BERITA HEBOH GAES!" teriak Raissa lagi, dengan suara yang lebih keras membuat semua orang didalam kelas kompak menoleh kearahnya.
Gue mengehela nafas kesal dan ikut-ikutan memandang Raissa.

"Apa? Buruan ngomong!" kata gue cepat.

"Lu pada tau Brian'kan?" kata Raissa dengan sorot mata berbinar-binar.

Jleb!
Apa Brian?!

"Brian siapa Sa?! Yang namanya Brian di sekolah ada banyak kali!" teriak Bayu, cowok paling heboh dikelas.

Gue menghela nafas pelan, tenang, dan teratur.
Yap. Tenang saja! Yang namanya Brian itu banyak. Gak mungkin Brian yang dimaksud itu Brian....

"BRYAN CORNELIUS TIRTADINGRAT!" teriak Raissa heboh. Heboh banget kayak orang gila.

Gue menjatuhkan iphone 6+ yang baru gue beli kemarin lusa.
Gak mungkin!
Gak mungkin Bryan Cornelius Tirtadinigrat!

"NGAPAIN DIA DISINI?!" tanya gue marah sampe-sampe seisi kelas memandang gue takut.

"Eh? Biasa aja kali" tandas Raissa sambil mendengus kesal. Dia memang paling gak suka diteriaki.

"Dia tuh dulu sekolah disini pas kelas 10" celutuk Bayu, "masa lo lupa sih?".

"Bego lu! Nina kan murid baru pas kelas 11. Mana tau dia soal Bryan" balas seorang teman gue, Lisa.

Gue menatap Raissa nanar, layaknya orang yang kehilangan kaki.

"Ehh! Jawab pertanyaan gue dulu dong. Emang lo kenal sama Bryan?" tanya Raissa.

"Gak!" jawab gue cepat.
Sebenarnya IYA, gue kenal.
Tapi, gue gak sepenuhnya bohong ketika gue ngejawab gak.
Yah emang sih, gue kenal sama yang namanya Bryan Tirtadiningrat.
Tapi gue bukannya mau kenal. Tapi gue terpaksa kenal.

Flashback on

"Pa!" panggil gue kasar ke bokap gue yang sedang nyengar-nyengir kearah seorang pria tua dihadapannya.

Gue memandang papa risih.
Masa sih bokap gue gay semenjak nyokap gue meninggal?! Gak mungkin kan?
Terus ngapain dia sekarang senyam-senyum sama si tua ga jelas ini? Pake duduk hadap-hadapan lagi.

"PA!" teriak gue lebih keras.
Papa lalu mencubit paha gue diam-diam.
"A-aw. Sakit pa!" jerit gue pelan.
"Diam! Dia ini bos papa. Ayo yang sopan" kata papa marah, namun ia tetap berusaha berekspresi baik dengan senyum yang dibuat-buat.

Apa-apaan sih?!
Bos?
Yauda emang kenapa?
Segitu banget ya pengen naik pangkat?

Gak lama kemudian seorang cowok manis (mungkin seumuran gue) datang mendekat ke arah meja gue, bokap gue, dan si bapak tua ini.

Love is On The Air (Completed)Where stories live. Discover now