Aku tersenyum. "Tiffany, tatap mataku."

Dia mendongak. Dengan ragu dia menatapku. Aku menggengam satu tangannya yang berada diatas meja dengan kedua tanganku.

"Apa aku terlihat berbohong?" Tanyaku padanya. Namun ia malah mengalihkan pandangannya.

"Kamu berbohong. Kamu sudah bahagia 'kan Rel, bersama perempuan itu." Ucapnya.

"Siapa perempuan itu? Maksudmu Giana? Demi Tuhan, aku sudah tak mengharapkannya lagi Tif." Bantahku cepat, Giana sudah pindah sejak dua tahun lalu, dan aku sudah tak mengharapkan perempuan itu.

Aku melihat air mata jatuh dari pelupuk Tiffany. Aku segera bangkit dan duduk disebelahnya --sebelumnya aku duduk di hadapannya-- dan segera memeluknya.

"Tif aku ingin meminta maaf, tolong maafkan aku." Aku memeluknya semakin erat. Tangisan Tiffany makin kencang.

"Kamu jahat Rel!" Dia memukul-mukul dadaku.

"Kita ngomong dulu sebentar. Dan jangan disini." Aku mengajaknya keluar. Sebelumnya aku sudah menaruh bill di mejaku tadi.

Aku mengajaknya untuk masuk ke dalam mobilku. Setelah kami sudah ada di posisi masing-masing, aku kembali menatapnya.

"Tif, aku masih sayang sama kamu. Tolong beri aku kesempatan sekali lagi." Aku menggenggam kedua tangannya, sedangkan kucing yang ia bawa tadi sudah ditaruh di kursi belakang mobilku.

Tiffany tersenyum getir. "Untuk apa ada kesempatan ke-dua, kalau nyatanya nanti kamu sia-siakan lagi kesempatan yang udah aku kasih." Ucap Tiffany sarkastik. Dan kata-katanya tadi langsung menusuk hatiku.

Aku menyesal sudah menyia-nyiakannya dahulu.

Tiffany sudah tak seperti dulu. Sekarang, ternyata dia sudah tambah kuat menghadapi sesuatu.

"Tif maafkan aku, tolong beri aku kesempatan." Aku semakin kencang menggenggam tangannya. Tak terasa, air mataku luruh. Namun tak segera kuhapus, karena aku tak mau melepas genggamanku.

Tampaknya dia terkejut melihatku menangis.

Dia memaksa melepaskan genggamanku. Setelah terlepas dia segera mengapit wajahku menggunakan tangannya, menghapus air mataku yang hanya tumpah sedikit. Dan menatapku.

"Aku memaafkanmu. Jangan nangis Rel. Aku jadi ikutan sedih." Dia memelukku.

Kau tahu apa yang aku rasakan?

Aku ... malu.

Aku berdeham setelah ia melepas pelukanku. Seharusnya aku yang menghapus air mata Tiffany, bukannya malah sebaliknya.

Aku menatapnya serius. "Tif aku ingin berkomitmen denganmu. Karena pacaran menurutku terlalu bermain-main. Dan aku ingin meneruskan ke jenjang lebih serius. Apa kau mau?"

Tiffany menatapku ragu kemudian menghela napas. "Sebenarnya, aku bulan depan akan bertunangan." Ucapnya yang membuatku terbelalak kaget.

Dia kemudian terkekeh. "Aku hanya bercanda."

Aku mengembuskan napas. "Syukurlah."

"Tapi, kalau kamu menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku gak segan bakal pergi." Ucapnya. Aku mengangguk yakin. Karena aku tak mau ditinggalkan untuk ke-beberapa kalinya.

"Aku berjanji."

"Dan aku ingin mengurus kucing itu. Menurutmu yang bagus namanya apa?" Tanyanya padaku.

Aku berlagak memikir. "Buble?"

"Bagus," Dia mengangkat kedua jempolnya. "Kita rawat Buble bersama-sama ya?"

Aku mengangguk dan memeluknya. Aku membatin, kali ini aku tak akan pernah menyia-nyiakannya. Karena, bagiku dia spesial, tak ada duanya. Dan aku tak akan pernah menemukan penggantinya.

Dan aku berterima kasih pada Tuhan, karena dipertemukan dengannya kembali dengan cara yang tak terduga.

Aku mencintainya.

"I love you." Aku berbisik.

"I dont love you." Dia terkekeh kecil.

Ini tidak lucu Tiffany!

a.n

Akhirnyaaaa! Cerita ini bener bener selesaaaiii.

Aku berterima kasih sama kalian yang udah mau baca, komen sama vote. Tanpa kalian aku hanyalah upil yang menempel di kolong meja.

Aku bacain komen di chapter kemaren banyak yang protes wkwk itu lucu hiw. Maaf kalau epilognya kurang menarik

Aku ga janji bakal ada extra chapter karenaaa..... boymberman 3 sama aku baru ditulis prolognya doaang. Masih lama aku publishnya.

Sedikit fun fact

Tadinya aku mau buat akhirnya tiffany gabakal bareng sama darrel. --ini kejam-- dan tadinya ada rencana sama rafa akhirnya. Wkwk

Dan darrel sama liora.

Bocoran sedikit bs tiga cerita damar ya. Damar my cool boy.

Bye bye. Thank youuu!

2/7/2016

Darrel sayang kalian! -D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Darrel sayang kalian! -D.A

ComparableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang