"Mama baliknya ke Jepang, Kak. Bukan ke Aussie. Ada urusan kerjaan gitu." Jelas Keyra.

Mulut Kenzie membulat membentuk O.

"Lo nggak ikutan Key? 'Kan mumpung libur. Adek gue juga mau ke Jepang tuh."

Keyra menggeleng pelan.

"Nggak, Kak. Papaku udah mau balik. Udah kangen banget. Mau ngabisin liburan disini aja bareng Papa." Ujar Keyra dengan senyum sumringah. Ia begitu bahagia menanti kedatangan Papanya.

Kenzie manggut-manggut mendengarnya.

"Lo sendiri gimana persiapan buat kompetisinya, Na?" Kenzie mengalihkan pandangannya ke Kina.

Kina sedikit gugup mendengar kata 'kompetisi'. Ia sudah seringkali mengikuti berbagai kompetisi, namun selalu saja merasa gugup saat mendekati hari 'H' nya.

"Udah hampir 85 persen persiapannya, Kak. Latihannya sempat terhenti saat ujian kemarin." Jawabnya.

"Semoga berhasil ya, Na." Dukung Kenzie.

Kina tersenyum membalasnya. Lepas itu Kenzie pamit dari hadapan keduanya, menyambut teman-temannya yang lain.

Tak sengaja Kina melihat Ryu yang tengah berdiri tak jauh darinya. Nampak Anya bergelayut manja di samping Ryu. Entah kenapa hati Kina memanas saat melihatnya. Ia benci melihat pemandangan tersebut. Dengan kesal ia memalingkan wajahnya ke arah lain.

***

"Nya, lo jangan kayak gini dong." Ujar Ryu risih seraya menepis tangan Anya dari lengannya.

Anya langsung cemberut. Dengan bebalnya, ia mengalungkan kembali tangannya di lengan Ryu.

Ryu hanya bisa mendengus kesal menghadapi sikap Anya yang begitu menjengkelkan.

"Frayaaa." Pekik Anya saat melihat kedatangan Fraya. Kemudian Anya segera berlari menyambut kedatangannya.

Mendadak Ryu langsung bersyukur bisa terlepas dari Anya. Ingin rasanya mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Fraya yang bisa membuat Anya berpaling dan menjauh darinya.

Saat Fraya memasuki Kafe, semua pandangan terarah kepadanya tak terkecuali Kina dan Keyra. Decak kagum terdengar dari orang-orang yang berdiri tak jauh dari Kina dan Keyra.

Fraya tampak begitu cantik dan mempesona malam itu. Aura keartisannya memang nampak membuatnya berkilau. Banyak yang langsung menyerbu menghampirinya untuk memintanya berfoto bersama. Hingga membuat Anya kesulitan untuk mendekatinya.

"Kok Dia datangnya sendirian ya?" Gumam Kina pelan.

Keyra melirik sesaat ke arah Kina. Dalam hati ia pun memikirkan hal yang sama. Biasanya untuk acara-acara seperti ini, Fraya pasti akan merengek-rengek kepada Edgar untuk minta ditemani. Dan usahanya selalu berhasil. Meski dengan keadaan terpaksa, Edgar akan menurutinya. Selama ini Edgar selalu saja tak bisa menolak permintaan Fraya.

Namun nampaknya kali ini berbeda, Fraya sepertinya tidak bisa membujuk Edgar untuk mau menemaninya. Hal itu terlihat dari kedatangan Fraya yang hanya seorang diri.

"Menurut lo, ada masalah apa sih antara Ryu dan Edgar?" Tanya Kina memecah keheningan di antara dirinya dan Keyra.

"Sampe sekarang gue nggak tau kenapa. Dan kayaknya Edgar juga nggak terlalu suka sama Kak Kenzie." Jawab Keyra.

Keduanya sama-sama terdiam, hingga akhirnya Ryu datang menghampiri keduanya.

"Lo bedua hanya mau berdiri aja disitu? Nggak mau duduk?" Tanyanya datar.

"Mau duduk dimana? Udah penuh kali." Dengus Kina dengan nada sedikit kesal. Ia masih saja kesal bila mengingat kejadian memalukan antara dirinya dan Ryu.

"Di ruang sebelah ada yang kosong. Lo bedua bisa duduk disana." Katanya kemudian.

"Ayo ikut gue!" Pintanya.

Tanpa menunggu respon dari keduanya, ia langsung berjalan ke arah ruang yang di maksud. Mau tak mau, Keyra dan Kina menurutinya, mengekori langkahnya.

Saat keduanya berada di ambang pintu, langkah keduanya sempat terhenti saat menyadari kehadiran Anya dan Fraya di ruang yang sama.

Tapi kemudian dengan cuek, Keyra langsung berjalan mengekor Ryu yang di susul oleh Kina di belakangnya.

"Ryuuuu." Anya langsung menghambur ke arah Ryu dan menarik-narik lengannya.

Kina memutar bola matanya saat melihat tingkah Anya yang menurutnya begitu kecentilan.

Ryu hanya terlihat menghela napas berat saat Anya mulai begelayut manja di lengannya.

Tanpa menghiraukan Ryu dan Anya, Keyra segera menghempaskan tubuhnya disalah satu sofa yang tak jauh dari Fraya di ikuti oleh Kina.

"Hai." Sapa Keyra kepada Fraya seraya tersenyum.

Keyra berusaha bersikap baik kepada Fraya. Mungkin ini benar-benar pertama kalinya bagi Keyra berhadapan langsung dengan Fraya. Selama beberapa bulan Fraya resmi berpacaran dengan Edgar, Keyra bahkan tak pernah benar-benar menyapanya langsung seperti ini.

Fraya hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis. Selepas itu ia kembali menekuni layar ponselnya.

Padahal Keyra ingin memulai percakapan dengannya, mencoba mencairkan suasana di ruangan itu. Namun melihat sikap Fraya seperti itu, Keyra langsung mengurungkan niatnya itu. Kina yang menyadari hal itu hanya bisa memegang tangan Keyra semacam sebuah isyarat untuk menyuruhnya bersabar.

-Tbc-

Spring With YouWhere stories live. Discover now