It's Not The Unrequited Love

1.4K 112 20
                                    

Edgar memperhatikan Ryu yang mondar-mandir di dalam kamarnya sambil memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam ranselnya.

Edgar tengah duduk di atas tempat tidur Ryu yang berukuran king size sembari matanya tak berhenti mengikuti gerakan Ryu yang nampaknya sedikit kerepotan menyiapkan segala keperluannya selama di Bali.

"Ciee yang bakalan ketemu Kina di Bali." Goda Edgar seraya bersiul-siul kecil.

Ryu tetap saja melanjutkan kegiatannya tanpa memperdulikan Edgar.

"Pantesan lebih milih liburan di Bali ketimbang jengukin Nenek di Jepang. Ternyata oh ternyataa...." Edgar sengaja menggantung kalimatnya.

Ryu tetap saja cuek tak menanggapinya.

"Yaelah gue berasa lagi godain tembok. No respon dari tadi." Keluh Edgar dengan nada suara pura-pura sedih.

Mendengar hal itu, Ryu langsung melemparinya dengan bantal yang berada tak jauh dari jangkauannya.

Oopsss...

Meleset, Edgar berhasil menghindarinya. Kemudian ia hanya tertawa-tawa.

"Lo yakin ga mau ikut?" Tanya Ryu memastikan.

"Ga ah males gue."

"Cewek lo 'kan sekarang lagi di Bali." Katanya kemudian.

Edgar hanya mengendikkan bahunya. Kelihatannya ia benar-benar tak tertarik untuk pergi liburan.

"Lo kenapa ga mau ikut?" Ryu meresleting ranselnya, kemudian menatap Edgar, menanti jawaban darinya.

"Tar gue jaga nyamuk lagi, liatin lo sama Kina pacaran." Jawab Edgar sekenanya yang langsung dilempari bantal oleh Ryu. Kali ini tepat sasaran. Bantal itu mendarat dengan tepat di wajah Edgar.

Edgar mengusap-ngusap wajahnya sambil tersenyum lebar.

"Awas aja lo kayak gini di depan Kina. Jangan bikin gue malu lah, Gar." Ujar Ryu dengan wajah cemberutnya.

Edgar langsung tertawa terbahak-bahak yang membuat Ryu mendelik kesal kepadanya.

"Lagian kenapa sih ga lo tembak aja langsung? Kalo emang suka bilang aja. Nunggu apalagi coba?"

Ryu menatapnya dengan tatapan malas.

"Ga semudah itu, Gar. Lo ga tau aja gimana sikap Kina ke gue sekarang. Dingin banget bro. Gunung es aja kalah sama dinginnya." Jelas Ryu.

Kali ini Edgar menatapnya dengan serius, "masa sih?"

Ryu mengangguk pelan.

"Wah parah nih. Si Kina tuh biasanya kalo kayak gitu, itu tandanya lo ada bikin kesalahan gitu ma dia. Gue sih pernah dijutekin gitu sama dia. Cuma gara-gara gue suka ngatain dia gendut." Ujar Edgar seraya menahan cengiran.

Ryu menatap Edgar tak percaya. Sepupunya yang satu ini benar-benar tak peka apa? Tak tahu ya kalau kata 'gendut' itu adalah hal yang paling sensitif bagi cewek. Mengatai seorang cewek dengan 'gendut' sama saja ngajak berantem.

"Yah coba lo inget-inget lagi dah, kali aja lo ga sengaja manggil dia gendut atau apa gitu." Ucap Edgar seraya tergelak.

Ryu hanya berdecak kesal.

"Yaudah deh Gar, tar lo kalo berubah pikiran trus mau nyusul gue ke Bali. Hubungin gue aja. Kayaknya si Keyra juga ikut tuh. Yaudah gue pergi dulu," kata Ryu melirik jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya. Syukurlah, ia menyiapkan segala sesuatunya tepat waktu. Masih tersisa banyak waktu untuk perjalanan ke bandara.

Mendengar nama Keyra, Edgar seperti bersemangat. Jadi ternyata Keyra juga ikut liburan ke Bali? Kenapa tak terpikirkan olehnya bila ada kemungkinan Keyra akan ikut. Sepertinya ia perlu berkemas dan menyusul Ryu dengan penerbangan berikutnya.

Spring With YouWhere stories live. Discover now