Repeat That Moment

602 68 0
                                    

Jalanan lumayan renggang untuk daerah Jakarta. Mungkin karena sebagian penduduk pulang ke kampung halaman, mengingat ini adalah libur panjang anak sekolahan.

Key bersenandung mengikuti musik yang terputar di radio mobil. Sesekali bang Kev melirik adiknya yang sedari tadi hanya diam itu.

"Lo kenapa sih dek? Ada masalah?" bang Kev sesekali melihat Key.

"Enggak. Key Gapapa, Key cuma banyak pikiran." jawab Key tanpa melihat bang Kev.

"Kan UN udah selesai?"

Key memutar bola matanya jengah. "Banyak pikiran itu gamesti pas mau UN bang."

"Harusnya fresh dong kalo udah selesai? Apalagi yang dipikirin?" bang Kev mulai memojokkan Key.

"Udah ah Key ngantuk." Key memalingkan wajahnya kearah jendela lalu memejamkan mata.

Bang Kev hanya berdecak sebal dengan tingkah adiknya yang akhir akhir ini semakin membingungkan. Di lain sisi, ia bersyukur karena kejadian kelam beberapa tahun lalu tidak terulang, tetapi dirubah dengan perilaku Key yang seketika membuat bang Kev hanya bisa menggelengkan kepalanya jengah.

"Key bangun udah sampe." bang Kev menepuk perlahan pundak Key ketika mobil sudah terparkir di salah satu mall daerah Jakarta. Key sedikit menggeliat lalu mengucek matanya sebelum akhirnya benar benar duduk tegak.

"Cepet amat bang." Key merapihkan penampilannya.

"Jalanan lagi gak macet. Udah ayo buruan." bang Kev keluar mobil duluan dan Key beberapa saat kemudian.

Mereka sudah berada di toko buku. Disana lumayan sepi karena jaman semakin modern. Peminat buku kian lama kian menipis. Kebanyakan lebih memilih e-book atau electronic book karena lebih simpel dan tak perlu cape cape pergi ke toko buku.

Key dan bang Kev berpencar. Key berjalan menusuri rak dengan tulisan Novel Remaja . Ia mencari cari buku yang sudah lama ia incar namun belum sempat ke toko buku.

Hingga matanya menangkap cover buku itu yang ternyata sisa satu. Saat tangannya sudah terulur untuk mengambilnya, tangan lain juga ikut mengambil buku itu.

Sekejap ia mengingat kejadian awal ia bertemu Ariz di saat saat seperti ini. Awalnya Key mengira bahwa itu Hariz yang amnesia. Tapi nyatanya kembarannya.

Berebutan buku dengan Ariz dan berujung menyerahkan buku itu padanya. Karena Key tak kuasa menahan bayang bayang Hariz, mengingat saat itu ia baru memulai lagi kehidupannya yang baru.

Key mendongak dan melihat orang yang merebut bukunya hingga nafasnya tercekat.

Siapa lagi coba ini? Batin Key.

"Hey kok diem?" cowok itu melambaikan tangannya didepan wajah Key yang menatapnya tak percaya.

Dia kalem, gak nyolot kayak Ariz. Apa jangan jangan--

"Nih bukunya. Maaf tadi dikira gaada yang mau ngambil itu." ia menyodorkan buku itu pada Key.
Key mengerjapkan matanya, takut hanya halusinasi. Namun wajah cowok itu masih tetap sama tak berubah sedikitpun.

"Yah dia diem. Yaudah nih bukunya pegang. Gue duluan ya." cowok yang mirip Hariz itu menarik tangan Key dan meletakkan bukunya ditangan Key. Setelah memastikan Key menggenggam buku itu, ia langsung pergi. Tak lupa memberi senyuman yang membuat Key teringat Hariz.

Key yang baru sadar dari lamunannya menatap buku ditangannya.

Sebenernya Hariz punya kembaran berapa sih?

×××

Key berdiri di balkon kamarnya sambil mengobrol dengan lawan bicaranya lewat telpon. "Gue bingung sumpah. Lo kan temen smpnya lo gak tau dia punya kembaran berapa?"

"Gue aja baru tau kalo Hariz punya kembaran. Serius deh. Dia gapernah cerita juga." jawab Gladys disebrang.

Key mengusap wajahnya frustasi. Cobaan apaan lagi coba ini? Makin lama bikin otak mau meledak. Ucap Key dalam hati.

"Yaudah lah, mungkin gue cuma kangen dia makanya ampe kebawa bawa gitu. Thanks Dis udah di angkat."

"Lo istirahat aja dulu. Mungkin karna terlalu banyak pikiran. Sip sama sama, kalo gitu gue tutup ya. Bye." Gladys memutuskan panggilan.

"Oh tuhan, sebenernya itu siapa?" Key menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu melangkah memasuki kamarnya dan mencoba memejamkan mata sesaat.

Mungkin Gladys benar, kalau Key terlalu banyak pikiran. Akhirnya Key terlelap dengan beribu pertanyaan yang menggerogoti pikirannya.

×××

Maaf kalo makin lama makin membingungkan. Jawaban dari siapa cowok itu ada di part berikutnya nanti.

Ending semakin dekatt...

Semoga tidak mengecewakan❤

Vote nya jangan lupa^^

Love ya^^

When? (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang