[Hariz] Pencil Game

819 71 1
                                    

[ Author POV ]

"Lo bisa terhubung sama Hariz pake ouija. Dan lo juga bisa mastiin, dia beneran idup apa engga."

Key diam mematung. "Apa? Gua kira itu cuma film."

Bang Kev mengusap wajahnya frustasi. "Terserah lo deh."

Key memandang bang Kev aneh lalu kembali ke kamarnya.

"Ouija?" Key memandang foto Hariz yang berada di nakas.

Key berjalan menuju meja belajarnya dan mengambil dua buah pensil dan satu kertas. Entah apa yang ia pikirkan sampai ingin melakukan apa yang ia lihat di youtube.

Ya, ia ingin mencoba permainan charlie charlie pencil game. Namun yang berbeda adalah, ia akan bertanya pada Hariz bukan Charlie.

Ia membagi menjadi empat bidang area dengan menarik garis lurus di tengah panjang dan lebar kertas itu dengan menggunakan pensil. Dan menuliskan 'Ya' dan 'Tidak' pada setiap kuadrannya.

Lalu, ia meletakkan dua pensil yang saling tumpang tindih menyilang melintasi setiap sumbu bagian tengah. (Gambar di mulmed ya)

"Oke Riz.. Aku gayakin ini beneran bisa. Tapi bodo amat lah. Kucoba ya.." Key menarik nafasnya perlahan.

"Riz.. Apa kamu disini?"

Key melihat dengan seksama pensil tersebut. Namun tak bergerak sama sekali. "Huftt.. Bener kan kaga bisa." Key bangkit dan ingin bergegas menuju kasur kesayangannya. Namun saat ia melirik kertas permainan. Pensil sudah bergeser dan ada pada petak 'Ya'.

Key diam tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia kembali duduk dan melanjutkan permainan.

"Kamu beneran disini Riz?"

Dan pensil tak bergerak.

"Oke oke.. Aku gak ganggu kamu kan?"

Pensil bergerak perlahan menuju petak 'tidak'.

Key tersenyum. Namun perlahan senyumnya memudar ketika ia teringat sesuatu.

"Kalo Hariz bisa jawab pensil ini. Berarti Z bukan Hariz?"

[ Key POV ]

Perih rasanya teringat tentang Z yang sangat mirip Hariz itu.

Perlahan mataku mulai perih. Menandakan bahwa air didalamnya sebentar lagi akan tumpah jika aku mengedipkan kelopak mataku.

Seperti dugaanku. Air mataku langsung mengalir saat aku mengedip. "Riz mainnya udahan dulu ya. Aku ngantuk" aku langsung menyambar kertas dan pensil itu.

"Bodoh lo Key. Kenapa coba coba main begituan? Trus Z itu siapa?" gerutuku sambil memeluk guling kesayanganku.

Tiba tiba pintu kamarku terbuka dan munculah bang Kev. "Ngapa lo?" ia masuk tanpa permisi.

Aku mengusap kedua pipiku dengan kasar. "Gak. Lo ngapain kesini?"

Bang Kev menatap kertas tadi. "Ow.. Lo coba pake charlie pencil game itu ya? Trus kenapa lo mewek?"

"Hariz jawab bang. Klo dia bisa jawab. Berarti Z siapa?"

Bang Kev menatapku dengan tatapan yang tak terbaca. "Apa? Z?"

Ya ampun. Lupa kan bang Kev belom tau.

"Waktu Key cerita yang di toko buku Key liat orang mirip Hariz. Itu namanya Z bang.. Tadi Key ketemu." jelasku.

Bang Kev hanya ber-oh- ria saja. "Jadi lo nangis karna Z bukan Hariz?"

Aku mengangguk cepat.

Suara tawa bang Kev memenuhi segala penjuru kamarku. "Seenggaknya lo udah nemu cowo mirip dia kan walaupun bukan dia?"

"Ihhh udah ah bang. Lo jauh jauh dari kamar gue! Hus hus.." usirku dan dibalas jitakan oleh bang Kev. Setelah menjitak, ia pergi ke kamarnya.

Dahiku terasa berdenyut akibat jitakan bang Kev yang mematikan itu.

Kuraih handphone dan berkata pada Vero, Gladys untuk ketemuan besok.

Setelah itu, kutarik selimutku dan mulai memejamkan mata.

×××

"Ada apa Key lo manggil kita?" ujar Vero saat kami sudah berkumpul di kamarku.

"Z bukan Hariz."

"Ha?" ucap mereka serempak.

"Lo tau dari mana?" tanya Gladys.

"Semalem gua maen charlie pencil game. Dan dijawab sama Hariz." jawabku.

Vero memutarkan bola matanya. "Eh bego, itu buat si charlie bukan Hariz. Ya pantes dijawab lah, orang game nya charlie."

"Tapi gue nanya nya Hariz, bukan Charlie."

"Ya tetep aja Keysihan." jawab Vero lagi.

Aku terdiam sesaat.

Semoga yang dikatakan Vero itu bener. Karna aku masih berharap kalo Z itu kamu Riz.

"So, daripada kita mikirin yang aneh aneh. Mending makan aja yuk.." entah sejak kapan bang Kev sudah ada di dalam kamarku.

Aku melempar bang Kev dengan bantal. "Lo masuk ga izin! Ngapain lo kesini?"

"Eh gua izin Key. Lo nya aja tadi bengong gajelas." cerocosnya.

"Yaudah kita makan aja yuk Key mumpung ditawarin." Gladys melirik bang Kev. Dan bang Kev menengok ke Gladys cepat. "Bayar sendiri."

"Yahhhh.." ujar Vero dan Gladys berbarengan.

Aku hanya tertawa melihat tingkah bocah mereka. "Udah, mending kita masak mie aja yuk." kataku sambil bangkit.

[ Author POV ]

"Yuk yuk!!" Gladys mengikuti Key ke dapur. Sedangkan Vero dan bang Kev saling bertatapan.

"Ngapa bang? Lo normal kan?" cerocos Vero sambil bergidik ngeri.

Bang Kev menjitak dahi Vero "gue normal kali!"

"Ish lagian ngeliatin gua." Vero menyentuh dahinya yg kini memerah.

"Lo kenal yang Z Z itu gak?" tanya bang Kev sambil menatap tajam Vero.

"Belom kenalan bang.." jawaban polos Vero dibalas jitakan oleh bang Kev.

"Iya ampun bang.. Gua gakenal. Tau juga karna Key." lanjut Vero.

"Lo percaya kalo itu Hariz?"

Vero menggeleng sebagai jawabannya.

Bang Kev menghembuskan nafas kasar. "Gua pikir, gua harus bawa Key ke psikolog."

PRANG ...

----

Hepi Sadnite mblo;3

Sorry jarang update.

Bcs wifi dimatiin mulu;'

So, here the story!!!

Hope you enjoy this!

Jangan lupa Vote n comment ya..

Karena Vote kalian mempercepat update××

Tysm

Xoxo^^











When? (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang