He Stuck Inside My Head

1.5K 116 4
                                    

Vote dulu sebelum baca;)

Semoga tidak mengecewakan❤

Selamat membaca^^

×××

Beberapa bulan sudah Key lewati dengan belajar dan belajar. Setelah melewati Ujian Nasional yang sangat mendebarkan. Ia pun akhirnya berdiam diri dirumah untuk waktu yang lumayan lama.

Kini Key berada dikamarnya. Dihadapannya sudah ada macbook nya yang menampilkan wajah Ariz disana.
"Sya kok diem aja." tanya Ariz dari sana.

Key hanya membalasnya dengan deheman. Ariz gemas dengan Key yang sedari tadi hanya diam. "Sya jangan menggoda iman gue."
Ucapan Ariz dibalas kerucutan bibir Key yang membuat pipinya menggembung. Key sengaja karena ia bete sama Ariz yang sudah seminggu tidak menghubunginya.

"Awas lo ya kalo gue balik. Gue gigit pipi lo." kata kata Ariz membuat Key bergidik.

"Lo makin lama makin nyebelin ya. Gila." akhirnya Key bersuara.

"Inilah sifat asli gue. Makanya jangan coba coba bikin gue gregetan"

Key memanyunkan lagi bibirnya. "Seminggu kemane?"

Ariz menghela nafas. "Sori gue sibuk dengan tugas yang menumpuk sampe gasempet hubungin lo waktu itu. Kelulusan udah didepan mata, jadi harus dipersiapkan dengan baik."

"Oke maaf gue salah." jawab Key yang kini bibirnya sudah kembali normal. Ariz menghembuskan nafasnya lega.

"Kamu kapan balik?" Key dan Ariz memang labil. Kadang ngomong lo-gue, kadang ngomong aku-kamu.

"Entah. Tapi secepetnya bakal balik."

Key hanya mengangguk tanda mengerti.

"Kalo aku udah balik kamu mau ngapain?" Ariz memasang seringainya.

Key menatap langit langit, berpura pura berpikir. "Hm.. Mungkin peluk?"

"Serius? Kalo gitu besok balik ah."
Key terkekeh. "Peluknya setelah nabok sama gampar ya. Inget 30 : 30."

Ariz meringis. "Jahat. Yaudah gausah balik aja kalo gitu ya."

"Gih sono. Bodo amatt~ ada Alex ini." ucap Key sambil memutar bola matanya.

"Siapa?! Alex?! Wah gabisa dibiarin." Ariz berlagak seperti orang yang ingin bertengkar.

"Wee siapa elo?" Key tertawa saat melihat Ariz yang sudah menekuk wajahnya.

"Lo makin ganteng kalo kek gitu." ujar Key disela tawanya.

"Lo ngomong apa tadi?" Ariz berlagak seperti tak mendengar ucapan Key, padahal perkataan Key jelas jelas terdengar olehnya.

Key sedikit tersipu, saat ingin menjawab. Seseorang masuk ke kamar Key sambil berteriak dan menangis. "Keisyaaaaa!!!!!" hal itu membuat Key refleks menutup macbook nya.

"Ya ampun Dis, lo kenapa?" Key mengusap bahu Gladys yang kini naik turun.

"Vero jahat. Masa dia lupa kalo hari ini Anniversary." jawab Gladys dengan sesegukan.

Key hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku ke baperan sahabatnya itu.

Key tahu saat ini pasti Gladys tengah PMS. Makanya kesalahan kecil bisa diperbesarkannya. Contohnya, saat itu Vero tidak masuk sekolah karena acara keluarga. Vero lupa memberitahukan kekasihnya itu, hingga akhirnya berujung tangisan Gladys yang membuat Key tak konsen belajar.

Bukan hanya sekali dua kali. Namun berkali kali semasa PMS gadis itu. Namun sesudahnya? Ia seakan amnesia 1 minggu hingga lupa apa yang terjadi saat masa Haid nya.

Kini Key menenangkan Gladys. "Mungkin dia mau kasih surprise makanya pura pura lupa."

Isakkan Gladys terhenti. "Ohiya. Kok gue ga kepikiran? Maygat makasih banget ya Keyy!!" kini gadis itu sudah pergi meninggalkan Key yang tengah menggelengkan kepalanya.

Key teringat, ia tadi sedang video call dengan Ariz. Ia lupa kalau macbooknya refleks ia tutup karena kaget akan teriakan Gladys yang tiba tiba itu.

Key membuka kembali macbook nya dan melihat bahwa sambungan video call sudah terputus.

Kini handphonenya bergetar dan berbunyi lagu Rock Bottom tanda panggilan masuk. Key langsung menggeser layar dan meletakkannya ditelinga.

"Ya?"

"Heh kok udahan si?" omel Ariz disebrang telpon.

"Sori tadi ada Gladys. Biasa curhat. Refleks gue tutup." jawab Key jujur.

"Oke." setelah Ariz berkata itu, nada sambung terputus.

Begitulah Ariz, jika ada masalah yang mengganjal dan membuatnya penasaran, pasti langsung menelpon. Baginya menelpon membuat lawan bicaranya langsung to the point dan tak bertele tele.

Terkadang Key suka mencibirnya dengan kata 'sok kaya' karena mau membuang buang pulsa hanya karna rasa penasarannya itu.

Tarif pulsa Aussie - Indonesia tentu tak murah. Namun Ariz tetap melakukannya.

Key membuka chat obrolannya dengan Ariz. Beberapa pesan belum ia balas, karena sebagian hanya basa basi tak jelas karena Key yang tak kunjung membalasnya.

Ia tersenyum kecil membayangkan kejadian di taman saat itu. Semenjak kejadian itu, Ariz berubah menjadi Ariz yang asli. Ariz yang ternyata lebih menyebalkan dibandingkan saat ia masih menganggapnya Z.

Namun perasaan Key tak pernah berubah untuknya.Menurutnya Ariz itu sangatlah unik, dan jarang ditemui karena sifatnya yang terkadang berubah cepat. Seperti ada beberapa orang di tubuh Ariz.


Status mereka belum jelas karena Ariz tidak pernah memperjelasnya. Key pikir Ariz memang tidak benar benar menyukainya seperti apa yang dia bilang dulu. Bahkan ia juga pikir bahwa Hariz lah yang menyuruhnya untuk pura pura menyukainya padahal mungkin Ariz sama sekali tak memiliki perasaan padanya. Pertanyaan itu selalu menghantui Key. Ingin rasanya bertanya, namun ia masih menjunjung tinggi rasa gengsinya itu.

Saat sedang hanyut dalam pikirannya itu. Bang Kev berteriak membuyarkan lamunan kerinduan juga pertanyaan soal statusnya dengan Ariz. Key langsung bergegas untuk turun karena waktunya makan siang.

Dimeja makan sudah ada Bang Kev yang sedang membereskan piring piring juga lauk yang ia beli tadi. Bukannya tak bisa memasak, hanya saja bahan bahannya sedang habis dan belum sempat membelinya.

Key duduk di hadapan bang Kev yang menyodorkan sepiring nasi juga lauk pauknya. Ia mengambilnya lalu mencoba berkonsentrasi makan. bang Kev yang melihat Key hanya diam menatapnya sambil mengernyitkan alisnya. "tumben gak berisik dek." ujarnya.

Key hanya menatapnya sekilas lalu melanjutkan makannya yang sempat tertunda beberapa detik. Bukannya ia mogok bicara, hanya saja di otaknya ini sudah terisi penuh dengan bayang bayang Ariz. Mulai dari pertanyaan tentang status mereka, kapan dia pulang, dan lain lain. Hal itulah yang membuatnya tidak bisa fokus.

"nanti bang Kev mau ke toko buku. mau ikut gak?" bang Kev bersuara, membuat Key langsung menatapnya lalu mengangguk antusias. Lumayan lah bisa refreshing otak sama beli beberapa novel buat dibaca selama liburan panjang ini. Batin Key.

When? (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang