Message

698 71 0
                                    

Key berlari kecil agar cepat sampai ke rumahnya. Ia merasa khawatir dengan abang dan kedua sahabatnya itu.

Saat sudah sampai gerbang. Teriakan Vero menyambutnya. "Bang!! Key balik!!"

Suara Vero menghasilkan bang Kev dan Gladys yang langsung keluar rumah.

"Ya ampun Key lo kemana aja si? Gua udah muter komplek lu kaga ada." oceh Vero dan disetujui dengan anggukan Gladys juga bang Kev.

"Sori gue lagi pengen sendiri tadi." jawab Key.

"Maafin bang Kev ya Key. Janji gaakan--"

Belum sempat bang Kev menyelesaikan kata katanya. Key sudah memotongnya. "Gausah bahas itu."

"Key.. Makan yu. Mienya udah melar gara gara ditinggal." Gladys memegangi perutnya.

"Kalian aja yang pergi makan. Gue udah kenyang. So, gue ke kamar ya.." Key berlari masuk kedalam rumah.

"Bang.. Keknya Key baru ketemu sama Z itu deh." ujar Vero dan dibalas tatapan bingung oleh bang Kev dan Gladys.

"Liat aja. Moodnya cepet banget berubahnya." lanjutnya.

"Kayaknya kita harus biarin Key nunjukin kalo Z bener mirip Hariz dulu. Jangan langsung bawa Key ke psikolog bang. Siapa tau bener." ucapan Gladys dibalas anggukan oleh keduanya. Dan mereka bertiga pun kedepan komplek untuk mencari makan.

×××

"Keisya Ardhania.."

Pesan tak bernama muncul di layar handphone Key. Key melihatnya langsung memikirkan siapa orang yang mengirimkan pesan itu.

"Ini siapa ya?"

Setelah membalasnya ia melemparkan handphonenya tak jauh dari tempatnya sekarang.

Tak lama kemudian, Handphone nya berdeting tanda pesan masuk.

"Riz loh.."

Yang terlintas di otaknya pertama adalah Z. Dan ia pun teringat Hariz.

"Eh elo Z. Gue pikir siapa."

Setelah mengirimkan pesan balasan itu, Z tidak membalas lagi.

Key mulai risau dan mengkhawatirkan Z.

Namun kegelisahannya terhapus ketika mendengar handphonenya berbunyi tanda telepon masuk.

"Halo Z?"

"Hai Syasya.. Lagi khawatirin gue ya?"

Senyum menghiasi wajahnya. Dan pipinya pun perlahan memerah.

"Apa sih? Geer banget."

Z terkekeh diujung sana.

"Gausah merah gitu pipinya."

Key mulai merinding karena Z bisa tahu apa yang ia lakukan. Melihat kanan dan kiri memastikan.

"Gausah kebingungan juga kali."

"Lo cenayang ya?"

Suara tawa Z membuat Key tersenyum.

"Tau aja lo. Haha. Udah dulu ya. Jangan galauin gue. Gue gapapa kok. Nanti malem ketemu di taman lagi. Oke?"

Key mengangguk walaupun Z tidak bisa melihatnya.

"Jam 7 taman biasa? Oke! See you!"

Percakapan mereka berakhir. Setelah mematikan sambungan. Senyum di wajah Key berkembang.

"Bukan atau bener nya kamu Riz. Aku tetep seneng dan bahagia. Semoga kamu juga bahagia!"

Key pun memejamkan matanya dan terlelap. Lalu mulai bermimpi..

×××

Hello..

Maaf sedikit;3

Lagi seneng update cerita ini.. Hehe.. Karena responnya positif bgt alhamdulillah..

Btw yang masih bingung sama cerita ini, ini sekuel dari cerita pertamaku yang judulnya "Why?"

Ohiya Z itu dibaca (Zee) atau Z pake bahasa inggris yaa..

Untuk cerita ini, Key dan Z nya kalian bisa imajinasiin sendiri.
Kalo aku sih, Key itu aku. Dan Z itu Daniel Skye😂 *ngarep pake banget*

*itu gapenting wkwk*

So this the storyy!!!

Semoga kalian suka❤

Votenya jangan lupa setelah membaca.

Xoxo^^

When? (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang