You And I

1.3K 127 1
                                    

Please jangan jadi Ghost Reader ya❤

×××

Key berangkat menemui Ariz dengan jaket yang melindungi tubuhnya.

Langkah demi langkah terasa seperti berjam jam. Ia mempercepat langkahnya agar Ariz tak perlu menunggunya.

Beberapa menit kemudian, tampaklah sebuah taman yang kini telah sepi karena awan hitam mulai mendominasi langit yang tadinya cerah itu.

Key melihat seorang laki laki tengah duduk disalah satu kursi taman yang membelakanginya.

Semburat senyum terlukis dibibir Key dan ia menghampiri cowok itu.

"Hey. Sori lama." sapa Key.

Ariz tersenyum. "Hei, engga gue juga baru dateng kok" ia menggeser posisi duduknya dan membiarkan Key untuk duduk disampingnya.

"Lo mau ngomong apa?" tanya Key saat mereka dilanda kecanggungan.

Ariz berdehem sebelum akhirnya bersuara. "Sebelumnya lo udah janji gaakan sedih kan?"

Key mengangguk perlahan.

"Gue harus balik ke Aussie." ucapan Ariz membuat mata Key mulai perih.

"Gue tau ini mendadak banget, apalagi karna lo udah tau semuanya, itu termasuk salah satu alasan gue harus balik. Selain harus sekolah." lanjut Ariz.

Key yang sedari tadi menahan tangis kini air mata sudah terjun bebas di pipinya. "Lo gabohong kan?" tanya Key tanpa memandang Ariz.

Ariz yang mendengar perubahan pada suara Key langsung menangkup kedua pipi Key. Kini mereka saling bertatapan. "Lo udah janji gaakan sedih." Ariz menghapus bulir air mata Key dengan ibu jarinya.

"Gue janji gaakan sedih, bukan nangis."

Ariz merasa atmosfer mereka telah berubah. Ia memandangi manik mata Key yang kini berkaca kaca. Sedangkan Key hanya bisa diam melihat Ariz yang memandanginya begitu detail.

"Gue jadi gak tega ninggalin lo kalo lo nya begini. Lo juga sudah melanggar janji, mesti dapet hukuman." Ariz berbicara tanpa mengalihkan pandangannya.

Hingga perlahan Ariz menekan tengkuk Key lalu mendekatkan wajah mereka. Key bisa merasakan hembusan nafas mint Ariz. Bibir mereka saling menempel, Ariz melumat lembut bibir yang selama ini Ariz inginkan.

Key yang agak kaget dengan perlakuan lembut Ariz perlahan membalas ciuman itu. Kini tangannya sudah bertengger di leher Ariz. Tangan Ariz pun sudah berpindah ke pinggang ramping Key.

Rintik rintik hujan kian lama kian deras. Namun mereka tetap saling berbagi perasaan lewat ciuman yang terkesan lembut dan tak terburu buru.

Ariz menjauhkan wajahnya karena ia tahu Key sudah kehabisan nafas, begitupula dengannya.

Key langsung memeluk Ariz dan membenamkan wajahnya di leher Ariz. Tangisannya masih berlanjut, mengingat Ariz yang harus meninggalkannya sediri.

Ariz mengusap perlahan punggung Key. Ia merasa perasaannya telah melampaui batas. Ia merasa berat meninggalkan gadis yang kini membalas perasaannya. Namun Ariz harus benar benar pergi karena sekolahnya belum terselesaikan.

"Jangan tinggalin aku." bisik Key ditengah suara hujan deras. Namun Ariz masih bisa mendengarnya.

"Aku janji bakal balik lagi."

Key mempererat pelukannya, begitupun Ariz. Mereka seperti menyalurkan dan meluapkan perasaan mereka masing masing di tengah deru hujan yang kian lama kian menjadi, seakan hujanlah yang menjadi saksi kisah cinta mereka yang tiada akhir.

×××

Pagi suram bagi Key karena ia harus mengantarkan Ariz menuju bandara. Ia tahu masa liburannya telah usai, itu berarti ia harus mulai kembali bersekolah dan memulai segalanya tanpa Ariz.

Di bandara, ia melihat Ariz yang sudah siap berangkat. Disana juga ada bang Kev dan Vero.

Tak usah tanyakan dimana Gladys.

Bang Kev berpelukan ala laki laki dengan Ariz dan menepuk punggungnya dua kali. "Hati hati."

"Makasih bang.."

Setelah itu giliran Vero yang juga memeluk Ariz. "Safe Flight bro."

"Thanks Ver.."

Key melihat Ariz yang kini juga menatapnya. Mata Key sudah berkaca kaca, namun ia berusaha menahannya.

Key menghampiri Ariz lalu memeluknya erat seakan tak membiarkan Ariz pergi. Ariz mengusap sayang rambut Key.

"Cepet pulang." lirih Key.

Ariz melepas pelukannya lalu menangkup wajah Key. "Jangan nangis lagi ya. Janji aku pasti pulang."

Key tersenyum sambil berusaha menahan air matanya yang kini sudah dipelupuk mata.

Ariz mengecup singkat bibir Key. Tepat ketika Ariz mengecupnya, air mata Key menetes begitu saja.
"Dibilang jangan nangis, bandel amat ya." Ariz tersenyum sambil menghapus air mata Key.

Pemberitahuan bahwa pesawat Ariz akan berangkat membuat hati Key makin pedih.

Sebelum Ariz pergi, mereka sempat berpelukan lagi. Hingga Ariz benar benar pergi menghilang dari penglihatannya.

Key melihat ke arah bang Kev yang sudah menatapnya dengan tatapan yang tak terbaca.

Key menghambur ke pelukan bang Kev. "Key mau kayak dulu lagi ah.." ucapnya sambil sesegukan.

Bang Kev menyentil dahi Key. "Nakal ya. Awas aja sampe gitu lagi." ucapan bang Kev dibalas kekehan oleh Key.

Bang Kev menyentil lagi pelipis Key. "Ade bang Kev sudah besar ya. Kayaknya kemaren masih mandi bareng deh."

"BANG KEVVV!!!!!"

Yang diteriaki hanya terkekeh. Sedangkan Vero tertawa melihat tingkah kakak adik yang kini sudah cubit cubitan -Key yang nyubit bang Kev-.

×××

Sekian dan terima kasih untuk cerita ini!!!

Beberapa part lagi sudah ending..

Terima kasih yang sudah setia nungguin. Maaf update lama banget.

Makasih juga yang sudah vote cerita ini. Vote kalian membuat aku semangat nulis.

Jangan lupa untuk Vote part ini ya!!!

Semoga tidak mengecewakan❤

Love ya!!


When? (#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang