6. kesal vs senang

1.5K 132 15
                                    

Hari ini hari Sabtu, seperti biasa aku, Putri, dan Amel hangout bareng. Kali ini tujuan kami adalah mall, kami berencana untuk menonton film hantu yang dimana si hantunya malah dibuli sama orang-orang. I guess you know it.

Putri dan Amel jalan di depan, aku jalan di belakang sendiri. Aku melihat kesebuah toko yang menjual sepatu bermerek, pandanganku terfokus pada sepatu sendal yang berwarna tosca. Namun mataku mendapati seseorang yang ku kenal, orang itu adalah Sam.

Dia bersama seorang gadis. Gadis itu menggunakan mini dress berwarna merah yang menampilkan asetnya-you know what i mean-. Gadis itu cukup cantik, hanya saja dandanan-nya membuatku sulit untuk menebak usianya.

Aku merasa ini adalah waktu yang tepat untukku bertanya tentang kejadian malam itu pada Sam. Dengan tidak berpikir panjang aku berjalan masuk ke dalam toko sepatu itu.

"Sam gue mau ngomong sesuatu sama lo!" kataku langsung.

"Ngomong apaan?" tanyanya cuek.

"Malem itu... " perkataan ku terpotong.

"Kalo lo mau bahas yang di restauran itu, mending lo pergi aja!" katanya dingin.

"Sayang!" panggil cewek itu.

"Dia siapa?" tambahnya lagi sambil menatapku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tatapannya seperti merendahkanku. Aku yang tidak suka dengan tatapannya itu, menjawab pertanyaannya pada Sam.

"Gue pacarnya Sam, tunangan lebih tepatnya!" jawabku dengan menekankan suaraku di kata tunangan. Kulihat matanya jelalatan, dia terlihat kesal.

"Sammie, apa bener yang dia bilang?" tanyanya meminta kebenaran pada Sam dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Lo ga percaya? Gue punya buktinya! Lo mau liat?" kataku cepat sebelum Sam sempat menjawab pertanyaannya, sambil berpura-pura mengambil handphone dari dalam tas.

"Brengsek lo! Kita putus!" kata si cewek itu pergi meninggalkan Sam sambil menangis.

"Angel!" panggil Sam.

Melihat keadaan yang menjadi tidak bagus membuatku merasa bersalah, aku ingin berlari mengejar cewek itu dan mengatakan kalau yang tadi itu cuman bohong.

Aku melihat Sam yang menatapku tajam. "Lo tau berapa duit yang bakalan gue keluarin gara-gara lo?" tanyanya geram.

"Maksud lo?" kataku.

"Dia itu... Argh! Forget it." katanya lalu beranjak pergi meninggalkanku. Aku berjalan mengikutinya.

"Lo mau kemana?" tanya ku.

"Bukan urusan lo!" jawabnya ketus.

'Tapi gue mau ngomong sesuatu dulu," kataku tapi tidak dihiraukannya. "Sam ih!" panggilku kesal.

Aku mengikuti Sam sampai ke dalam mobilnya.

"Ngapain lo disini?" tanyanya kesal. Aku yang terlalu sibuk memasang seatbelt tidak menjawab pertanyaannya.

"Lo mau ngomong apaan?" tanyanya setelah melihatku diam.

Aku rasa saat ini bukan waktu yang pas untuk menanyakan masalahnya dengan Zedd, mengingat bagaimana dinginnya dia tadi di toko.

"Oh... Itu... Berhubung bokap kita temenan, gimana kalo kita juga temenan? Gue bosen ribut mulu sama lo," jawabku seenaknya.

"Gue ga temenan sama cewek," katanya kalem.

Aku melihat kearahnya heran, "Kenapa?" tanyaku.

"Itu ngebuat gue harus nahan-nahan kalo pengen nidurin cewek," jawabnya datar.

Between The TwinWhere stories live. Discover now