Bullying

6.1K 226 16
                                    

"Mir, lo cium bau busuk nggak?" Monica dengan logatnya yang khas refleks menutup hidung.

Sedangkan Mirda, salah satu sahabat Monica mengerutkan dahi.

"Nggak nyium tuh!"

"Please deh Mir, lo nggak nyadar kalo sebelah lo itu ada bangke?" Monica menatap jijik ke arah Nida.

Nida adalah gadis cupu yang selalu menjadi korban bully geng M. Alias kumpulan anak-anak tukang bully di kelas X IPS 1. Geng M terdiri dari anak-anak yang namanya berawalan huruf M.

Yaitu Monica, sebagai bos genk. Mirda, Miranti, Mae dan Mutia sebagai anggota.

Dan sekarang sasaran bully-an mereka adalah Nida. Tidak ada alasan yang jelas mengapa genk M sangat membenci Nida. Yang pasti, sekarang cewek yang dibully itu hanya bisa diam menunduk di mejanya sambil menatap rok abu-abu yang ia kenakan.

"Eh, iya! Gue baru nyium nih! Hueek!" Mirda bergaya seolah-olah ingin muntah.

"Ngapain sih ni bangke masuk ke kelas kita segala? Nggak sadar apa kalo dia sudah mencemari udara buat gue napas!!" Monica bergidik jijik.

Dari bangku belakang Vina yang sudah lama geram dengan aksi mereka langsung melabrak Monica.

"Heh! Lo seksi agama tapi kelakuan gak beragama banget ya!!" Rupanya Vina kesal dengan perilaku Monica yang makin lama makin melunjak.

Monica tertawa sinis, "Gue ganggu dia ya, bukan lo!" Bentaknya juga.

"Emang! Tapi lo nggak perlu segitunya sama Nida! Dia salah apa sama lo?!"

"Gue benci ya orang sok pahlawan! Jangan ikut campur atau lo juga bakal kena getahnya!" Ancam Monica.

Mirda tersenyum sinis kepada Vina, tidak ada satupun orang yang berani melawan ancaman si bos genk Monica.

"You bitch!" Jawaban Vina telak yang sungguh mengejutkan bagi Monica.

"Lancang lo ya!" Mirda berdiri ingin menampar Vina, namun tangannya langsung dicegat oleh Isna yang datang entah darimana.

"Plis jangan berantem." Isna bergetar walau tangannya perlahan melepas pegangan ke Mirda.

"Lo juga mau jadi pahlawan?" Monica memandang galak ke Isna.

"Maaf. Saya hanya takut kalau kalian diskorsing. Bu Klara manggil Vina dan Nida untuk ke kantornya. Kalau sampai ada bekas luka di pipi Vina pasti nanti kalian juga yang dihukum." Sahut Isna pelan.

Mirda dan Monica langsung mengurung niat untuk menganiaya cewek di depannya itu.

"Awas lo berdua ya! Apalagi lo yang mulutnya jalang banget!" Ancam Mirda sambil menunjuk Vina.

"Yuk, Mir. Kita ke kantin nyusul Mutia sama yang lain!" Dengan anggun Monica dan Mirda mengibaskan rambut hitam mereka bak model shampo.

Setelah mereka pergi, Vina menatap Isna.
"Kenapa kami dipanggil?"

Nida mengangguk juga dengan pertanyaan Vina.

"Hmm.. Maaf ya, saya sebenarnya bohong. Saya cuma takut kalau kalian kenapa-kenapa.." Isna memilin ujung seragam putihnya dengan gugup.

"Ya ampun, Na! Lo nggak perlu minta maaf, gue malah beruntung cewek-cewek psycho itu ga nyentuh muka gue!" Vina tersenyum senang.

Nida menunduk, "makasih ya.."

Isna merasa lega, "kalian nggak perlu takut. Sebisa mungkin kalian harus melawan mereka oke?"

Vina dan Nida tersenyum mengangguk. Dan untuk pertama kalinya Vina dan Isna melihat Nida tersenyum. Ya, gadis cupu itu tersenyum.

Ada Hantu Di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang