21 - kesalahan yang sama

4K 614 262
                                    

aku berlari kecil kearah kelas sambil tersenyum senang mengingat aku telah berbaikan dengan calum. aku memegang knop pintu lalu menekannya kebawah yang membuat pintu kelas terbuka lebar, dan langsung memampangkan calum yang sedang bermain dengan teman-temannya.

karena aku membuka pintu terlalu bersemangat, jadilah bunyinya yang kencang yang langsung menangkap perhatian seluruh kelas, termasuk calum dan teman-temannya. dan seketika itu juga calum tersenyum kearahku.

"baby!" teriak calum senang lalu menghampiriku dengan kedua tangannya yang terbuka lebar. aku berlari kecil kearahnya lalu masuk kedalam pelukannya, kita berpelukan tanpa memperdulikan tatapan dari seluruh kelas.

"kita ngapain sih, cal?" tanya disela-sela pelukan kami disertai kekehan kecil.

"gatau, aku pengen meluk kamu aja." balas calum lalu mempererat pelukannya yang membuatku makin mepereratnya juga. semenit kemudian, aku melepaskan pelukan kami yang entah apa tujuannya.

"yah kok dilepas." ucap calum manja lalu menekuk bibirnya kebawah,  aku terkekeh melihatnya yang menurutku lucu jika calum seperti itu lalu mencubit kedua pipinya pelan.

"lebay ah, udah sana main lagi." dengan itu aku pergi ke tempatku untuk menaruh tasku, dan calum kembali bermain dengan teman-temannya.

setelah menaruh tasku, aku berlari kecil kearah teman-temanku dengan senyum yang tidak kunjung memudar di wajahku.

setelah aku sampai, senyuman yang daritadi tidak kunjung memudar langsung menghilang begitu saja ketika melihat tatapan tajam dari teman-temanku (terkecuali atha)

"ke-kenapa?" tanyaku takut-takut.

"kemaren-kemaren lo bilang sambil nangis-nangis disakitin banget sama calum, eh sekarang udah peluk-pelukan gitu aja, gua ga--" ucapan sekar yang sangat menusuk di hati dipotong oleh atha.

"sekar, gaboleh gitu!" ucap atha dengan kedua matanya yang menatap sekar tajam lalu dibalas sekar dengan memutar bola matanya.

"duduk dulu sini, vi. sebelah gua." lanjut atha sambil menepuk-nepuk kursi di sebelahnya, akupun langsung berjalan untuk duduk di sebelahnya.

"jadi gini, vi. maksud sekar tadi itu, dia tuh sebenernya gamau lu sakit hati lagi gara-gara calum-- oke, gua tau lu sayang banget sama calum, tapi enggak bisa gitu aja lu kasih kesempatan lagi buat calum. harusnya lu mikir-mikir dulu, liat dulu dia itu udah bener-bener berubah atau belum--" atha menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

"mungkin, lu mikirnya gini 'gua kan udah tau banget calum gimana, karena gua udah deket sama dia akhir-akhir ini' tapi vi, sebagaimanapun juga, orang tu gabisa diliat langsung gitu aja setelah deket selama beberapa minggu terakhir, bahkan butuh bertahun-tahun buat mengenal orang itu sebenernya kayak apa." lanjut atha lalu tersenyum diakhiran, sebelum aku bisa menjawab, atha sudah melanjutkan ucapannya lagi.

"dan jangan mikir yang aneh-aneh karena gua ngomong gini ke lu, enggak vi, kita enggak ngelarang lu mau sayang sama siapa. tapi, lu harus inget gimana parahnya pas dia nyakitin lu gitu aja. lu gamau kan disakitin lagi? gamau kan buang-buang airmata lagi? ya gitu ajasih, vi. selebihnya lu boleh nilai sendiri tentang omongan gua." atha menyelesaikan ucapannya dengan menepuk bahuku pelan.

aku terdiam oleh ucapan atha, dia memang ada benarnya, aku tidak bisa begitu saja memaafkan calum.

aku memandang kearah teman-temanku yang mengangguk-anggukan kepalanya menandakan setuju dengan ucapan atha. dan dari situ aku berpikir lagi, apa aku salah memaafkan calum secepat itu?

• • •

calum tiba-tiba menyenggol lenganku, yang membuat lamunanku buyar seketika.

"e-eh iya?" balasku yang antara kaget dan bingung.

sekelas [cth]Where stories live. Discover now