7 - calum-ku sayang

5.1K 829 234
                                    

Rasanya pagi ini aku malas sekali untuk sekolah. Ya, aku dapat tamu bulanan pagi tadi. Saat aku bangun, sudah ada tamu bulanan disana. Aku rasa ini karena Calum memberiku pembalut tadi malam. Emang dasar cowok bawa sial.

Aku melangkahkan kakiku berjalan kearah pintu kelas, aku meletakkan tanganku pada knop pintu, lalu membukanya.

"AWAS, VI!" teriak seseorang dari dalam kelas saat aku baru saja membuka pintu.

Aku yang mendengar itu sontak melihat ke asal suara itu, lalu melihat penghapus papan tulis yang sudah dilemparnya melayang bebas ke arahku. Aku yang untungnya merespon cepat, segera menundukkan kepalaku.

Setelah penghapus itu melewatiku, aku menyempatkan untuk melihat siapa yang melemparkan penghapus itu, dan ternyata itu Calum. Aku sempat bertatapan dengan Calum yang terlihat panik, mungkin takut aku marah dengannya.

ish anjay, pagi-pagi udah bikin bete aja.

GATAU APA ORANG LAGI DAPET?!

Aku berjalan ke arah kursiku dengan perasaan kesal, moodku hancur hanya karena sebuah penghapus papan tulis yang melayang ke arahku. Aku melihat dari buluk mataku, Calum mengikutiku dari belakang.

Aku duduk di kursiku, lalu menaruh tasku di gantungan yang sudah disediakan di setiap meja. Calum ikut duduk di sebelahku.

"V-vi?" panggil Calum.

"Vi-vi, gua gamaksud ngelem--"

"punya otak ga? punya ga? disekolahin ga sih lu sama orangtua lu?! giliran bego dipelihara!" ucapku menyentak Calum membuat ia memberhentikan ucapannya.

Calum membelakakan kedua matanya ketakutan, sebelum akhirnya memegang 1 tanganku dengan kedua tangannya lalu mengusap-usapkan ibu jarinya pada punggung tanganku, menenangkanku.

"Iya, Vi. Gua emang bego banget, maafin gua ya. Gua gatau itu lu, maafin gua ya." ucap Calum masih sambil mengusap punggung tanganku dan menatapku lekat-lekat.

Aku yang terluluh dengan perkataan Calum akhirnya menangis tersedu-sedu di depan Calum. Aku tidak menyangka Calum akan merespon seperti itu. Aku kira Calum akan balas memarahiku atau meninggalkanku begitu saja.

Calum tidak tinggal diam, ia membawaku ke dalam pelukannya. Lalu membelai rambutku pelan, mencoba menenangkanku, tapi malah berakhir menangis lebih kencang.

"Ma-maafin gua ya, Cal. Gu-gua gamaksud bi-bilang gitu." ucapku bersusah payah menahan sesunggukan.

"Iya Avi, gapapa. Gua yang salah kok, maaf ya." ucap Calum berbisik di telingaku. Mendengar jawaban dari Calum, tangisanku semakin keras, terharu.

Maaf ya, orang lagi haid emang emosinya naik turun.

"Aduh, udah dong Vi. Udah gapapa, gua gamarah kok." lanjut Calum lalu perlahan-lahan tangisku mulai mereda.

"Nah, gitu dong. Kan cantik, kalo tadi lu kayak dajjal." canda Calum lalu terkekeh pelan yang membuatku menangis lagi.

"Eeh, aduh salah ngomong lagi. Maksudnya dajjal tapi cantik gitu, Vi." ucap Calum yang membuat tangisku makin keras.

"E-eh mampus gua, udah dong. Maksudnya, Avi mau nangis mau enggak juga tetep cantik kok. Emang dari dasarnya udah cantik." lanjut Calum lalu tangisku mulai mereda.

Setelah melihat tangisku yang mulai mereda, Calum menghela nafas panjang lalu terkekeh pelan sambil melihatku, dan entah kenapa aku ikut terkekeh bersamanya.

"IHH LUCU BANGET SI, BOYFRIEND GOALS BANGET HADUU!" seru seseorang yang ternyata adalah Laura, teman sekelasku.

"IYA-YA LA. HADU KAPAN PUNYA COWOK KAYAK GITU. COWOK DISINI GEMBEL SEMUA ANJ GAGUNA." balas Tesa dengan matanya yang berkaca-kaca, terharu mungkin?

Dan aku dan Calum pun baru menyadari, kalau daritadi kita berdua menjadi tontonan kelas. Aku menatap ke seluruh penjuru kelas, semuanya memampangkan senyum-senyuman licik menyeramkan yang membuat bergedik ngeri.

"Mantap, Calum. Sikat cal, sikat!" seru teman-teman Calum yang membuat Calum menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menahan tawa. Kelas seketika menjadi riuh karena sorakan 'cie' dari penjuru kelas.

KRING!

Bel masuk berbunyi dan Bu Rini datang tepat waktu, membuat kelas menjadi hening seketika dan semua orang berhamburan kembali ke tempat duduk masing-masing.

"Bersiap! Memberi Salam!" ucap ketua kelas kami.

"Selamat Pagi, Bu!" ucap semua serempak.

Selagi Bu Rini membalas sapaan dan menjelaskan pengumuman tentang ulangan tengah semester yang akan diadakan sebulan lagi. Calum tiba-tiba memanggilku.

"Vi?"

"Iya?"

"Jadi.. gua bener ya semalem? Hari ke berapa sih sekarang? Hardcore banget."

Sontak aku tertawa mendengar pertanyaan Calum, sedangkan Calum menatapku dengan bingung.










asik qu update trs dah kek kewajiban:(
kapan y ada cowok kayak calum, asu emg.
BTW MAKASIH 1.3K READERS♡♡
Makasih kalian yang mau baca fanfict abal ini :)
vomments ea jan lupa!1!1!

sekelas [cth]Where stories live. Discover now