Part 20.

1.5K 168 3
                                    

Taehyung tak dapat menyembunyikan rasa paniknya. Hoseok baru saja menelponnya dan memberitahukan bahwa Ayah Jungkook hampir terbunuh. Sontak, Taehyung bergegas menuju rumah sahabatnya itu.

"Hyung, cepatlah sedikit." Taehyung berujar panik. Seok Jin yang berada di sampingnya hanya mengangguk. Pria itu memutuskan untuk mengikuti Taehyung karena melihat adiknya dalam kondisi yang tidak diperkenankan untuk membawa mobil seperti ini.

Dia terlalu panik, Seok Jin tidak ingin melihat untuk kedua kalinya jika Taehyung terluka. Sudah cukup baginya, merasakan perasaan yang amat menyayat hatinya.

Taehyung berlari mendekati Hoseok yang sama khawatirnya dengannya. Seok Jin segera memeriksa kondisi sang Ayah. Berhubung ia seorang Dokter, maka ia mengambil ahli untuk memberi pria paruh baya itu pertolongan pertama.

"Sebaiknya kita segera membawanya ke Rumah Sakit." Seok Jin menatap nanar ke arah Jungkook yang semakin terisak.

"Taehyung-ah, sebaiknya kau membawa Ayah Jungkook ke Rumah Sakit. Biar aku saja yang menunggu Ibunya di sini. Aku juga sudah menelpon Polisi." Hoseok bersuara. Ia menepuk pundak Jungkook saat melihat pria itu semakin tak bisa menahan cairan bening yang mengalir bebas di pipinya.

----

Jungkook segera berlari saat eksistensinya menangkap sosok sang Ibu yang berlinang air mata. Menghambur ke arah pelukannya dan mencurahkan segala emosi yang ada. Hoseok dapat melihat tubuh Jungkook benar-benar bergetar.

Taehyung tak mengindahkan apapun yang terjadi di dekatnya. Matanya terus tertuju pada ruangan yang berpintu kaca.

Taehyung segera mendekati Seok Jin yang tengah keluar dari tempat yang menjadi fokusnya sejak tadi.

"Bagaimana kondisinya, Hyung?" Taehyung tak dapat menahan rasa khawatir dan penasaran yang datang secara bersamaan.

Seok Jin tersenyum. Ia beralih menatap Jungkook beserta Ibunya yang menatapnya. Manik keduanya memancarkan perasaan berharap.

"Dia baik-baik saja. Kita membawanya di waktu yang tepat. Kalian bisa melihatnya, tetapi mungkin jangan terlalu lama, karena pasien membutuhkan waktu istirahat yang cukup." Jungkook dan sang Ibu segera berpelukan. Mereka tak lupa berterima kasih kepada Seok Jin.

Bahkan, sang Ibu tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk membalas semua budi yang Seok Jin berikan. Ia berhasil menyelamatkan satu nyawa. Satu nyawa yang sangat berharga bagi Jungkook.

"Jangan berterima kasih kepadaku, Bibi. Ini semua berkat Tuhan yang turut membantuku untuk menyelamatkan suamimu." Seok Jin mengelus pundak wanita paruh baya yang terisak di depannya ini.

Jungkook, sang Ibu, dan Hoseok beralih masuk ke dalam ruangan Ayah Jungkook. Seok Jin menghela nafas. Ia mengernyit saat mendapati Taehyung yang tengah terdiam di sampingnya.

"Ada apa?" Seok Jin membuyarkan lamunan Taehyung yang entah kapan ia buat. Taehyung mengerjap, berusaha kembali ke dalam realita. Ia sedikit tenggelam dalam alam bawah sadar.

"Aku khawatir, Hyung..." ujar Taehyung lirih. "Bagaimana jika seseorang yang berusaha membunuh Ayah Jungkook adalah orang yang sama dengan seseorang yang ingin membunuhku...."

"A... Apa maksudmu, Taehyung-ah? Kenapa kau mengaitkan peristiwa ini denganmu?" Seok Jin mencoba membantah. Memang benar, jika terkadang perasaan seorang saudara akan bertautan satu sama lain. Seok Jin pun berfikir demikian.

"Bagaimana jika ia ingin menyakiti seseorang yang dekat denganku? Dengan begitu, ia akan menyerangku mulai dari batin hingga ke fisik...." Taehyung menatap kosong lantai marmer yang terpampang di bawah kaki Seok Jin.

When a Gangster Become a CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang