Part 6.

2.4K 266 6
                                    

Taehyung bernafas lega saat acara 'perkenalan' dirinya selesai. Pria itu memutuskan untuk segera pulang mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.

"Perkenalan yang sangat bagus, Tuan Kim." Namjoon berujar. Mengedipkan matanya beberapa kali dan sukses membuat Taehyung bergidik.

"Jangan menggangguku, Hyung," Taehyung memijit pelipisnya pelan. "Dan berhenti berbuat seperti itu. Umurmu lebih tua 1 tahun dariku."

Namjoon berhenti. Ia menggerutu pelan dan segera menyusul Taehyung yang telah beberapa langkah di depannya.

"Hyung, hentikan!" Taehyung mendorong tangan Namjoon dari kepalanya. Pria itu sangat senang membuat Taehyung kesal.

Dari menarik baju Taehyung, memainkan rambutnya, atau hal-hal apapun yang bisa membuat adiknya menggerutu.

Jimin memperhatikan kedua kakak beradik di mana sang kakak tengah tertawa bebas dan sang adik yang menunjukkan wajah kesal.

Walaupun Jimin masih bisa melihat senyum kecil di wajah pria yang dijahili.

Jimin iri. Sangat iri. Ia juga ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang saudara, dijahili atau menjahili mereka, merasakan kasih sayang saudara dan orang tua, terutama kasih sayang seorang Ayah.

Pria itu mengedipkan matanya beberapa kali. Menghambat cairan bening yang semakin menumpuk di pupil coklat gelapnya.

Ia menangis.

----

Jungkook menatap Hoseok. Pria ini semakin khawatir saat matanya menangkap beberapa orang yang masuk.

"Dia menjawabnya, Hyung?" Jungkook bertanya dengan nada putus asa. Menatap sendu ke arah Hoseok.

Hoseok menggeleng sebagai jawaban. Ia menghela nafas pelan dan menatap ponsel yang tengah digenggam.

"Hei, kalian!" Hoseok dan Jungkook menoleh. Mendapat seorang pria yang mereka perkirakan berumur dua tahun di bawah Hoseok. "Boss Yoongi memanggil kalian."

"Sekarang?" Hoseok bertanya. Pertanyaan konyol meluncur dari mulutnya. Mungkin sebagai umpan untuk mengulur sedikit waktu.

"Tentu saja. Kalian bertiga akan kena masalah jika melawan." Pria itu segera berlalu.

"Bertiga? Hanya aku dan Hoseok Hyung yang ada di sini," gumam Jungkook. Ia bergidik. "Apa pria itu dapat melihat han-"

"Ayo, masuk." Taehyung menyela. Berjalan santai meninggalkan Hoseok dan Jungkook.

"Hyung!" Jungkook berlari menyusul Taehyung. Memarahi pria itu tanpa henti. Hoseok memukul kepala Taehyung pelan sembari tersenyum.

Yoongi menatap remeh ke beberapa orang di depannya. Menyampirkan jaket coklatnya di pundak dan mengelus sudut bibirnya sembari menyeringai.

"Apa hanya ini anggotamu, Ketua Gangster?" Pria di depannya bersuara. Dandanan ala anak pemberontak dengan celana yang sobek di bagian lutut.

"Pendaftarannya sudah ditutup." Yoongi berujar. Menampakkan senyum singkatnya.

Pria itu menyeringai. "Kau ingat, sekarang giliranmu untuk merelakan salah satu anggotamu. Kuakui, pukulanmu benar-benar hebat."

"Oh, ya. Aku tidak melihat anak itu? Dimana dia?" Yoongi mengedarkan pandangannya. Memperhatikan wajah-wajah di depannya.

"Yoo Jin meninggal tepat setelah 30 menit kau menghajarnya." Jungkook bergidik. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana pukulan Yoongi hingga membuat seseorang meregang nyawa.

When a Gangster Become a CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang