I'm Sorry - Min Yoongi

1K 109 5
                                    

Special for @xnowflakes
Pair - Min Yoongi x Jung Nara

"Terima kasih untuk hari ini, Nara-ya." Laki-laki yang duduk di bangku kemudi itu tersenyum manis, menghabiskan satu hari bersama teman lama, membuka nostalgia mereka kembali, membuat keduanya lupa waktu.

Nara dan Taehyung berkeliling kota Seoul, kembali mengunjungi sekolah mereka dan bercerita bagaimana kehidupan masing-masing. Dan baru mengingat pulang setelah matahari sudah terbenam.

"Sama-sama, Taehyung-ah, sampai bertemu lagi." Nara melambaikan tangannya, membiarkan teman semasa sekolahnya itu pergi.

Nara melihat jam tangannya, sudah pukul delapan malam. Perutnya sudah meronta sedari tadi, pikirannya ia hanya akan pergi ke dapur setelah itu langsung menuju kamarnya.

"Sama-sama, Taehyung-ah, sampai bertemu lagi." Suara cadel dengan aksen seperti orang mabuk membuatnya menoleh. Seseorang dengan rambut abu-abu gelap sedang duduk di ruang tamu rumahnya.

"Oppa? Sejak kapan kau di sini?" Nara mendatangi laki-laki itu dengan senyum, beberapa kali gagal bertemu karena kesibukan Min Yoongi, kekasihnya, membuatnya sungguh senang melihat laki-laki ini tiba-tiba sudah duduk di ruang tamunya.

Yoongi menoleh, senyumnya tidak seperti biasa. Terlihat dipaksa. "Sejak kau pergi dengan selingkuhanmu itu tanpa memberitahuku,"

Nara menoleh, "siapa?"

Yoongi tertawa sinis, bangkit dari tempatnya duduk langsung menuju pintu depan. "Laki-laki dengan rambut merah menyala yang bahkan tidak lebih baik dari aku."

Gadis itu ikut bangun dan memeluk kekasihnya dari belakang, benar-benar merasa bersalah. "Ia temanku, oppa. Kami hanya pergi ke sekolah lama, reuni."

Laki-laki itu acuh, tetap tidak mendengarkan gadisnya. Walaupun punggungnya kini sudah terasa basah, Yoongi tahu gadisnya menangis, tapi rasa amarahnya melihat gadis itu pergi, tanpa mengatakan apapun padanya, membuat semuanya kacau.

"Setidaknya kau beritahu aku."

"Ma-maaf, aku lupa." Nara sudah mulai berbicara dengan tidak jelas, karena tersengal dan susah menarik napas.

"Sudahlah, Nara." Dan dengan begitu, pelukan Nara yang sungguh lemah terlepas begitu saja. Yoongi berjalan menjauh dari rumah kecilnya, tanpa keinginan untuk menoleh sekali lagi.

Nara terduduk karena merasa kakinya begitu lemas. Ini kali pertamanya setelah selama enam bulan berkencan, mereka bertengkar begitu hebat. Nara tahu ia salah, tapi kenapa lelaki berkulit pucat itu sama sekali tidak mau mendengarnya?

Perutnya yang sedari tadi berbunyi kini berubah menjadi perih, perih yang tidak tertahankan. Nara memegangi kepalanya yang mulai sakit, penglihatannya mengabur, dan semuanya gelap.



**

Yoongi datang ke kampus hari ini dengan pikiran kacau, gadisnya kemarin selalu memenuhi pikirannya, membuatnya gelisah dan tidak tidur sama sekali.

Tangannya kemarin malam sudah gatal untuk menghubungi gadis itu, tapi gengsi besarnya mengalahkan segalanya. Hanya berakhir dengan harapan ia akan melihat gadis itu hari ini menyapanya dengan senyuman.

Tetapi sampai jam kuliahnya sudah habis, sudah menjelang sore, ia tidak menemukan Nara dimana-mana. Gadis itu biasanya akan menunggunya di cafetaria dengan bekal makan siang buatannya, atau di perpustakaan sambil mengerjakan tugasnya sendiri. Hari ini, nihil. Yoongi menghela napas, apa ia menghindariku?

Keesokan harinya masih sama. Masih tidak ada Nara. Batang hidung gadis itu tidak terlihat dimanapun. Dan Yoongi sudah di ambangnya. Kesal karena gadisnya tiba-tiba menghilang, dan rindu yang membuncah yang tidak bisa ia hindari. Juga ada secelah rasa khawatir yang menghantuinya. Nara baik-baik saja, kan?

Setelah dosen di hadapannya mengakhiri pelajaran, tanpa menunggu lama ia bergegas ke tempat mobilnya terpakir rapi dan menginjak pedal gas sekencang-kencangnya.

Yoongi turun dengan tergesa, mobil Nara terparkir rapi, berati ia sudah pulang. Atau bahkan Nara sama sekali tidak datang ke kampus? Setelah mengetok pintu beberapa kali, bahkan hampir menendangnya karena terlalu lama, seseorang yang ia kenal sebagai ibu Nara membukakannya pintu.

"Tante, Nara ada?"

Wanita itu tersenyum, "Yoongi, Nara lagi sakit. Dua hari yang lalu dia pingsan di depan pintu, dan ternyata maag kronis."

Lelaki dengan kemeja hitam itu tersentak. Dua hari yang lalu? Demi Tuhan ia sungguh merasa bersalah sekarang. Nara-nya sedang sakit dan ia tega-teganya mendiami gadis itu.

"Sayang?" Nara yang sedang asik menonton televisi menoleh dan terkejut mendapati Yoongi dengan raut wajah khawatir.

Tanpa menunggu lama, Yoongi mendatangi gadisnya dan memeluk Nara erat sekali. Membuat gadis di pelukannya itu membalasnya dengan tak kalah kuat. Menyalurkan rasa rindu terhalang gengsi mereka berdua.

"Sayang maaf..."

"Aku yang harus minta maaf, oppa."

Yoongi tidak membiarkan Nara bicara, membungkam bibir merah gadis itu dengan bibirnya sendiri. Kecupan Yoongi berlangsung hanya beberapa detik.

"Sst, aku yang bersalah. Aku minta maaf, Nara."

"Tidak apa-apa, oppa. Yang penting kau di sini sekarang."

Yoongi menatap gadis itu dengan sayang, benar-benar merasa bersalah. Dan ia hari itu menemani gadisnya satu hari penuh, menebus kesalahannya.


--
semoga suka ya, maaf lama banget huhu ;")
-sasha

For You [Closed Request]Kde žijí příběhy. Začni objevovat