"Najis lo. Sok-sokan pakek kalung." Nada menutup pintu kemudian berjalan mendekati Alvin yang tengah duduk di sofa. Dia mengambil tempat duduk di samping Alvin.

"Arrgh! Kalo tadi itu elo yang minta buat gue makek ginian. Gue bakalan tolak mentah-mentah deh." Ungkap Alvin frustasi sambil melepas kalungnya.

"Lagian gue itu tau banget tentang elo, Al. Gue tau kalo lo paling nggak suka makek gituan. Gue juga tau kalo lo nggak suka dipaksa antar jemput orang. Gue tau kalo lo itu nggak suka terlalu diatur. Apalagi gue tau kalo lo punya tahi lalat di ... paha." Terang Nada sambil mengganti channel TV nya.

"Najis. Lo diem-diem ngintipin gue?" Tanya Alvin kaget sambil melemparkan kalungnya ke arah Nada.

"Yee! Nafsu amat gue sama lo!" Elak Nada, "Waktu itu gue cuman nggak sengaja liat tauk! Kan lo pernah makek celana pendek waktu gue ke rumah lo. Ya jelas keliatan lah." Nada mengoceh sambil menangkap kalung yang dilemparkan Alvin.

"Ah, yaudah lah bodo. Mau lo tau tahi lalat gue di pantat juga gue bodo amat. Gue udah kelewat pusing." Alvin terlihat sok cuek, "Tuh buat lo aja." Sambung Alvin sambil menunjuk kalung yang sedang dipegang Nada.

"Kan ini kalung cowok." Protes Nada.

"Kalo dipakek buat lo juga pantes kok." Ucap Alvin sambil menyeringai jahil, "Lo kan anak setan tertomboy yang pernah gue punya."

"Tai."

"Eh, Na. Ambilin gue minum dingin dong. Haus nih. Daritadi tamu nggak dikasih apa-apa. Nggak ngehormatin tamu banget sih lo." Pinta Alvin disambung dengan omelan panjangnya.

"Biasanya juga ambil sendiri. Manja banget si lo!" Balas Nada walaupun akhirnya dia juga bangkit dari sofa untuk mengambil minum.

"Nih." Nada menyodorkan soft drink yang tersedia di kulkasnya.

"Thank's." Alvin meraihnya kemudian meneguknya hingga habis.

"Eh, Al. Ini lo simpen aja deh. Masak iya yang dikasih elo yang makek gue." Ucap Nada sambil menyodorkan kalung milik Alvin.

"Sotak lo!" Alvin menjitak kepala Nada, "Siapa bilang itu dikasih Keyra? Orang gue bayar pakek duit gue sendiri. Pakek aja sono!" Jelas Alvin tak ingin menerima kalungnya kembali.

"Yeu. Kasian amat idup lo. Dipaksa pacar buat beli barang yang nggak lo suka." Nada tertawa, "Pakein, Al." Sambungnya sambil duduk membelakangi Alvin.

"Makek ginian aja nggak bisa. Ketauan banget nggak pernah pakek perhiasan." Cibir Alvin. Tangannya meraih kalung yang tadi dipegang Nada kemudian memasangkannya di leher perempuan itu.

"Lo itu sebenernya bego atau bloon sih, Na? Ini itu lubangnya besar. Lebih besar dari kepala lo. Makeknya ya tinggal dari atas gini." Terang Alvin.

"Eh, masak sih?" Sahut Nada tak percaya.

"Dasar anak setan bego."

"Awas lo ya ngatain gue sekali lagi. Gue olesin minyak kayu putih baru tau rasa lo!" Ancam Nada, "Lagian nggak papa lah dipakein sama sahabat sendiri." Sambung Nada.

Dia sempat kaget setelah menyadari kalimat yang dia ucapkan baru saja.

Lagian nggak papa lah dipakein sama sahabat sendiri.

Sama sahabat sendiri.

Sahabat sendiri.

Sahabat.

Yah, apa yang bisa diharapkan dari hubungannya dengan Alvin selain hanya sebatas sahabat. Sahabat dekat. Semua ini terlalu salah untuknya. Kenapa perasaannya harus tertuju pada sahabatnya sendiri.

"NADA!!" Teriak Alvin di samping telinga Nada. Daritadi perempuan itu diajak bicara namun tak kunjung menyahut.

"Eh, i-iya apaan?" Nada mengerjap kaget.

"Diajak ngomong daritadi nggak nyahutin." Jengkel Alvin.

Nada diam sejenak. Menghela nafas pelan, "Gue nyesel, Al." Ungkap Nada.

"Nyesel kenapa dah lo?" Tanya Alvin heran sambil melihat wajah Nada. Wajah yang selalu dia ingat kapan saja. Bahkan ketika dia bersama Keyra sekalipun. Wajah itu tak pernah luput dari ingatannya.

"Nyesel karena udah bantuin lo sama Keyra jadian." Kini Nada menoleh. Menatap kedua bola mata Alvin, "Gue tau lo cuman bahagia di awal doang, Al. Gue tau sekarang lo itu merasa dikekang sama pacar lo sendiri. Gue tau kalo lama-lama pacar lo itu ngelunjak. Minta ini lah itu lah." Jelas Nada.

"Please, Na. Gue nggak suka ya kalo lo jelek-jelekin Keyra. Dia itu pacar gue. Wajar gue nurutin kemauan dia." Balas Alvin.

"Tapi nggak gini juga, Al. Lo bego banget sih mau-maunya disuruh ini itu? Lo juga pahamin diri lo sendiri dong!" Ujar Nada yang mulai kesal karena Alvin masih saja membela Keyra. Padahal terlihat jelas jika cowok di hadapannya kini sedang terkekang oleh peraturan yang diberikan pacarnya.

"Gue capek ya, Na buat bahas ginian." Alvin ingin marah namun dia tidak bisa. Nada memang benar. Dia memang merasa terkekang. Tapi dia juga tidak mau jika pacarnya disalahkan seperti itu. Ya, walaupun pacarnya memang salah. Tapi, dia juga tidak terima.

"Gue cuman ngingetin lo doang, Al. Jangan bego jadi cowok." Nada memeluk Alvin erat. Dia yakin jika sekarang ini Alvin sedang butuh pelukan dari seseorang.

Alvin membalas pelukan dari Nada. Perempuan di dekapannya ini memang sudah sangat memahami dirinya. Meskipun terkadang mereka masih saja sering bertengkar. Tapi nyatanya hanya dia perempuan kedua setelah Mamanya yang bisa mengerti dirinya. Bahkan perempuan ini tau jika dirinya sekarang sedang membutuhkan pelukan.



***


CrazoneWhere stories live. Discover now