Setelah berhasil pergi dari Amel dan curutnya, Nada merogoh saku roknya untuk mengambil ponsel. Segera dia mengirim pesan kepada Alvin.
Denada : Al, tembak Keyra skrang
Send
Tidak berapa lama, pesan Nada dibalas oleh Alvin.
Alphin : Gk kcepetan tuh? Lo ykin gue ditrima?
Denada : Yakin
Alphin : Tpi gue gk bwa apa2?
Denada : Bego. Cman sruh nmbak susah bngt si lo! Prcya sama gue
Alphin : Kay
Denada : Goodluck Alphin jelek!
Alphin : Dasar tukang ubah nama orang -_- nama gue Alvin nyet.
Alphin : Btw, thank's Dede Dada
Nada hanya membaca pesan dari Alvin tanpa ada niat untuk membalasnya. Lima menit lagi istirahat pertama selesai. Mood Nada untuk kembali ke kelas sama sekali tidak ada. Maka dia memutuskan untuk berjalan menuju UKS dan berniat untuk tidak mengikuti jam pelajaran bahasa.
Di UKS, tidak ada siapa-siapa. Sepi. Nada pun berjalan menuju tempat tidur UKS. Membaringkan tubuhnya berniat untuk tidur selama jam pelajaran bahasa. Tapi, sebelum itu, dia akan menyuruh Alvin untuk mengizinkannya kepada Bu Sarah bahwa dirinya sakit. Yah, hanya alasan sakit yang bisa Nada berikan agar dia terbebas dari Alvin & Keyra, begitu juga pelajaran bahasa.
Denada : Al, ntar kalo Bu Sarah nyariin gue, bilang aja gue sakit
Send.
Alphin : Lo knp, Na?
Denada : Sakit
Alphin : Mksd gue sakit ap?
Denada : Psng
Alphin : Itu bacanya gimana? Pesing?
Denada : Pusing bego
Alphin : Oh, lo sakit pusing bego?
Denada : Njir
Alphin : Iya ntar gue sampein ke Bu Sarah
Lagi-lagi Nada hanya membaca pesan dari Alvin. Saat ini dia sangat ingin tidur. Maka, dia segera menutup matanya dan beranjak pergi menuju dunia mimpi.
***
Nada terbangun dari tidur lelapnya. Sepertinya jam bahasa sudah selesai. Nada segera bangkit dari posisi tidurnya. Namun, ada seseorang yang duduk di samping tempat tidur UKS sambil memainkan ponselnya. Alvin.
"Al?" Panggil Nada sambil mengucek matanya. Dia masih sedikit mengantuk.
"Hm?" Balas Alvin tanpa mengalihkan perhatian dari ponsel yang dia pegang.
"Ngapain lo disini?" Tanya Nada heran.
Kepala Alvin terangkat kemudian menjawab sambil mengedikkan bahunya, "Nungguin anak setan yang lagi pusing." Jawabnya enteng.
Nada yang dikatai anak setan hanya bisa mendengus sebal, "Sejak kapan lo disini?" Nada mengganti pertanyaannya.
"Sejak pertengahan pelajaran bahasa." Jawab Alvin. Ponselnya kini ia masukkan ke saku celana kotak-kotaknya, "Masih pusing?" Tanya Alvin sambil menyentuh dahi Nada.
"Nggak." Jawab Nada sambil menggeleng.
"Yaudah pulang yuk?" Ajak Alvin sambil menyampirkan lengan kanannya di pundak Nada.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Crazone
Teen FictionIni semua awalnya sangat menyenangkan. Meskipun kadang menyebalkan juga. Tapi, waktu semakin membuat semuanya terkesan janggal. Karena bagaimanapun yang dulu tak pernah terlintas dan direncanakan, sekarang malah terjadi tanpa diminta. Dan itu cukup...