Luv in Skool - Jeon Jungkook

Mulai dari awal
                                    

"A-ah itu sunbae, Yongie berhutang cerita kepada ku tentang drama terbaru yang tak sempat aku tonton," jawab Hyun Wook setelah mendapatkan lirikan dari ku. Jungkook sunbae menatap aku dan Hyun Wook dengan tatapan tak percaya. Setelah melihat ekspresi meyakinkan dari kami berdua Jungkook sunbae hanya menganggukkan kepalanya dan mulai menyuapkan makanan jatah makanannya.

Dengan kikuk aku dan Hyun Wook kembali melanjutkan acara makan kami. Hening. Tak ada percakapan yang terjadi di antara kami. Sedari tadi aku dan Hyun Wook bertukar pandang dengan hati-hati berharap mereka berdua -Jungkook sunbae dan Taehyung sunbae- tak terganggu dengan kegiatan kami.

"Apakah aku dan Taehyung hyung tak boleh ikut bergabung dengan percakapan yang kalian lakukan lewat tatapan mata kalian itu?" Tanya Jungkook sunbae dengan tenang. Aku terbatuk dan dengan sigap Jungkook sunbae mengulurkan minuman ku. Aku dapat melihat ekspresi Jungkook sunbae yang sangat tenang.

Jangan katakan jika ia diam-diam memperhatikan tingkah laku ku?

"M-mianhamnida sunbae jika aku dan Hyun Wook menganggu kegiatan makan kalian."

Taehyung sunbae tertawa "Kau ini bicara apa? Kau tidak menganggu kegiatan makan kami. Bahkan aku merasa jika Jungkook lah yang mengganggu acara makan kalian berdua. Aku benar kan?"

Aku meringis pelan merasa tidak enak kepada mereka berdua.

Apa itu terlihat jelas sekali?

"Sudah lah, Jungkook memang begitu. Hmmm... Bagaimana jika kita mengulangnya dari awal? Halo namaku Kim Taehyung. Panggil saja aku Taehyung Oppa."

"Mana ada oppa yang bertingkah laku aneh seperti mu hyung" Celetuk Jungkook sambil meminum minumannya.

"YA! Bocah ini dasar! Sekarang perkenalkan dirimu."

"Arraseo. Halo kalian pasti telah mengenalku. Nama ku Jeon Jungkook. Terserah ingin memanggil ku apa tetapi untuk mu manis." Tatapannya beralih kepada ku. Dan jantung ku langsung berdetak lebih cepat daripada ritme normalnya ketika ia memanggilku manis.

"Kau harus memanggil ku oppa. Ingat kau harus memanggil ku o-p-p-a. Tak ada bantahan arraseo?" Ucapnya sambil tersenyum dan tangan kanannya mengelus puncak kepala ku dengan sayang. Dan detik itu juga aku merasa kehidupan sekolah ku telah benar-benar hancur.

---

Bisikan-bisikan kian jelas terdengar ketika aku berjalan melewati lorong menuju loker ku. Tolong ingatkan aku untuk selalu memakai earphone ketika sedang berada di luar kelas. Dengan kesal aku membuka pintu loker ku dan kini aku takkan terkejut lagi jika aku menemukan sebuah boneka rillakuma kesukaan ku dan setangkai bunga mawar merah di sisinya yang telah diikat oleh sebuah kartu ucapan.

Aku tahu terkadang perkataan orang lain sangat menyakitkan untuk kita dengar. Maafkan aku yang membuat mu berada di dalam situasi seperti ini. Tapi bisa kah kau bertahan untuk menghadapinya?

-Jungkook-

"Kenapa aku? Harus kah aku?" Ucap ku sambil memainkan kartu ucapan itu sambil menghela nafas panjang.

"Karena kau berbeda."

Aku mendongakkan kepala ku dan menatap sumber suara yang ada di belakang ku. Tentu saja si pengirim boneka rillakuma berserta bunga mawar dan kartu ucapannya.

"Tentu saja berbeda. Aku tidak cantik dan aku juga tidak populer seperti sunbae. Tapi... kenapa harus aku yang berada di situasi seperti ini sunbae?"

Jungkook sunbae menarikku kedalam pelukannya. Hangat dan nyaman. Itu yang ku rasakan ketika berada di dalam pelukannya. Dari jarak sedekat ini aku dapat menyium aroma Jungkook sunbae yang baru ku ketahui sangat memabukkan.

"Karena kau berbeda manis. Dan hati ku telah memilih mu," bisik Jungkook sunbae sambil mengelus rambut lurus ku yang panjangnya hanya sebatas bahu ku dengan sayang.

"Aku tak mengerti sunbae. Ini semua terasa sangat tiba-tiba. Dan aku bingung harus berbuat seperti apa di dalam situasi ini," ucapku dengan jujur.

Jungkook sunbae terkekeh pelan dan dapat aku merasakan sesuatu yang hangat menyentuh puncak kepala ku.

"Jika aku mengatakan Maukah kau berkencan dengan ku. Apa kau akan mengerti?" Tanya Jungkook sunbae sambil melonggarkan pelukkannya dan menatap tepat ke manik mata ku dengan tatapan yang bersungguh-sungguh.

Seperti terhipnotis aku menganggukkan kepala ku dan membuat Jungkook sunbae menampilkan senyuman semanis madunya kepadaku.

"Baiklah jika kau mau. Sampai jumpa nanti malam jam 7. Aku akan menjemput mu di rumah" Ucap Jungkook sunbae sambil tersenyum dengan senangnya yang membuatku merasa pusing akan pesona nya yang sangat kuat.

"Saranghae," bisiknya yang disertai sebuah kecupan super cepat nya yang mengenai pipi kiri ku.

Dan perlahan tapi pasti pipi ku mulai bersemu merah dan jantung ku kembali berdetak melebihi ritme normalnya.

---

"Jadi, sebelum kau meminta ku menjadi kekasih mu kau sudah terlebih dahulu menyukai ku saat aku tanpa sadar bertemu dengan mu di perpustakaan?"

Jungkook oppa meminum minumannya dengan gusar

"Ucapan mu seolah-olah aku ini adalah penguntit mu. Bukan kah itu adalah hal wajar untuk seorang untuk lelaki mengetahui segala hal mengenai calon kekasihnya?" Gerutu Jungkook oppa yang membuat ku semakin tertawa karena telah berhasil membuatnya kesal.

"Tapi, mengapa aku tak menyadarinya ya?" Ucap ku sambil mencoba mengingat awal mula pertemuan kami berdua.

"Kebiasaan jelek mu itu harus di ubah dari sekarang sayang. Bagaimana jika nanti ada seorang penguntit yang benar-benar mengikuti mu disaat aku tidak ada?"

"Berhenti menakuti ku oppa!"

Dan kini tangan ku mulai melancarkan aksinya.

Sekian dan terima kasih. Tertanda kuenanas

For You [Closed Request]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang