Late and Embarrassing

52.2K 2K 25
                                    

Teng...

Teng...

Teng...

Teng...

Teng....

Suara lonceng gereja menandakan misa pemberkatan ini akan segera dimulai. Para undangan berdiri untuk menyambut mempelai wanita masuk.

Beberapa orang menoleh kearahku yang datang terlambat dan membuat kegaduhan. Aku mengibaskan gaunku dan berdiri tegak menyambut mempelai wanita.

Aku terkikik saat Sebastian, sang mempelai pria melotot kearahku yang datang terlambat.

'Untung kau datang tepat waktu. habis lo kalau ga datang!'

Seperti itulah arti pandangannya.

Sebastian adalah sahabatku sewaktu kuliah dan partner kerjaku dua tahun yang lalu sebelum aku punya usaha EO sendiri yang lumayan berkembang.

Dia selalu mendukungku melebihi keluargaku sendiri.

"Kau tidak lupakan kalau hari ini sahabatmu menikah?" bisik gadis disebelahku.

Aku menoleh dan baru menyadari bahwa Isabel ada disebelahku. Dia adalah adik Sebastian yang juga akrab denganku. Sama sepertinya aku berdiri menyambut mempelai wanita.

Yah, kalian pasti tahu apa tugasku dan Isabel.

Bridemaids!

Yupz!

Sebenarnya aku menolak mentah-mentah permintaan Sebastian, tapi karena bujukan dan rayuan mautnya membuatku tak bisa bilang tidak lagi. Well, sebenarnya aku bukannya tidak mau tapi karena pilihan gaun mempelai wanita ini yang aku tidak berminat menjadi bridemaidsnya.

Gaun berwarna hijau muda selutut dengan pita orange dipinggang dan seikat bunga mawar ditangan para pendamping wanita.

"I hate green!" celetukku.

Spontan Isabel meringis. Bisa kalian bayangkan warna hijau muda lembut bercampur orange dan ditambah warna kulitku yang coklat, hal ini membuatku merasa seperti pohon yang biasa diacara drama natal anak TK.

Pandanganku terarah pada sosok yang terkikik melihatku dan berbisik ke pria pendamping disebelahnya. Sesaat pandangan kami bertemu dan ada segurat senyum diwajahnya.

Shitt!

Umpatku dalam hati.

Pasti mereka sedang membicarakan aku yang seperti ini.

Aku segera mengalihkan pandanganku kearah mempelai wanita yang sudah sampai disamping Sebastian.

"Kapan kau menyusul?"

Pertanyaan Isabel ini spontan membuatku melotot kearahnya dengan kesal. Isabel hanya terkikik dan itu terakhir kami berdua bergosip diacara pemberkatan ini.

Pandanganku kembali bertemu dengan pria tadi yang teraenyum padaku yang sekarang menunjuk bibirnya dan spontan aku melotot kearahnya.

Kurang ajar sekali dia, dasar playboy.

Pria mata keranjang!

Vonisku dalam hati.

Aku segera membuang pandanganku dan fokus pada acara ini.

"Nes..." kata Isabel seraya menunjuk bibir kiriku.

"Apaan?" tanyaku heran.

"Apartemen lu kekurangan kaca? atau lu...habis dicium bison?"

"Hah?!!"

Aku segera mengeluarkan handphoneku dan memencet aplikasi mirror dan goddamn!!




Say next and i'll publish next part....

Just 5 next....

Mr. And Mrs. (Sudah Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang